37
4. Lainnya system error, pemakaian alat medis yang tidak sesuai atau
kesalahan akibat kegagalan sistem, dan tidak terstandarnya alat medis yang digunakan untuk perawatan medis.
2.1.4.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Human Error
Kumar dan Sinha 2008:185 dalam jurnal “Human Error Control in Railways” mengungkapkan bahwa faktor-faktor human error terbagi atas 3, yaitu
sebagai berikut: 1.
Dilihat dari sisi fisiologis, sumber kesalahan yang terjadi, meliputi: a.
Lingkungan kerja - keributan, pencahayaan, waktu kerja, pengaturan shift, suhu, ventilasi udara, dll.
b. Stess- reaksi dari stess.
c. Kapasitas perhatian-lebih perhatian atau kurangnya perhatian,
kebingungan persepsi. d.
Beban mental-kelelahan, stress. 2.
Dari sisi anatomis, sumber kesalahan yang terjadi berasal dari kesehatan fisik, meliputi:
a. Ketidakmampuancacat.
b. Usia.
c. Sakit atau terluka.
d. Koordinasi terhadap fisik yang buruk.
3. Faktor human error yang terakhir, dilihat dari sisi sosial pribadi, sumber
kesalahan yang terjadi berasal dari anggota keluarga, meliputi: a.
Hubungan yang tegang antara dualebih anggota keluarga.
Universitas Sumatera Utara
38
b. Ketidakharmonisan sosialsituasi yang stress.
Selain itu, Meister dan Enderwich 2008 juga mengemukakan beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya human error adalah, sebagai berikut:
1. Pelatihan dan kecapakapan sumber daya yang kurang memadai.
2. Rancangan peralatan yang kurang baik.
3. Kebisingan di area kerja yang tinggi.
4. Tempat kerja yang kurang representatif.
5. Motivasi rendah.
6. Prosedur operasi dan maintenance yang kurang baik.
7. Kompleksitas pekerjaan yang tinggi.
2.1.4.4 Klasifikasi Human Error
Dhillon dan Liu 2006:21 mengelompokkan human error kedalam enam kelompok, antara lain:
1. Kesalahan operasi operating errors, kesalahan jenis ini terdiri dari dua
kategori, yaitu kategori pertama meliputi kesalahan karena kurang perhatian error of attention dan kesalahan karena lupa error of memory, sedangkan
kategori kedua meliputi kesalahan operasi error of operation, kesalahan identifikasi error of identification dan kesalahan interpretasi error of
interpretation.
2. Kesalahan perakitan assembly errors, merupakan kesalahan yang terjadi
selama perakitan.
Universitas Sumatera Utara
39
3. Kesalahan perancangan design errors, jenis kesalahan ini dibedakan menjadi
tiga kelompok yaitu: kegagalan dalam mengimplementasikan kebutuhan manusia dalam desain, penugasan fungsi yang tidak sesuai pada seseorang,
dan kegagalan dalam efektifitas interaksi manusia-mesin.
4. Kesalahan inspeksi inspection errors, merupakan kesalahan yang
berhubungan dengan inspeksi dimana kesalahan ini muncul karena inspeksi
tidak 100 akurat.
5. Kesalahan instalasi installation errors, kesalahan ini terjadi selama tahapan
instalasi dan merupakan kesalahan sementara. Kesalahan ini muncul karena
proses instalasi dilaksanakan tidak sesuai dengan instruksi yang ada.
6. Kesalahan perawatan maintenance errors, kesalahan ini diakibatkan oleh
tidak tepatnya perbaikan terhadap suatu item.
Klasifikasi human error untuk mengidentifikasi penyebab kecelakaan sehingga bisa menjadi tindakan preventif yang dikemukakan oleh Sutalaksana,
dkk 2005, adalah sebagai berikut : 1.
Sistem Induced Human Error Dimana mekanisme suatu sistem memungkinkan manusia melakukan
kesalahan, misalnya manajemen yang tidak menerapkan disiplin secara baik dan ketat.
2. Desain Induced Human Error
Terjadinya kesalahan diakibatkan karena perancangan atau desain sistem kerja yang kurang baik.
Universitas Sumatera Utara
40
3. Pure Human Error
Suatu kesalahan yang terjadi murni berasal dari dalam manusia itu sendiri, misalnya karena skill, pengalaman, dan psikologis.
2.1.4.5 Langkah-Langkah dalam Meminimalisir Human Error