154
Terakhir, persyaratan khusus yang juga memperoleh rata-rata cukup tinggi adalah karakter paramedis. Dimana paramedis diharapkan memiliki karakter
mampu bersosialisasi antar karyawan, mampu menjadi peribadi yang lebih ramah, baik, dan sopan kepada pasien.
Maka, dapat disimpulkan bahwa seleksi memiliki pengaruh yang cukup besar terhadap human error. Dengan semakin baik dan akuratnya pemenuhan
persyaratan umum dan persyaratan khusus yang dapat dipenuhi oleh paramedis, maka tingkat kejadian human error yang mungkin terjadi juga dapat dihindari.
4.3.2 Pengaruh Penempatan Terhadap Human Error
Melalui Uji-t diketahui penempatan berpengaruh secara negatif dan tidak signifikan terhadap human error paramedis di RSIA. Stella Maris kota Medan.
Artinya, bahwa variabel penempatan tidak memiliki pengaruh terhadap human error karena walaupun variabel penempatan yang meliputi pendidikan,
pengalaman, keahlianketerampilan kerja, dan kesesuaian karakteristik individu ditingkatkan atau dilakukan seefektif dan seefisien mungkin, tidak akan
mempengaruhi peningkatan atau penurunan human error seperti kelalaian karena tidak melakukan Standard Operating Procedure SOP, kesalahan membaca hasil
pemeriksaan, kesalahan menulis diagnosa, kesalahan penginfusan, kesalahan pemberian obat, kesalahan pemberian diet makanan, kesalahan pemberian dan
pengambilan darah, kesalahan pemberian terapi medis, dan kesalahan tindakan operasi. Nilai t negatif tersebut menunjukkan bahwa variabel penempatan
Universitas Sumatera Utara
155
mempunyai hubungan yang tidak searah dengan human error dan tidak berpengaruh signifikan terhadap human error.
Seperti yang dikemukakan oleh Cahaya 2011 dalam penelitannya yang berjudul “Pengaruh Seleksi dan Penempatan Terhadap Prestasi Kerja Karyawan
Dalam Menurunkan Tingkat Kesalahan Kerja Pada Rumah Sakit Muhammadiyah Gresik”, menyatakan bahwa seleksi berpengaruh negatif dan signifikan terhadap
prestasi kerja karyawan dalam menurunkan tingkat kesalahan kerja di rumah sakit. Sementara, penempatan berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap prestasi
kerja karyawan dalam menurunkan tingkat kesalahan kerja di rumah sakit. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan terhadap 138 responden,
diketahui bahwa penempatan kerja yang dilakukan oleh rumah sakit sudah cukup baik namun tidak memiliki pengaruh apapun terhadap human error. Hal ini dapat
terlihat berdasarkan pendidikan, keahlianketerampilan kerja, dan kesesuaian karakteristik individu. Rata-rata yang diperoleh pada pertimbangan pendidikan
dan pelatihan yang pernah diikuti cukup rendah jika dibandingkan dengan rata- rata keseluruhan pernyataan karena setelah proses seleksi dan calon paramedis
sudah tahu akan ditempatkan dimana, rumah sakit akan memberikan pelatihan lagi yang sesuai dengan kebutuhan paramedis tersebut. Maka dari itu, pelatihan yang
pernah diikuti oleh calon paramedis sebelumnya tidak terlalu berpengaruh terhadap human error karena seringkali pelatihan yang sebelumnya mereka ikuti
kurang sesuai dengan posisi dan kebutuhan pekerjaan mereka yang sekarang. Penempatan pekerjaan juga tidak terlalu memperhatikan kriteria
pengalaman dan lamanya masa kerja calon paramedis sebelumnya karena
Universitas Sumatera Utara
156
persyaratan tersebut sudah diberikan pada tahap proses penyeleksian paramedis sehingga pada tahap penempatan, paramedis yang akan ditempatkan pasti sudah
sesuai dengan kriteria yang dicari oleh rumah sakit. Oleh karena itu, pengalaman paramedis sebelumnya tidak terlalu berpengaruh terhadap human error karena di
rumah sakit tersebut masih sering menerima calon paramedis yang belum memiliki pengalaman bekerja sebelumnya fresh graduate.
Kesesuaian kemampuan berkomunikasi yang baik juga memperoleh rata- rata yang cukup rendah dalam proses penempatan karena jika seseorang memiliki
kemampuan berkomunikasi yang baik, maka dimana saja ditempatkan tidak akan mempengaruhi human error. Oleh karena itu, kemampuan berkomunikasi
paramedis tidak terlalu berpengaruh terhadap human error karena pemilihan paramedis yang seluruhnya berjenis kelamin perempuan cukup mempengaruhi
kemampuan mereka dalam berkomunikasi sehingga ditempatkan di posisi mana pun tidak akan menimbulkan masalah karena baiknya dalam berkomunikasi.
Kesesuaian riwayat kesehatan dengan jabatan mereka juga memperoleh rata-rata yang cukup rendah dalam proses penempatan karena pekerjaan sebagai
paramedis yang sangat rentan terjadi penularan apabila paramedis yang menangani seorang pasien sedang menderita suatu penyakit. Maka dari itu, calon
paramedis tidak bisa ditempatkan di posisi mana pun jika ia memiliki riwayat kesehatan yang kurang baik. Sebaliknya, apabila seorang calon paramedis tidak
memiliki riwayat kesehatan yang buruk atau tidak sedang menderita suatu penyakit yang menular, maka ia dapat ditempatkan di posisi mana pun sebagai
paramedis sesuai dengan kulifikasi pekerjaannya. Oleh karena itu, dapat dikatakan
Universitas Sumatera Utara
157
bahwa riwayat kesehatan calon paramedis tidak terlalu berpengaruh terhadap human error karena paramedis yang telah lolos proses seleksi sudah pasti
memiliki riwayat kesehatan yang sangat baik sehingga dapat ditempatkan diposisi mana pun sebagai paramedis.
Terakhir, kesesuaian kepribadian yang dimiliki paramedis dengan jabatan mereka juga memperoleh rata-rata yang cukup rendah karena sifat manusia yang
cenderung dapat berubah sewaktu-waktu tidak dapat dijadikan tolak ukur terjadinya human error di suatu rumah sakit. Maka dari itu, di posisi mana pun
pasti memiliki suatu tekanan masing-masing bagi paramedis sehingga perubahan kepribadian seperti sikap, perilaku, emosi, dan temperamen dapat berubah kapan
saja. Terlebih lagi, pekerjaan sebagai paramedis yang mengharuskan mereka berhadapan langsung dengan orang banyak setiap harinya sehingga diharapkan
paramedis memiliki kepribadian yang baik, ramah, jujur, dan sopan kepada pasien. Oleh karena itu, kepribadian paramedis tidak terlalu mempengaruhi human
error karena semua pekerjaan paramedis di rumah sakit mengharuskan mereka berhubungan langsung dengan pasien, jadi kepribadian manusia yang tidak tetap
dan dapat berubah kapan saja tidak cukup mampu mempengaruhi human error. Maka, dapat disimpulkan bahwa penempatan tidak memiliki pengaruh
terhadap human error. Meskipun pelaksanaan proses penempatan ditingkatkan keakuratannya, tidak akan terjadi perubahan atau pengaruh apapun terhadap
human error paramedis. Hal ini disebabkan karena sebelum proses penempatan, calon paramedis sudah diseleksi dengan sangat baik untuk mengisi posisi yang
dicari pihak rumah sakit sesuai dengan kualifikasi pekerjaan yang disyaratakan
Universitas Sumatera Utara
158
dan nantinya akan dilatih lagi oleh instruktur-instruktur pelatihan yang sangat berpengalaman dan berkompeten di bidangnya. Bahkan, setelah mengikuti
pelatihan, paramedis akan tetap dimonitor dan dilihat apakah terjadi perubahan- perubahan positif dari paarmedisnya atau tidak. Jadi, apabila paramedis tidak
dapat memenuhi harapan rumah sakit setelah mengikuti pelatihan, maka pihak rumah sakit akan kembali menyelenggarakan program pelatihan bagi
paramedisnya agar target rumah sakit terhadap paramedisnya dapat terwujud dan paramedis diharapkan akan lebih mampu mengurangi kesalahan saat bekerja
setelah mengikuti pelatihan.
4.3.3 Pengaruh Pelatihan Terhadap Human Error