130
4.2.2.4 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Human Error Y
Tabel 4.11 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel
Human Error Y
No 1
STSS 2
3 4
5 6
7 SSS
Total Rata-
rata F
F F
F F F F F
1 51 37,0 58 42,0 28 20,3 1 0,7 0
138 100 1,85
2 27 19,6 73 52,9 37 26,8 1 0,7 0
138 100 2,09
3 25 18,1 72 52,2 41 29,7 0
138 100 2,12
4 41 29,7 65 47,1 30 21,7 2 1,4 0
138 100 1,95
5 14 10,1 50 36,2 66 47,8 8 5,8 0
138 100 2,49
6 39 28,3 62 44,9 36 26,1 1 0,7 0
138 100 1,99
7 89 64,5 49 35,5
138 100 1,36
8 88 63,8 49 35,5
1 0,7
138 100 1,37
9 30 21,7 70 50,7 38 27,5 0
138 100 2,06
10 24 17,4 71 51,4 43 31,2 0
138 100 2,14
Total Rata-rata 1,94
Sumber: Hasil Pengolahan data primer kuesioner, data diolah 2016.
Berdasarkan data pada Tabel 4.11 dapat diketahui bahwa: 1.
Pada pernyataan “saya kadang-kadang tidak melakukan Standard Operating Procedure SOP dalam memberikan diagnosa”, sebagian besar responden
sebanyak 58 orang tidak setuju dengan pernyataan tersebut karena mereka hampir selalu menerapkan dan melakukan SOP, seperti SOP untuk
diagnostikterapi, SOP pemeriksaan teknis laboratorium, SOPStandar keperawatan, dan SOP persiapan pasien operasi. Sementara, 1 orang
menyatakan setuju dengan pernyatakan tersebut karena mereka mengatakan bahwa dengan tuntutan pekerjaan mereka yang begitu banyak dan kesibukan
yang hampir tidak berhenti selama bekerja, terkadang secara tidak sengaja mereka lupa menerapkan atau melakukan SOP tersebut.
2. Pada pernyataan “saya pernah melakukan kesalahan dalam membaca atau
menginterpratasikan hasil pemeriksaan”, sebagian besar responden sebanyak
Universitas Sumatera Utara
131
73 orang tidak setuju dengan pernyataan tersebut karena dalam membaca atau menginterpretasikan hasil pemeriksaan yaitu hasil laboratorium yang meliputi
hasil darah lengkap, pemeriksaan virus, gula darah, hasil radiologi yang meliputi hasil USG, CT Scan, foto rontgen, dan hasil MRI, mereka sudah
sangat terbiasa dan sangat jarang melakukan kesalahan. Sementara, 1 orang menjawab netral yang berarti jika terjadi kesalahan dalam membaca atau
menginterpretasikan hasil pemeriksan, hal itu sangat jarang sekali terjadi, apabila terjadi maka itu secara tidak sengaja dan tidak pernah menimbulkan
akibat yang fatal. 3.
Pada pernyataan “saya pernah melakukan kesalahan saat menuliskan diagnosa dalam formulir resume medis”, seluruh responden tidak setuju dengan
pernyataan tersebut karena hampir tidak pernah terjadi kesalahan saat menuliskan diagnosa dalam formulir resume medis seperti kesalahan dalam
menuliskan Anamnesa keluhan pada saat pertama kali pasien berkonsultasi, kesalahan dalam menuliskan keadaan fisik pasien, kesalahan dalam
menuliskan terapi yang harus diberikan obat-obatan, dan kesalahan dalam memberikan anjuran-anjuran.
4. Pada pernyataan “saya pernah melakukan kesalahan saat pemberian obat”,
sebagian besar responden sebanyak 65 orang tidak setuju dengan pernyataan tersebut karena mereka hampir tidak pernah melakukan kesalahan saat
pemberian obat seperti kesalahan dalam meracik obat ataupun kesalahan dalam peresepan obat. Sementara, 2 orang menyatakan netral pada pernyataan
tersebut yang berarti bahwa mereka hampir selalu memberikan obat yang tepat
Universitas Sumatera Utara
132
dan sesuai, jika terjadi kesalahan sekalipun tidak pernah menimbulkan kesalahan yang fatal dan berbahaya bagi pasien.
5. Pada pernyataan “saya kadang-kadang melakukan kesalahan saat prosedur
penginfusan pasien”, sebagian besar responden sebanyak 66 orang tidak setuju dengan pernyataan tersebut karena prosedur penginfusan merupakan suatu
keahlian yang harus dimiliki oleh semua paramedis sehingga kesalahan penginfusan terutama yang tejadi pada anak-anak sebisa mungkin harus
dihindari. Sementara, 8 orang menyatakan netral pada pernyataan tersebut karena akibat yang terjadi dari kesalahan penginfusan pasien sebatas
pembengkakan dan alergi tapi tidak pernah menimbulkan akibat yang fatal. 6.
Pada pernyataan “saya kadang-kadang melakukan kesalahan saat pemberian diet makanan”, sebagian besar responden sebanyak 62 orang tidak setuju
dengan pernyataan tersebut karena hampir tidak pernah terjadi kesalahan saat pemberian diet seperti kesalahan dalam memberikan makanan untuk pasien
darah tinggi yang harus diberikan makanan rendah garam atau pasien yang menderita diabetes harus diberi makanan rendah gula. Sementara, 1 orang
menyatakan netral pada pernyataan tersebut karena kesalahan dalam pemberian diet hampir tidak pernah menimbulkan akibat yang fatal dan
berbahaya bagi pasien. 7.
Pada pernyataan “saya pernah melakukan kesalahan saat pemberian transfusi darah”, seluruh responden tidak setuju dengan pernyataan tersebut karena
kesalahan dalam memberikan transfusi darah cukup memberikan dampak yang berbahaya maka dari itu paramedis harus sangat berhati-hati dalam
Universitas Sumatera Utara
133
memberikan transfusi darah sehingga tidak terjadi tindakan medis yang fatal seperti menimbulkan penyakit yang lebih serius.
8. Pada pernyataan “saya pernah melakukan kesalahan saat pengambilan sarah”,
seluruh responden tidak setuju dengan pernyataan tersebut karena kurangnya kejelian atau kurangnya kehati-hatian paramedis dalam mengambil pembuluh
darah akan minimbulkan pembengkakan, maka dari itu sangat perlu dihindari kesalahan-kesalahan yang mungkin timbul saat pengambilan darah.
9. Pada pernyataan “saya kadang-kadang melakukan kesalahan dalam pemberian
terapi medis”, seluruh responden tidak setuju dengan pernyataan tersebut karena sangat jarang sekali terjadi kesalahan dalam pemberian terapi medis
seperti kesalahan pemberian obat, dan hampir tidak pernah menimbulkan kesalahan yang fatal dan berbahaya kepada pasien seperti .
10. Pada pernyataan “saya pernah melakukan kesalahan saat pemberian tindakan
operasi tindakan medis lainnya”, seluruh responden tidak setuju dengan pernyataan tersebut karena akibat dari kesalahan di meja operasi akan sangat
berbahaya dan fatal maka dari itu diharuskan untuk melakukan pengidentifikasian pasien secara benar dan tepat sebelum melakukan tindakan
operasi agar terhindarnya kesalahan yang mungkin terjadi saat pemberian tindakan operasi.
Berdasarkan Tabel 4.11 dapat diketahui rata-rata jawaban responden terhadap variabel human error. Agar lebih mempermudah penilaian dari rata-rata
tersebut, maka perlu dibuat interval. Dalam penelitian ini, banyak kelas interval
Universitas Sumatera Utara
134
sebesar 7 tujuh. Rumus yang digunakan menurut Sudjana 2000:47 adalah sebagai berikut:
Panjang Kelas Interval =
������� ������ ����� ��������
Berdasarkan rumus di atas maka panjang kelas interval adalah : Panjang Kelas Interval =
7 −1
7
= 0,85 Maka kriteria dari penilaian adalah sebagai berikut :
Tabel 4.12 Interpretasi Nilai Rata-Rata Jawaban Responden Terhadap
Human Error Y
Nilai Keterangan
1,00 - 1,85 Sangat Rendah Sekali
1,86 – 2,71 Sangat Rendah
2,72 – 3,57 Rendah
3,58 – 4,43 Sedang
4,44 – 5,29 Tinggi
5,30 – 6,14 Sangat Tinggi
6,15 – 7,00 Sangat Tinggi Sekali
Sumber : Sudjana 2000:47, data diolah 2016.
Dari hasil jawaban responden dapat dilihat bahwa rata-rata jawaban responden mengenai seleksi sebesar 1,94 yang artinya bahwa semua paramedis
RSIA. Stella Maris berpendapat human error di rumah sakit tersebut sangat rendah. Hal tersebut dapat dilihat dari rendahnya rata-rata karena tidak
melakukan Standard Operating Procedure SOP. Dimana paramedis di rumah sakit tersebut selalu melakukan SOP yang meliputi SOP untuk diagnostikterapi,
SOP pemeriksaan teknis laboratorium, SOPStandar keperawatan, dan SOP persiapan pasien operasi. Perolehan rata-rata yang rendah juga didapat pada
kesalahan saat pemberian transfusi darah. Dimana akibat dari kesalahan pemberian transfusi darah dapat menimbulkan dampak yang cukup fatal dan
Universitas Sumatera Utara
135
mungkin dapat menimbulkan penyakit yang lebih serius, maka dari itu paramedis membutuhkan ketelitian yang sangat tinggi untuk menghindari kesalahan yang
mungkin terjadi akibat dari kesalahan pemberian transfusi darah. Terakhir, peroehan rata-rata yang rendah juga didapat dari kesalahan saat pengambilan
darah. Dimana sangat diperlukannya kehati-hatian dan kejelin saat mengambil pembuluh darah agar tidak terjadinya kesalahan yang mungkin timbul saat
pengambilan darah seperti pembengkakan. Maka dapat diartikan bahwa, paramedis harus memiliki pengetahuan, keahlian, ketelitian, keterampilan, dan
kesabaran yang sangat tinggi guna menghindari kesalahan saat bekerja yang disebabkan oleh paramedisnya karena sebagai seorang paramedis sangat rentan
terhadap kesalahan yang bisa berdampak sangat buruk.
4.2.3 Uji Asumsi Klasik