Gunung Malabar. Gunung wayang memiliki mata air utama yang mengaliri wilayah Jawa Barat dan Jakarta. Mata air itu di sebut
mata air Pangsiraman yang mengalir ke aliran Sungai Citarum dengan luas panjang aliran Sungai Citarum adalah 225 Km. Hal ini
sangat penting karena dalam usaha peternakan sapi dapat digunakan untuk memandikan sapi, membersihkan kotoran ternak
dan membersihkan kandang. Daerah penelitian mendukung dalam pemanfaatan biogas menjadi energi alternatif karena Desa
Tarumajaya berada pada zone iklim sejuk dengan kisaran suhu tahunan 10 - 20°C dan dengan ketinggian tempat 1400
– 1700 m di atas permukaan laut. Sesuai dengan klasifikasi iklim Junghuhn
yang diklasifikasikan sesuai dengan kehidupan tumbuh-tumbuhan, maka Desa Tarumajaya termasuk ke dalam zone iklim sejuk yang
cocok ditanami teh, kopi, kina, dan sayur-sayuran. Kondisi ini menguntungkan untuk peternak karena mudah mendapatkan pakan
ternak. 2.
Respon masyarakat dalam pemanfaatan biogas di Desa Tarumajaya antara lain:
a. Masyarakat yang sepenuhnya menerima yaitu masyarakat
yang telah lama menggunakan biogas. Masyarakat ini adalah masyarakat yang mengikuti sosialisasi dan
pelatiahan dari awal pembuatan biogas sampai sekarang masih menggunakan biogas.
b. Masyarakat yang menerima biogas namun belum pernah
mempraktekan pembuatan biogas. Masyarakat ini adalah masyarakat yang telah mendapatkan sosialisasi seputar
biogas tetapi tidak sepenuhnya memahami akan manfaat yang telah diberikan oleh biogas, cara kerja biogas serta
mekanisme pembuatan biogas. c.
Masyarakat yang menerima biogas dan sudah pernah mempraktekan pembuatan biogas. Masyarakat ini adalah
masyarakat yang telah mengikuti sosialisasi biogas dan pernah menggunakan biogas namun trauma akibat kantong
penampung biogas pernah meledak. Hingga saat ini tidak pernah mau menggunakan biogas lagi.
d. Masyarakat yang menolak biogas. Masyarakat ini adalah
masyarakat yang terang-terangan tidak pernah mengikuti sosialisasi.
B. IMPLIKASI
Pemanfaatan biogas sejak tahun 2013 mendapatkan respon yang positif dan negatif dari masyarakat Desa Tarumajaya. Masyarakat yang
memberikan respon postif adalah masyarakat yang benar-benar paham, sering melakukan sosialisasi dan telah menggunakan biogas sampai hari
ini. Untuk masyarakat yang memberikan repson negatif adalah masyarakat yang tidak pernah mengikuti sosialisasi dan tidak paham akan manfaat
serta penggunaan biogas. Keterlibatan masyarakat dalam pemanfaatann biogas kurang
terlihat. Peneliti mengemukakan bahwa pemanfaatan biogas masih kurang berkembang di Desa Tarumajaya. Hal ini diakibatkan kurangnya
kesadaran masyarakat untuk membersihkan lingkungannya dari kotoran ternak dan sengaja membuang ke aliran sungai sampai ke Citarum.
C. SARAN
Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan diatas, saran-saran yang dapat penulis berikan untuk pengembangan biogas di Desa
Tarumajaya antara lain: a.
Masyarakat harus lebih aktif lagi dan memiliki sifat peduli terhadap lingkungan sekitar, karena berdasarkan penelitian hanya
segelintir warga yang aktif dalam mengurangi kotoran sapi menjadi pupuk dan dijadikan bahan baku pembuatan biogas, selebihnya
dibiarkan mengalir sampai ke Citarum.
b. Pelaksanaan sosialisasi harus dilakukan minimal setahun dua kali
untuk melihat apakah ada kerusakan dan penambahan instalasi di Desa Tarumajaya. Sehingga masyarakat dapat dengan mudah
mengantisipasi apabila terjadi kerusakan pada instalasi biogas. c.
Adanya penambahan program selain biogas, dan eco village yang sedang berjalan di Desa Tarumajaya. Karena peneliti melihat
program eco village atau kampung berbudaya lingkungan yang tengah dilaksanakan kurang mendapat respon di masyarakat.
Masyarakat yang melakukan program eco village berasal dari luar Desa Tarumajaya, untuk di Desa sendiri masih kurang warga yang
ikut berpartisipasi. d.
Keterlibatan perangkat Desa antara lain Kelurahan, RW, maupun RT untuk bekerjasama dalam melakukan sosialiasasi kepada warga
mengenai program biogas di Desa Tarumajaya, Kecamatan Kertasari, Kabupaten Bandung, Jawa Barat.
e. Koordinasi kepada pihak Kementerian Lingkungan Hidup dan
Perhutani dalam hal pembagian lahan agar masyarakat dapat mendapatkan lahan sebagai tempat pembuatan instalasi biogas.
DAFTAR PUSTAKA
Alfiandi, Widoyo, Epistemologi Geografi, Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 2001.
Ardiansyah, Andri Noor , Klimatologi Umum, Tangerang Selatan : UIN Jakarta Press, 2013. Arikunto, Suharsini. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta,
2002. Aripin, Jaenal dan Salam, Syamsir, Metodologi Penelitian Sosial, Jakarta: UIN Jakarta
press. Damanik, Asan. Fisika Energi. Yogyakarta: Penerbit Universitas Sanata Dharma, 2011.
Hamalik, Abu, dkk, Ilmu Sosial Dasar, Jakarta; PT Rineka Cipta, 2009 Kang Uus. Wawancara. Desa Tarumajaya. 4 September 2016.
Mediastika, Christiana E. Hemat Energi Lestari Lingkungan melalui Bangunan. Yogyakarta: C.V Andi Offset, 2013.
Meleong, Lexy. J. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2009. Monografi Desa Tarumajaya tahun 2010
Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional. Kamus Bahasa Indonesia, Jakarta : Pusat Bahasa, 2008.
Putera, Nusa, Penelitian Kualitatif : Proses Aplikasi, Jakarta: PT Indeks, 2012. Sejati, Kuncoro, Pengolahan Sampah Terpadu dengan Sistem Node, Sub Point, Center Point,
Yogyakarta: Penerbit Kanisius, 2009. Shadily, Hasan dan Echlos, John. Kamus Besar Bahasa Inggris Indonesia. Jakarta: Gramedia,
2003. Soelaeman, M. Munandar, Ilmu Sosial Dasar Edisi Revisi, Bandung: PT Eresco, 1995.
Sukandarrumidi, dkk. Energi Terbarukan Konsep Dasar Menuju Kemandirian Energi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 2013.
Wahyuni, Sri. Biogas Energi Alternatif Pengganti BBM, Gas, dan Listrik. Jakarta: Agro Media Pustaka, 2013.
Winkel, W.S. Psikologi Pengajaran. Yogyakarta: Media Abadi, 2004.