162
4.3.4 Pengaruh Seleksi, Penempatan, dan Pelatihan Terhadap Human Error
Berdasarkan uji hipotesis secara simultan uji-F yang telah dilakukan menunjukkan bahwa variabel seleksi, penempatan, dan pelatihan secara bersama-
sama berpengaruh positif dan signifikan terhadap human error paramedis di RSIA. Stella Maris kota Medan. Maka, dapat dikatakan semakin baik proses
seleksi paramedis yang meliputi persyaratan umum dan persyaratan khusus yaitu umur, jenis kelamin, pendidikan, keadaan fisik, keahlian, pengalaman,
keterampilan, penampilan, kemampuan, dan karakter pelamar, kemudian semakin baik dan semakin tinggi tingkat efektivitas dan efisiensi proses penempatan yang
dilakukan yang meliputi pendidikan, pengalaman, keahlianketerampilan kerja, dan kesesuaian karakteristik individu, dan semakin ditingkatkannya variabel
pelatihan yang meliputi semakin tingginya tingkat antusias peserta selama mengikuti pelatihan, semakin baik kemampuan instruktur pelatihan dalam
menyampaikan materi, semakin berkembang pengetahuan, kemampuan, dan sikap paramedis dan semakin seringnya program pelatihan yang diikuti seperti pelatihan
bantuan hidup dasar, pelatihan identifikasi pasien, pelatihan manajemen keperawatan, pelatihan asuhan keperawatan maternitas, manajemen asuhan
keperawatan anak, pelatihan pijat bayi senam nifas lanjut, dan pelatihan emergency neonates maka akan semakin rendah pula kemungkinan terjadinya
tindakan human error seperti kelalaian karena tidak melakukan Standard Operating Procedure SOP, kesalahan membaca hasil pemeriksaan, kesalahan
menulis diagnosa, kesalahan penginfusan, kesalahan pemberian obat, kesalahan
Universitas Sumatera Utara
163
pemberian diet makanan, kesalahan pemberian dan pengambilan darah, kesalahan pemberian terapi medis, dan kesalahan tindakan operasi.
Pada variabel seleksi, rata-rata seluruh jawaban responden terhadap pernyataan-pernyataan yang diajukan memperoleh nilai yang tinggi yang meliputi
persyaratan umum dan persyaratan khusus. Persyaratan-persyaratan tersebut yaitu sebagian besar paramedis berusia produktif antara 20 sampai 30 tahun, seluruh
paramedis lebih diutamakan berjenis kelamin perempuan, pendidikan yang disyaratkan rumah sakit untuk paramedis yaitu minimal AkademiDiploma, rumah
sakit juga mengharapkan paramedis mempunyai keadaan fisik yang baik sehingga akan jarang berhalangan hadir untuk bekerja karena sakit, persyaratan keahlian
yang dibutuhkan seperti conceptual skills, technical skills, dan soft skills, pengalaman paramedis khususnya di bidang keperawatan dan kebidanan
diharapkan minimal 1 tahun pernah menjadi paramedis, keterampilan seorang paramedis juga sangat dibutuhkan seperti keterampilan teknis, keterampilan
konseptual, dan keterampilan non-teknis, penampilan paramedis juga sangat perlu diperhatikan yang mana harus rapi, bersih, dan wangi, pengendalian emosi
paramedis juga sangat penting karena ketika paramedis kurang mampu mengendalikan emosinya pekerjaan yang dikerjakan biasanya cenderung kurang
baik, dan karakter paramedis juga diharuskan mampu bersosialisasi dengan rekan kerja dan lingkungan, mampu menjadi pribadi yang baik, ramah, dan sopan.
Maka, semakin terpenuhinya kualifikasi seleksi yaitu persyaratan umum dan persyaratan khusus tersebut, maka akan mempengaruhi kondisi kerja paramedis
sehingga dapat mengurangi human error paramedis saat bekerja.
Universitas Sumatera Utara
164
Kemudian, pada variabel penempatan, rata-rata seluruh jawaban responden terhadap pernyataan-pernyataan yang diajukan memperoleh nilai yang tinggi yang
meliputi pendidikan, pengalaman kerja, keahlianketerampilan kerja, dan kesesuaian karakteristik individu. Dimana kriteria-kriteria penempatan tersebut
adalah paramedis diharapkan memiliki pendidikan minimal AkademiDiploma, sangat diharapkannya paramedis pernah mengikuti pelatihan-pelatihan seperti
pelatihan manajemen asuhan keperawatan maternitas dan manajemen asuhan keperawatan anak, paramedis diharapkan memiliki pengalaman bekerja di bidang
yang sama, lamanya masa kerja sebelumnya yang disyaratkan pada bagian kebidanan dan keperawatan diharapkan minimal 1 tahun, tingkat kecerdasan juga
sangat dibutuhkan seperti kecerdasan mengolah kata, kecerdasan logika, kecerdasan interpersonal, kecerdasan intrapersonal, dan kecerdasan intuitif,
paramedis juga diharapkan memiliki kemampuan yang baik dalam bekerja sehingga tidak terjadinya kelalaian atau keterlambatan dalam menyelesaikan
pekerjaan, kemampuan berkomunikasi juga sangat dibutuhkan terutama dengan pasien harus ramah dan sopan, pengecekan riwayat kesehatan juga dilakukan
sebelum penempatan sehingga posisi yang diberikan pada mereka juga akan sesuai dengan riwayat kesehatan mereka, kepribadian paramedis juga mendapat
perhatian dan diharapkan paramedis memiliki kepribadian yang mampu beradaptasi baik dengan lingkungan maupun dengan rekan kerja, dan yang
terakhir usia paramedis juga cukup berpengaruh dimana paramedis lebih banyak yang berusia produktif yaitu antara 20 sampai 30 tahun. Maka, semakin baik dan
akuratnya proses penempatan yang dilakukan dengan memenuhi kriteria-kriteria
Universitas Sumatera Utara
165
tersebut diharapkan akan mempengaruhi kondisi kerja paramedis sehingga dapat mengurangi human error paramedis saat bekerja.
Terakhir, pada variabel pelatihan, rata-rata seluruh jawaban responden terhadap pernyataan-pernyataan yang diajukan memperoleh nilai yang tinggi yang
meliputi monitoring program pelatihan dan monitoring efektivitas pelatihan. Dimana, monitoring-monitoring tersebut adalah semakin antusias peserta
mengikuti pelatihan yang dilihat dari tingkat kehadiran, antusias dalam bertanya dan menjawab pertanyaan, dan seringnya peserta berkomunikasi dengan instruktur
pelatihan, semakin aktifnya peserta pada sesi tanya-jawab, semakin baiknya kemampuan instruktur pelatihan dalam menyampaikan materi yang mana Kepala
Departemen, Direktur, atau orang-orang berkompeten lainnya yang menjadi instruktur, sesuainya materi pelatihan dengan kebutuhan paramedis contohnya
bagian keperawatan yang membutuhkan pelatihan manajemen bidang keperawatan, pelatihan manajemen keperawatan maternitas, dan pelatihan
manajemen asuhan keperawatan anak, adanya perubahan perilaku setelah mengikuti pelatihan menjadi lebih bersemangat dan lebih mampu mengontrol
emosi, kemudian lebih mampunya paramedis dalam menghilangkan kesalahan saat bekerja seperti kesalahan yang bersifat emosional atau kesalahan saat
pemasangan infus pada anak-anak, tidak memerlukan waktu yang lama untuk mengalami perubahan positif yaitu dapat mengurangi kesalahan saat bekerja,
semakin meningkatnya pengetahuan, kemampuan, dan sikap seperti semakin meningkatnya pengetahuan tentang ilmu medis, terjadi peningkatan kemampuan
secara emosional, dan sikap paramedis yang menjadi pribadi lebih baik, semakin
Universitas Sumatera Utara
166
berkembangnya pola pikir yang dilihat dari wawasan yang semakin berkembang, dan yang terakhir terjadinya peningkatan hasil kerja yang dilihat dari
berkurangnya kesalahan-kesalahan kerja yang pernah terjadi dan bertambahnya jumlah pasien di rumah sakit. Maka, semakin efektifnya monitoring pelatihan
yang dilakukan tersebut, maka akan mempengaruhi kondisi kerja paramedis sehingga dapat mengurangi human error paramedis saat bekerja.
Universitas Sumatera Utara
167
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan