47
2.3 Kerangka Konseptual
Kerangka konsep dalam penelitian ini terdiri dari variabel independen yaitu, seleksi, penempatan, dan pelatihan, sedangkan variabel dependen dalam
penelitian ini adalah human error paramedis. Peters 2011, menyatakan bahwa fenomena human error dapat
diantisipasi mulai dari kualifikasi persyaratan perekrutan tenaga kerja yang semakin ketat, penempatan tenaga kerja yang lebih teliti sampai dengan
pengaturan sistem kerja oleh manajemen. Pada dasarnya, human error tidak mungkin hilang sepenuhnya namun bisa diantisipasi agar tidak sering terjadi. Di
sinilah peranan dari pihak manajerial sangat dibutuhkan. Mulai dari melakukan monitoring, evaluasi, serta memberikan pelatihan-pelatihan yang bersifat personal
skill, seperti communication skill, public speaking, outbond training, serta seminar. Peters 2011, juga menambahkan bahwa pada saat sudah menjadi
pegawai maka yang bersangkutan masih perlu dibantu agar ia dapat bekerja secara optimal dan bertahan untuk waktu yang lama. Pegawai yang bersangkutan harus
dimonitor dan dinilai kinerjanya secara teratur, serta diberikan pelatihan dan pengembangan. Pada tahap ini petugas seleksi perlu mengkaji ulang cara-cara
yang dipakai dalam menyeleksi pegawai, serta ketepatan dalam menempatkan pegawainya, hal ini sangat penting demi mencegah masalah-masalah yang
mungkin timbul setelah pegawai diterima bekerja. Simanjuntak 2005:4 juga mengatakan bahwa faktor yang dapat
menyebabkan kesalahan kerja yaitu terdapatnya banyak faktor yang menimbulkan kecelakaan dan penyakit kerja. Kecelakaan dan penyakit kerja dapat terjadi pada
Universitas Sumatera Utara
48
saat seseorang mengoperasikan alat kerja atau produksi, yaitu karena pekerja yang bersangkutan tidak terampil dan tidak mengetahui cara mengoperasikan alat-alat
tersebut. Tidak terampilnya pekerja tersebut disebabkan karena kurangnya pengalaman dalam mengikuti pelatihan-pelatihan kerja. Hasil ini sejalan dengan
hasil penelitian yang dilakukan oleh Ismail 2010 yang menunjukkan bahwa training dapat meningkatkan kompetensi dan pengetahuan pekerja. Kemudian,
pengetahuan dan kompetensi pekerja tersebut dapat mengurangi kesalahan yang disebabkan oleh faktor pekerja, dimana kesalahan tersebut dapat mengakibatkan
terjadinya kejadian yang membahayakan. Harnadini 2012 berpendapat bahwa rekrutmen dan seleksi berpengaruh
terhadap tingkat kesalahan dalam upaya meminimasi human error yang terjadi di rumah sakit, yang dipaparkan dalam penelitiannya yang berjudul “Pengaruh
Rekrutmen dan Seleksi Terhadap Tingkat Kesalahan Dalam Upaya Meminimasi Human Error Studi Kasus Pada RS Tologorejo Semarang”.
Kemudian, pada penelitiannya yang berjudul “Pengaruh Proses Rekrutmen Dan Seleksi Tenaga Kerja Keperawatan Dalam Peningkatan Mutu Pelayanan
Keperawatan Guna Mencegah Kesalahan Medis Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan”, Nainggolan 2011 menyatakan bahwa proses rekrutmen dan seleksi
tenaga kerja keperawatan berpengaruh dalam peningkatan mutu pelayanan keperawatan guna mencegah kesalahan medis.
Cho Sung-Hyun, dkk 2010 juga menyatakan bahwa susunan keperawatan mempengaruhi kejadian merugikan, morbiditas, mortalitas, dan biaya medis, yang
terdapat dalam penelitian berjudul “The Effects of Nurse Staffing on Adverse Events, Morbidity, Mortality, and Medical Costs”.
Universitas Sumatera Utara
49
Penelitian yang dilakukan oleh Rohimah 2010 juga ikut melengkapi bahwa seleksi calon apoteker berpengaruh terhadap tingkat pencegahan
medication error, yang dinyatakan dalam penelitian berjudul “Pengaruh Seleksi Calon Apoteker Terhadap Tingkat Pencegahan Medication Error Pada Rumah
Sakit Ibu dan Anak Citra Insani Parung Bogor” Selanjutnya, pada variabel penempatan, Prayanto 2014 menyatakan
bahwa sistem penempatan tenaga keperawatan dan karakteristik individu berpengaruh terhadap tingkat kesalahan kerja perawat kontrak, yang dipaparkan
dalam penelitiannya yang berjudul “Pengaruh Sistem Penempatan Tenaga Keperawatan dan Karakteristik Individu Terhadap Tingkat Kesalahan Kerja
Perawat Kontrak STIKes Wira Medika PPNI Bali”. Pada penelitiannya yang berjudul “The Effect of Placement Practices on
Employee Error in Small Service Firms in the Information Technology Sector in Kenya”, Linge dan Kiruri 2013 juga menyatakan bahwa praktik penempatan
berpengaruh terhadap kesalahan karyawan. Dalam penelitiannya yang berjudul “Pengaruh Peran Penempatan Tenaga
Teknis Kefarmasian Terhadap Angka Kejadian Medication Error di RS XYZ Jember”, Simamora 2012 juga memaparkan bahwa peran penempatan tenaga
teknis kefarmasian berpengaruh terhadap angka kejadian medication error. Penelitian Cahaya 2011 yang berjudul “Pengaruh Seleksi dan
Penempatan Terhadap Prestasi Kerja Karyawan Dalam Menurunkan Tingkat Kesalahan Kerja Pada Rumah Sakit Muhammadiyah Gresik”, menyatakan bahwa
seleksi berpengaruh negatif dan signifikan terhadap prestasi kerja karyawan dalam
Universitas Sumatera Utara
50
menurunkan tingkat kesalahan kerja di rumah sakit. Sementara, penempatan berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap prestasi kerja karyawan dalam
menurunkan tingkat kesalahan kerja di rumah sakit. Terakhir, pada variabel independen ketiga yaitu pelatihan, Sukadarma
2015 berpendapat bahwa coaching keperawatan sangat berpengaruh terhadap kejadian medication error, yang dipaparkan dalam penelitiannya yang berjudul
“Pengaruh Coaching Keperawatan Terhadap Kejadian Medication Error di Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah Denpasar”.
Menap, dkk 2015 juga menyatakan bahwa pelatihan perawatan keselamatan berpengaruh terhadap kinerja perawat dalam mengurangi kejadian
merugikan, yang terdapat dalam penelitiannya yang berjudul “Safety-Care Training Effects on Nurses’s Performance to Reduce Adverse Events at Hospital
in Lombok, Indonesia”. Pada penelitiannya yang berjudul “The Effect of Coaching in Employees
Organizational Performance and Human Factors”, Nunez, dkk 2015 menyatakan bahwa pelatihan memiliki pengaruh terhadap kedua variabel tersebut
yaitu kinerja organisasi karyawan dan faktor-faktor manusia. Yulia, 2013 juga menyatakan bahwa pelatihan keselamatan pasien
berpengaruh terhadap pemahaman perawat mengenai penurunan kesalahan tindakan medis. Hal tersebut dipaparkan dalam penelitiannya yang berjudul
“Pengaruh Pelatihan Keselamatan Pasien Terhadap Pemahaman Perawat Mengenai Penurunan Kesalahan Tindakan Medis di RS Tugu Ibu Depok”.
Universitas Sumatera Utara
51
Suheni 2013 juga ikut melengkapi pernyataan tersebut yang menyatakan bahwa pelatihan cukup berpengaruh terhadap medical error, yang dipaparkan
dalam penelitian yang berjudul “Pengaruh Pelatihan Terhadap Medical Error pada Rumah Sakit Setia Mitra”.
Maka, dari uraian diatas dapat diduga bahwa seleksi, penempatan, dan pelatihan berpengaruh signifikan terhadap human error paramedis. Adapun
kerangka konseptual dalam penelitian ini secara sederhana digambarkan sebagai berikut:
Sumber: Peters 2011, Ismail 2010, dan Simanjuntak 2005.
Gambar 2.2 Kerangka Konseptual
Seleksi X
1
Pelatihan X
3
Penempatan X
2
Human Error Y
Universitas Sumatera Utara
52
2.4 Hipotesis