40
3. Pure Human Error
Suatu kesalahan yang terjadi murni berasal dari dalam manusia itu sendiri, misalnya karena skill, pengalaman, dan psikologis.
2.1.4.5 Langkah-Langkah dalam Meminimalisir Human Error
Dari jenis kesalahan yang ada, dilakukan standarisasi untuk meminimalisir kesalahan tersebut. Langkah-langkah yang dilakukan antara lain dapat dirangkum
dalam 5 langkah utama Rooney, dkk, 2012.
Langkah 1: Menerapkan human factor engineering
Human factor engineering fokus kepada desain yang terintegrasi antara mesin, lingkungan, dan faktor manusia sehingga manusia dapat menyelesaikan
pekerjaan dalam situasi dan kondisi yang ergonomis.
Langkah 2: Menyediakan standard operational procedure SOP
Banyak kesalahan manusia dalam dunia kesehatan dapat dicegah dengan adanya standar operasi yang jelas. Hal ini akan membantu mengurangi
ketergantungan pekerja pada keterampilan dan memori untuk melakukan tugas, membantu pekerja dalam pengambilan keputusan dan kekritisan dari tugas.
Sebagai contoh saat dokter dan perawat akan memberikan resep atau obat, dokter maupun perawat perlu melakukan beberapa tahapan prosedur seperti memeriksa
tanggal kadaluwarsa pada obat, memeriksa integritas obat, profil tentang obat yang pernah dikonsumsi pasien, intruksi yang jelas untuk penggunaan obat dan
mengetahui alergi dan penyakit pasien. Prosedur yang tertulis juga membantu dalam pencapaian kinerja dengan tingkat human error yang lebih minimum.
Universitas Sumatera Utara
41
Langkah 3: Memberikan pelatihan kerja yang relevan
Adanya pelatihan kerja akan memastikan petugas kesehatan memiliki keterampilan dan pengetahuan yang esensial dan diperlukan untuk secara efektif
menjalankan fungsi mereka sehingga akan meminimisasi terjadinya human error dalam eksekusi.
Langkah 4: Adanya prosedur untuk mendeteksi human error
Banyak kesalahan manusia dalam bidang kesehatan dapat dicegah dengan adanya prosedur pengendalian administrasi dan sistem. Misalnya, petugas
kesehatan bekerja secara berpasangan untuk kegiatan tertentu sehingga sistem berpasangan ini memungkinkan bagi partner untuk mendeteksi human error
sebelum konsekuensi yang tidak diinginkan terjadi. Pengecekan secara berulang juga diperlukan seperti misalnya, setelah tenaga farmasi yang mengambil obat
resep dari dokter dicek kembali kesesuaiannya dengan resep oleh tenaga farmasi bagian penyerahan kepada pasien.
Langkah 5: Membantu pekerja mencapai kebutuhan sosial dan psikologis
Motivasi pekerja cenderung fluktuatif. Adanya langkah khusus untuk pendekatan secara sosial dan psikologis akan membantu menjaga motivasi tetap
tinggi sehingga faktor human error dapat diminimumkan. Bakar 2007 juga mengemukakan tiga pendekatan untuk mengurangi
terjadinya kesalahan manusia human error, antara lain:
1. Pemilihan personil
Upaya ini dianggap mampu untuk mengurangi human error karena orang- orang dipilih berdasarkan kemampuan dan keterampilan yang sesuai dengan
Universitas Sumatera Utara
42
kebutuhan pekerjaan. Hal-hal seperti kemampuan persepsi, intelektual dan skill motorik harus dipertimbangkan dalam pemilihan personil. Pendekatan ini
memiliki keterbatasan, antara lain : a.
Tidak selalu mudah menentukan kemampuan dan keterampilan yang diperlukan.
b. Tidak selalu tersedia metode tes yang handal dan valid untuk mengukur
kemampuan dan keterampilan yang dibutuhkan. c.
Kemungkinan tersedianya sumber daya yang berkualitas sangat terbatas.
2. Pelatihan
Pelatihan yang cocok dengan kebutuhan personil dapat mengurangi terjadinya human error, namun pada kenyataannya orang tidak selalu
menunjukkan performansi sebagaimana yang telah diberikan dalam pelatihan, hal ini disebabkan karena kebiasaan pada saat sebelum diberikan pelatihan.
3. Perancangan
Dengan merancang peralatan kerja, prosedur dan lingkungan kerja yang tepat akan dapat mengurangi terjadinya human error karena performansi
seseorang telah menjadi lebih baik.
Universitas Sumatera Utara
43
2.2 Penelitian Terdahulu Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu
Peneliti Judul
Variabel Penelitian
Metodologi Penelitian
Hasil Penelitian
I Gusti Ngurah
Sukadarma 2015
Pengaruh Coaching
Keperawatan Terhadap
Kejadian Medication Error
di Rumah Sakit Umum Pusat
Sanglah Denpasar Independen:
1. Coaching
Keperawatan Dependen:
1. Kejadian
Medication Error
Pre Eksperimental
Terdapat pengaruh negatif
dan signifikan antara varabel
Coaching Keperawatan
Terhadap Kejadian
Medication Error sebesar 75.
Menap, dkk 2015
Safety-Care Training Effects
on Nurses’s Performance to
Reduce Adverse Events at Hospital
in
Lombok, Indonesia.
Independen: 1.
Pelatihan Perawatan
Keselamatan Dependen:
1. Kinerja
Perawat 2.
Mengurangi Kejadian
Merugikan Metode
Eksperimental Hasil penelitian
menunjukkan bahwa pelatihan
perawatan keselamatan
memberikan kontribusi yang
signifikan dalam meningkatkan
kinerja perawat dan dalam
mengurangi kejadian-kejadian
merugikan di rumah sakit.
Pedro Nunez, dkk
2015 The Effect of
Coaching in
Employees Organizational
Performance and Human Factors
Independen: 1.
Pelatihan Dependen:
1. Kinerja
Organisasi Karyawan
2. Faktor-Faktor
Manusia Analisis
Deskriptif Hasil
menunjukkan bahwa pelatihan
memiliki pengaruh yang
signifikan pada kedua variabel
yaitu
kinerja organisasi
karyawan dan faktor-faktor
manusia.
Universitas Sumatera Utara