Dalam memasang instalasi biogas cara yang paling awal yakni dengan melakukan penyetelan akan kondisi digester sebelum dimasukkan ke dalam
lubang yang telah dibuat dengan diameter 1 meter. Langkah selanjutnya masukan digester perlahan agar tidak rusak pastikan kembali posisi inlet dan
outlet sudah pas. Setelah digester masuk kedalam lubang, pasang gas yang telah terhubung dengan bagian atas digester untuk pipa lainnya
disambungkan ke dapur untuk menghasilkan panas. Langkah selanjutnya timbun tanah disekeliling digester tersebut. Terakhir sambungkan slang yang
telah disediakan ke kompor agar dapat menyalurakan gas hasil fermentasi tersebut.
5 Pemeliharaan Instalasi Biogas
Berikut beberapa hal yang harus diperhatikan agar biogas dapat memproduksi gas secara terus-menerus:
a Mengisi bahan baku berupa kotoran ternak segar ke dalam
digester sesuai dengan kapasitas harian agar produksi dapat kontinu.
b Mencegah bahan penghambat pestisida, disinfektan, air detergen,
atau sabun masuk ke dalam digester. c
Membersihkan peralatan seperti kompor dan generator secara teratur.
d Mengelola limbah biogas secara teratur.
e Mengaplikasikan hasil olahan sisa bahan baku pembuatan biogas
agar tidak terjadi penumpukan pada bak penampungan. f
Segera perbaiki jika terjadi kebocoran pada instalasi peralatan biogas.
46
Berdasarkan pernyataan tentang pemeliharaan instalasi biogas, disebutkan bahwa dalam memelihara instalasi biogas hal pertama yang
perlu dilakukan adalah mengisi bahan baku agar dapat dilakukan proses fermentasi secara kontinu dan mengurangi limbah peternakan. Kedua
yakni mencegah bahan penghambat masuk salah satunya yaitu sabun hal ini di khawatirkan akan menyumbat atau mengurangi hasil gas karena
tercampur bahan dari luar.
46
Ibid,. h. 49-50
Selanjutnya membersihkan dan mengelola limbah secara teratur agar terlihat selalu bersih. Selanjutnya yakni mengaplikasikan atau
mendaur ulang hasil olahan sisa pembuatan biogas menjadi pupuk agar tidak mengasilkan bau. Terakhir segera perbaiki jika terjadi kerusakan
pada instalasi biogas.
6. Kelebihan dan Kekurangan Penggunaan Biogas
P. Renosari mengungkapkan beberapa kelebihan dan kekurangan dari biogas adalah sebagai berikut:
a. Masyarakat tak perlu menebang pohon untuk dijadikan kayu bakar.
b. Kotorannya dapat digunakan sebagai bahan bakar pengganti gas
elpiji. c.
Sisa limbah yang dikeluarkan dari biodigester dapat dijadikan pupuk sehingga tidak mencemari lingkungan.
d. Dapat berkontribusi menurunkan emisi gas rumah kaca melalui
pengurangan pemakaian bahan bakar kayu dan bahan bakar minyak.
e. Relatif lebih aman dari ancaman bahaya kebakaran.
f. Mengurangi penggunaan bahan bakar lain minyak tanah, kayu,
dan lain sebagainya oleh rumah tangga atau komunitas. g.
Menjadi metode pengolahan sampah raw waste yang baik dan mengurangi pembuangan sampah ke lingkungan aliran airsungai.
h. Meningkatkan kualitas udara karena mengurangi asap dan jumlah
karbodioksida akibat pembakaran bahan bakar minyakkayu bakar. i.
Secara ekonomi, murah dalam instalasi serta menjadi investasi yang menguntungkan dalam jangka panjang.
Selain keuntungan dari penggunaan biogas sebagai energi alternatif, adapun kekurangan dari penggunaan biogas antara lain:
a. Memerlukan dana tinggi untuk aplikasi dalam bentuk instalasi
biogas. b.
Tenaga kerja tidak memiliki kemampuan memadai terutama dalam proses produksi.
c. Belum dikenal masyarakat.
d. Tidak dapat dikemas dalam bentuk cair dalam tabung.
47
Penulis menyimpulkan, biogas memiliki beberapa kelebihan juga kekurangan. Biogas yang memiliki harga murah, relatif aman,
47
P. Renosori. Kajian Peningkatan Pemanfaatan Kotoran Sapi Menjadi Biogas Dengan Metode SWOT dan AHP di Desa Wangunsari Kecamatan Lembang. Jurnal Buana Sains, Vol. 12,
No. 1 Tahun 2012. h. 109.
menggurangi penggunaan bahan bakar lain seperti minyak tanah, kayu, juga dapat mengurangi pembuangan sampah ke lingkungan. Dampak
negatif dari biogas belum terlalu nampak sejauh penelitian yang telah dilakukan, hanya saja program biogas memang belum banyak diketahui
oleh masyarakat dikarenakan kurangnya sosialisasi.Terlebih dari banyaknya keuntungan yang didapatkan dari penggunaan biogas
ketimbang dari kekurangannya, hal ini menjadi tidak berlebihan ketika biogas dapat digunakan menjadi energi alternatif yang mudah, murah, dan
berjangka panjang.
7. Dampak Positif Biogas untuk Masyarakat di Desa Peternak
Penggunaan biogas di daerah pedesaan telah banyak memberi dampak positif bagi masyarakat terutama untuk lingkungan sekitar, tak
terkecuali para peternak yang menggunakan kotoran sapinya untuk dijadikan biogas. Manfaat biogas selain mudah pembuatannya, murah
bahan bakunya juga relatif aman digunakan untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga, biogas juga dapat dijadikan mata pencaharian sampingan
yakni hasil pupuk nya dapat dijual di pasar-pasar. Seperti yang telah dilakukan oleh kelompok tani Pasanggani Limboro yang bekerja sama
dengan Balai Penelitian Tekhnologi Pertanian BPTP Sulawesi Tengah melalui program peningkatan pendapatan petani melalui inovasi yang
dibiayai oleh Asian Development Bank. Menurut Ahyar selaku tehknis biogas Limbaro mengungkapkan,
manfaat biogas sudah sangat terasa di desa ini. Biasanya kami membutuhkan 20 liter minyak tanah perbulan, namun semenjak adanya
biogas hanya dibutuhkan dua liter untuk penggunaan satu bulan. Beliau menambahkan, “Beberapa desa dan kecamatan di Donggala meminta
diajari membuat biogas dari tahi sapi ini. Cuma kendalanya, kompor gas tidak tersedia karena membutuhkan kompor khusus.
48
B. Hasil Penelitian yang Relevan
1. Penelitian dilakukan oleh Shofian Rinazani Respon Masyarakat
Terhadap Pemanfaatan Energi Alternatif Biogas Di Desa Tarumajaya Kecamatan Kertasari Kabupaten Bandung, Skripsi. Hasil
penelitian menunjukan 3 respon yang diberikan masyarakat yaitu: masyarakat yang menolak program biogas dikarenakan kurangnya
pelatihan dan informasi mengenai biogas, masyarakat yang menerima tapi tidak pernah mempraktekan biogas ini dikarenakan tidak
sepenuhnya memahami akan manfaat biogas, cara membuat instalasi biogas, serta mekanisme cara kerja biogas, dan masyartakat yang telah
menerima informasi dan menggunakan biogas sampai saat ini.
49
2. Penelitian dilakukan oleh Mamat Ruhimat, dkk Sosialisasi dan
Pelatihan Pemanfaatan Biogas Skala Rumah Tangga Sebagai Sumber Energi Alternatif Ramah Lingkungan di Kampung Parabon Desa
Warnasari Kecamatan Pengalengan Kabupaten Bandung, Jurnal. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penduduk di Kampung
Parabon masih belum mendukung sepenuhnya kegiatan biogas ini hal ini dikarenakan masih adanya trauma akibat gempa bumi yang terjadi
pada tanggal 02 September 2009 sehingga kegiatan ini menjadi molor dari jadwal yang telah dibuat. Masih banyak penduduk yang malas
mengelola kotoran sapi untuk di buat menjadi biogas, kebanyakan penduduk desa Parabon membuang kotoran sapinya begitu saja yang
48
Darlis, Minyak Tanah Mahal, Warga Gunakan Biogas Kotoran Sapi, Tempo Interaktif, Jakarta, 21 September 2007,
http:id.scribd.comdoc301816139Biogas-Dari-Kotoran-Sapi ,
diakses tanggal 11 Oktober pukul 23:32 WIB
49
Shofian Rinazani, “ Respon Masyarakat Terhadap Pemanfaatan Energi Alternatif Biogas Di Desa Tarumajaya, Kecamatan Kertasari, Kabupaten Bandung.” Skripsi pada UPI
Bandung, Bandung 2011, tidak dipublikasikan.
berakibat pada tercemarnya lingkungan. Ditambah lagi kurangnya sosialisasi di lingkungan penduduk akan manfaat biogas.
50
3. Penelitian ini dilakukan oleh Alla Asmara, M. Parulian Hutagaol, dan
Salundik Analisis Potensi Produksi dan Persepsi Masyarakat dalam Pengembangan Biogas pada Sentra Usaha Ternak Sapi Perah pada
Kabupaten Bogor, Jurnal. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa sebagian besar responden, baik peternak maupun non-peternak
menyatakan setuju bahwa kotoran sapi yang tidak diolah akan memberikan dampak yang negatif. Berdasarkan survey diketahui 95
responden setuju bahwa kotoran sapi yang tidak diolah akan menimbulkan bau dan mengakibatkan penyakit. Sementara itu, terkait
dengan pernyataan bahwa kotoran sapi yang tidak diolah akan merusak lingkungan pemukiman dijawab setuju oleh 81 responden.
Proporsi rumah tangga nonpeternak yang menyatakan setuju mencapai lebih dari 95, sedangkan responden peternak hanya sekitar
57. Keseluruhan responden sepakat bahwa pengolahan kotoran sapi menjadi biogas akan memberikan dampak positif kepada masyarakat,
sebanyak 87,5 menyatakan setuju atas pernyataan ini.Namun begitu alasan peternak masih belum banyak yang mengguanakan biogas
dikarenakan terbatasnya pengolahan biogas yang dilakukan adalah ketidakmampuan
menyediakan biaya,
ketidaktahuan tentang
tekhnologi biogas dan biogas membutuhkan tekhnologi yang canggih. Sebanyak 47,50 menyatakan setuju atas pernyataan ini.
51
50
Mamat Ruhimat,dkk, op.cit., h.5-6
51
Alla Asmara, M. Parulian Hutagaol, dan Salundik,Analisis Potensi Produksi dan Persepsi Masyarakat dalam Pengembangan Biogas pada Sentra Usaha Ternak Sapi Perah di
Kabupaten Bogor, Jurnal Agribisnis Indonesia. Vol. 1, 2013. h.74
34
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan di Desa Tarumajaya Kecamatan Kertasari Kabupaten Bandung Jawa Barat. Waktu penelitian dilakukan pada semester
VII ganjil tahun pelajaran 2014-2015.
Gambar 3.1 Peta Administrasi Desa Tarumajaya
Peneliti mengambil Desa Tarumajaya menjadi tempat penelitian karena Desa Tarumajaya menjadi Desa dengan banyak peternakan sebagai pemasok
susu yang dihasilkan peternakan sapi ke PT. Ultra Jaya dan Frisian Flag melalui KPBS Pangalengan.
1
1
https:id.wikipedia.orgwikiTarumajaya,_Kertasari,_Bandung diakses Minggu 06
September pukul 20:51 WIB.