Mengetahui Respon Masyarakat Tentang Biogas

c. Mendapatkan Dana dari Pemerintah atau Secara Gotong-

royong Pemberian dana untuk program Desa biasanya diberikan oleh pihak Desa secara cuma-cuma melalui RW yang nantinya rinci lagi ke masing- masing ketua RT yang ada di dalam wilayah RW tersebut. Menurut Kang Uus, “Kementerian Lingkungan Hidup, tapi beda Desa beda pemberian. Ada yang dari Pemerintah, Kementerian dan juga ada yang dari Provinsi. Untuk Desa Tarumajaya di dapatkan dari Kementerian Lingkungan Hidup ”. 33 Pemberian instalasi biogas didapatkan dari Kementerian Lingkungan Hidup untuk Desa Tarumajaya sendiri. Untuk warga tidak dipungut biaya bahkan di berikan upah untuk warga yang mau sukarela membangun instalasi biogas, pembayaran upah sesuai dengan upah kerja perjam, setiap warga hanya mengangkut batu sebagai bantuan swadaya. 34 Berdasarkan hasil diatas, dapat disimpulkan bahwa instalasi biogas 100 gratis di dapatkan dari Pemerintah, yang kemudian hanya diminta secara swadaya untuk mengangkat batu, malah jadi warga yang rumah nya mau di bangun instalasi biogas, di berikan uang oleh pemerintah.

3. Respon Behavioral Masyarakat dalam Pembuatan Biogas Sebagai

Energi Alternatif Respon behavioral merujuk kepada perilaku nyata yang dapat diamati yang meliputi pola-pola tindakan, kegiatan, atau kebiasaan perilaku. 35 Bentuk dari respon behavorial berdasakan hasil penelitian dijabarkan dalam sebagai berikut: a. Mengisi Rutin Kotoran Sapi ke Digester Menurut Widarto dan Sudarto, dalam Sukandarrumidi, dkk, perihal perhitungan kapasitas alat didasarkan pada jumlah ternak sapi dan tinja yang dihasilkan: 33 Wawancara pribadi dengan Kang Uus , aktivis lingkungan, September 2016, h.91 34 Wawancara pribadi dengan Kang Uus , aktivis lingkungan, September 2016, h.92 35 Galih Aulia Rachman, op, cit. h. 19 1 Tiap 1 ekor sapi menghasilkan 2 ember kotoran per hari. 2 Kotoran perlu diencerkan dengan 3 ember air. 3 Volume untuk 1 ember adalah sekitar kurang lebih 10 liter. 4 Jumlah ternak yang diusahakan untuk digunakan minimal 4 ekor sapi. 5 Lamanya fermentasi proses pembentukan gas kurang lebih 30 hari. 36 Berdasarkan perhitungan diatas, maka setiap hari kotoran yang masuk sebagai umpan dalam digester adalah 2 ember tinja + 3 ember air = 5 ember. Bila 1 ember = 10 liter, maka ada 50 liter campuran tinja dan air untuk 1 ekor sapi. Lama proses pembentukan gas dalam digester 30 hari, maka tiap ekor sapi membutuhkan ruang digester 30X50 liter = 1.500 liter. Bila jumlah ternak yang diusahakan 4 ekor sapi, maka volume digester yang harus dibuat 4X1.500 liter = 6.000 liter atau 6 meter kubik. Seperti pernyataan diatas bahwa biogas membutuhkan waktu kurang dari 30 hari untuk menghasilkan gas, pernyataan ini senada dengan Mamat Ruhimat, menurutnya setelah kurang dari 10 hari reaktor biogas dan penampung biogas akan terlihat mengembang dan mengeras karena biogas telah menghasilkan gas. Biogas yang telah tertampung dapat langsung digunakan. 37 Menurut Kang Uus, instalasi yang ada di Desa Tarumajaya adalah instalasi yang praktis dan mudah tidak mengoperasikan instalasi yang lama karena dulu pernah meledak dan harus di pompa dengan dihasilkan dari tenaga listrik. 38 Penggunaan listrik tidak sama dengan prinsip biogas yang berfungsi sebagai energi alternatif tanpa bantuan energi listrik, hanya dibantu oleh bakteri pada saat proses fermentasi berlangsung dan mendapatkan panas matahari yang cukup agar suhu tetap hangat. 36 Sukandarrumidi, Herry Zardak Kotta, dan Djoko Wintolo, op. cit. h. 270. 37 Mamat Ruhimat,dkk, Sosialisasi dan Pelatihan Pemanfaatan Biogas Skala Rumah Tangga sebagai Sumber Energi Alternatif Ramah Lingkungan di Kampung Parabon Desa Warnasari Kecamatan Pengalengan Kabupaten Bandung, Survey Pemetaan dan Informasi Geografis FPIPS UPI 38 Wawancara pribadi dengan Kang Uus, Aktivis Lingkungan, September 2016, h.97