Latar Belakang Masalah Respon Masyarakat dalam Pemanfaatan Biogas Sebagai Energi Alternatif di Desa Tarumajaya, Kecamatan Kertasari Kabupaten Bandung, Jawa Barat

warga yang tidak tahu menahu tentang biogas didampingi dulu untuk pemanfaatan kotoran sapi, jadi pupuk organik misalnya. Tetapi didampingi hingga pemasarannya, sehingga bisa menambah pemasukan ekonomi. Untuk biogas, yang perlu dilakukan adalah pendamping dan aktivasi kembali biogas yang sudah ada. Dimaksimalkan saja dulu yang sudah ada. 9 Faktor lain selain dari masyarakat, kekhawatiran lain juga muncul untuk alat yang digunakan sebagai tempat pembuatan biogas digester ini rusak. Bagaimana pengelolaannya dan bagaimana pemeliharaannya, semua harus diberikan pengarahan juga sosialisasi berkelanjutan untuk dapat mengoptimalkan program biogas kedepannya. Selain faktor diatas, faktor yang paling penting adalah biaya. Dibandingkan dengan pembuatan pupuk kandang, biogas memerlukan biaya yang cukup mahal untuk membeli setiap alat demi menunjang prosesnya. Pembuatan pupuk kandang hanya melibatkan kotoran sapi tanpa melalui proses yang panjang. Dapat disimpulkan bahwa terjadinya perbedaan respon baik itu negatif maupun positif dari masyarakat Desa Tarumajaya mengenai program biogas yang telah berjalan hingga saat ini. Masyarakat yang masih awam tentang biogas beranggapan bahwa biogas memerlukan biaya yang banyak, belum lagi kurangnya pengetahuan dan sosialisasi akan manfaat yang dihasilkan dari biogas. Maka dari itu penggunaan biogas saat ini diharapkan dapat diterima positif oleh masyarakat Desa Tarumajaya dalam upaya memperbaiki keadaan sungai Citarum dan menjadi energi alternatif untuk keberlangsungan hidup bersama. Penelitian terdahulu telah dilakukan oleh Shofian Rinazani tahun 2011 mengenai respon masyarakat terhadap pemanfaatan energi biogas di Desa Tarumajaya, hasil yang didapatkan menunjukan ada 3 respon yakni respon masyarakat yang menolak biogas dikarenakan kurangnya pelatihan dan informasi, respon kedua yakni masyarakat menerima tapi tidak pernah mempraktekan dikarenakan tidak sepenuhnya memahami akan manfaat biogas, dan respon 9 Hasil wawancara dengan Kang Uus, aktivis lingkungan Desa Tarumajaya, 4 September 2016 terakhir yakni masyarakat yang telah menerima informasi dan telah menggunakan biogas sampai saat ini. 10 Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul: “Respon Masyarakat Dalam Pemanfaatan Biogas Sebagai Energi Alternatif di Desa Tarumajaya Kecamatan Kertasari Kabupaten Bandung Jawa Barat”.

B. Identifikasi Masalah

Setelah paparan yang didapatkan dari latar belakang masalah, faktor-faktor penyebab pemanfaatan biogas sebagai energi alternatif di Desa Tarumajaya, Kecamatan Kertasari adalah: 1. Pencemaran sungai Citarum oleh kotoran sapi 2. Banyaknya kotoran sapi yang tidak dimanfaatkan secara baik oleh warga sekitar. 3. Kurangnya pemanfaatan biogas di Desa Tarumajaya. 4. Kurangnya respon masyarakat Desa Tarumajaya mengenai biogas khususnya kotoran sapi sebagai energi alternatif.

C. Pembatasan dan Perumusan Masalah

Masalah penelitian ini dibatasi pada wilayah Desa Tarumajaya. Variabel yang dijadikan fokus kajian: 1. Pemanfaatan biogas di Desa Tarumajaya Kecamatan Kertasari Kabupaten Bandung 2. Respon masyarakat dalam pemanfaatan biogas sebagai energi alternatif di Desa Tarumajaya, Kecamatan Kertasari, Kabupaten Bandung. 10 Shofian Rinazani, “ Respon Masyarakat Terhadap Pemanfaatan Energi Alternatif Biogas Di Desa Tarumajaya, Kecamatan Kertasari, Kabupaten Bandung.” Skripsi pada UPI Bandung, Bandung 2011, tidak dipublikasikan Berdasarkan pembatasan masalah tersebut penulis menemukan rumusan masalah : 1. Bagaimana pemanfaatan biogas di Desa Tarumajaya, Kecamatan Kertasari, Kabupaten Bandung? 2. Bagaimana respon masyarakat dalam pemanfaatan biogas sebagai energi alternatif di Desa Tarumajaya, Kecamatan Kertasari, Kabupaten Bandung?

D. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan uraian yang telah dikemukakan tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Untuk mengidentifikasi pemanfaatan biogas di Desa Tarumajaya, Kecamatan Kertasari, Kabupaten Bandung. 2. Untuk mengukur respon masyarakat dalam pemanfaatan biogas sebagai energi alternatif di Desa Tarumajaya, Kecamatan Kertasari, Kabupaten Bandung.

E. Manfaat Penelitian

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat sebagai berikut: 1. Manfaat Teoritis Hasil ini dapat dijadikan sumber wawasan dalam khasanah ilmu pengetahuan khususnya bagi diri penulis maupun bagi masyarakat pada umumnya. 2. Manfaat Praktis a. Bagi mahasiswa: Hasil ini dapat dijadikan bahan dalam pemanfaatan biogas di Desa Tarumajaya Kecamatan Kertasari sebagai upaya menemukan sumber daya baru untuk menghasilkan energi alternatif yang dapat diperbaharui dan dapat dimanfaatkan untuk kebutuhan orang banyak di Desa Tarumajaya. b. Bagi masyarakat: Hasil ini dapat dijadikan sumber wawasan baru yang diharapkan dapat dengan mudah dilaksanakan oleh masyarakat Desa Tarumajaya mengenai pemanfaatan biogas, yang kedepannya dapat ikut membantu melestarikan lingkungan agar lingkungan tetap bersih serta dapat mengatasi kekurangan energi yang tengah terjadi saat ini. c. Bagi pemerintah: Hasil ini dapat dijadikan referensi guna mendapatkan energi alternatif dengan mudah dan hemat. d. Bagi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta: Hasil ini dapat dijadikan koleksi kepustakaan untuk pemenuhan kebutuhan mahasiswa kedepannya, dan dapat diaplikasikan oleh mahasiswa dengan mudah. 9 BAB II KAJIAN TEORI

A. Kajian Teori

1. Pengertian Respon Masyarakat

a. Pengertian Respon

Menurut Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer disebutkan bahwa respon adalah tanggapan atau reaksi. 1 Pengertian respon menurut Anggi Ria, adalah respon terbentuk dari proses rangsangan atau pemberian aksi atau sebab yang berujung pada reaksi dan akibat dari proses rangsangan. Respon akan muncul dari penerimaan pesan setelah terjadinya serangkaian komunikasi. 2 Pendapat lain dikemukakan oleh John dan Hasan, respon berasal dari kata response yang berarti jawaban, balasan dan tanggapan. 3 Respon juga diartikan sebagai suatu balasan, tanggapan, atau jawaban sebagai reaksi terhadap suatu rangsangan yang mengenai diri seseorang. 4 Jadi, dapat disimpulkan dari beberapa pengertian diatas, bahwa respon merupakan suatu rangsangan atau tanggapan yang didapatkan dari hasil komunikasi, sifatnya bisa otomatis dan kendali.

b. Macam-macam Respon

Secara umum hasil respon mencakup tiga aspek, berdasarkan teori yang ada di buku Psikologi Komunikasi, Jalaludin Rahmat dalam Galih Aulia Rachman dibagi menjadi tiga respon, yaitu: 1. Respon kognitif terjadi apabila ada perubahan pada apa yang diketahui, dipahami, atau dipersepsi tentang khalayak. Respon ini 1 Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional. Kamus Bahasa Indonesia, Jakarta : Pusat Bahasa, 2008. h.1204 2 Anggi Ria Puspitasari, Respon Siswa SMP Negeri 3 Kelapa Banga Belitung Terhadap Film Laskar Pelangi, Skripsi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2011, tidak dipublikasikan 3 John Echlos Hasan Shadily. Kamus Besar Bahasa Inggris Indonesia. Jakarta : Gramedia, 1996, h. 481 4 Kadarina Wastuti, “ Respon Masyarakat Badegan Terhadap Siaran Dakwah K.H. Mabarun Di Radio Persatuan Bantul.” Skripsi pada UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta 2010, tidak dipublikasikan berkaitan dengan transmisi pengetahuan, keterampilan, kepercayaan atau informasi. 2. Respon afektif timbul apabila ada perubahan pada apa yang dirasakan, disegani atau dibenci khalayak. Respon ini ada hubungannya dengan emosi, sikap, atau nilai. 3. Respon behavioral merujuk kepada perilaku nyata yang dapat diamati yang meliputi pola-pola tindakan, kegiatan, atau kebiasaan perilaku. 5 Berdasarkan pernyataan Jalaludin Rahmat mengenai klasifikasi respon, penulis menyimpulkan bahwa respon dibagi menjadi 3 macam. Yang pertama respon kognitif berisi tentang pengetahuan, keterampilan maupun informasi. Respon kedua yakni respon afektif atau biasa dikenal dengan respon sikap. Didalam respon ini berhubungan dengan sikap, nilai maupun emosi dari setiap orang. Terakhir respon behavioral, respon ini dikenal dengan respon tindakan, yang didalamnya merujuk kepada perilaku sehari-hari dari tiap individu. Winkel mengklasifikasikan ranah kognitif, afektif. Berikut adalah taksonomi dan klasifikasi: 1 Ranah kognitif cognitive domain a. Pengetahuan knowledge, mencakup ingatan akan hal-hal yang pernah dipelajari dan disimpan dalam ingatan. b. Pemahaman comprehension, mencakup kemampuan untuk menangkap makna dari arti bahan yang dipelajari. c. Penerapan application, mencakup kemampuan untuk menerapkan suatu kaidah atau metode bekerja pada suatu kasus atau problem yang kongkrit dan baru. d. Analisis analysis, mencakup kemampuan untuk merinci suatu kesatuan kedalam bagian-bagian suatu struktur. e. Sintesis synthesis, mencakup kemampuan untuk membentuk suatu kesatuan atau pola baru. f. Evaluasi evaluation, mencakup kemampuan untuk membentuk suatu pendapat mengenai sesuatu atau beberapa hal. 6 Penulis menyimpulkan, dalam ranah kognitif atau pengetahuan klasifikasinya terbagi menjadi 6 bagian yaitu pengetahuan tentang apa yang 5 Galih Aulia Rachman, Respon Masyarakat Terhadap Implementasi Program Keluarga Harapan PHK di Dusun Bulurejo Desa Mongol Kecamatan Saptosari Kabupaten Gunung Kidul Yogyakarat, Skripsi pada UIN Sunan Kalijati Yogyakarta, 2015. h. 19 6 W.S. Winkel, Psikologi Pengajaran, Jakarta: Grasindo, 1996, h. 245