Mengenal corak penalaran induksi
Piawai Berbahasa Cakap Bersastra Indonesia SMAMA Kelas XII Program Bahasa
88
Analogi atau kias adalah proses berpikir untuk mendapatkan kesimpulan dari dua peristiwa yang memiliki banyak kesamaan. Apa yang berlaku pada peristiwa yang satu
diyakini berlaku pula pada peristiwa lain. Contoh:
Ikan paus dan sapi adalah dua binatang yang berbeda. Ikan paus hanya hidup di laut, sedangkan sapi hanya di darat. Walaupun demikian, keduanya memiliki banyak kesamaan.
Keduanya bernapas dengan paru-paru, berdarah panas, dan berkembang biak dengan melahirkan anaknya masing-masing. Kalau sapi menyusui anaknya, diyakini pula bahwa
ikan paus pun berbuat serupa.
Hubungan sebab-akibat bertolak dari keyakinan bahwa tidak ada sesuatu tanpa sebab. Dari sebuah peristiwa yang dianggap sebagai sebab, Anda dapat menentukan peristiwa
berikutnya yang menjadi akibatnya, misalnya: Saya bangun kesiangan. Akibatnya, saya terlambat.
Hubungan sebab-akibat dapat terjadi sebaliknya. Sebuah peristiwa dapat dianggap sebagai akibat. Selanjutnya disajikan peristiwa lain yang menjadi penyebabnya, misalnya:
Pak Amat bersyukur. Anaknya yang hanya semata wayang lulus dengan predikat sangat memuaskan.
1. Lengkapilah paragraf induktif berikut dengan kata, kelompok kata, atau kalimat yang sesuai
a. Siswa di kelas kami ada 30 orang; 20 orang di antaranya mengenakan baju berlengan panjang; selebihnya berlengan pendek. Dapat disimpulkan bahwa ....
b. Kita tahu benda yang disebut arloji. Di dalamnya terdapat komponen yang rumit. Gerak kompenennya teratur dengan irama tertentu. Kita yakin bahwa arloji itu dibuat orang.
Tentu pembuatnya bukan sembarangan. Ia tentu pandai. Di luar arloji, kita mengenal alam semesta. Di dalamnya terdapat matahari, bulan, dan jutaan bintang. Komponen
itu beredar dengan teratur seperti teraturnya gerak komponen arloji. Semua mengikuti irama tertentu. Kalau arloji ada dibuat, bukan tidak mungkin alam semesta pun ….
Kalau pemakai arloji tidak dapat melihat pembuatnya, bukan tidak mungkin penghuni alam raya pun …
Kalau arloji dibuat oleh tokoh yang pandai, bukan tidak mungkin alam semesta pun dibuat oleh ….
c. Harga BBM naik. Akibatnya, harga …, …, … dan …. d. … hal itu wajar mengingat hujan lebat turun berhari-hari lamanya.
Uji Kompetensi 7.4
Mari Beraktivitas di Sekolah
89
2. Perhatikan ilustrasi berikut Siswa di kelas kami ada 30 orang. Nilai siswa nomor absen 1 sampai 30 dalam ulangan
Matematika kemarin berturut-turut tercatat sebagai berikut: 53
68 75
85 83
80 71
47 87
70 67
57 70
52 68
69 65
75 43
70 74
70 70
64 65
61 60
70 77
33 a. Rumuskan sebuah kesimpulan induktif dari data di atas
b. Buatlah paragraf induksi berdasarkan data nilai di atas
Tujuan Pembelajaran:
Anda diharapkan dapat menggunakan berbagai jenis kalimat secara pragmatik.
Mengenal Kalimat Pragmatik
Anda mengenal kata pintar, bukan? Nah, dalam kalimat ’Karena pintar, Abi disayangi guru-gurunya’, kata pintar berarti pandai atau cakap. Tetapi, apabila dilihat dari penggunaannya,
pintar tidak selalu berarti pandai atau cakap. Perhatikan dialog berikut Ibu
: ”Ton, bagaimana ulanganmu matematika?” Tony
: ”Saya dapat 42, Bu.” Timy
: ”Saya 25” Ibu
: ”Timy, kamu ini memang anak Ibu yang paling pintar.” Kata pintar pada dialog di atas tidak bermakna pandai, tetapi sebaliknya, bodoh. Makna
itu tidak lepas dari konteks pembicaraan mereka. Pembicaraan mengenai pemakaian kata, frase, dan kalimat yang selalu terikat konteks inilah yang dipelajari dalam pragmatik.
Tentukan kalimat pragmatik yang terdapat dalam ilustrasi berikut, dan jelaskan maksudnya 1. Pada suatu siang pelajaran Matematika. Pintu dan jendela kelas tertutup. Kipas angin
dan AC tidak ada. Anak-anak mengerjakan soal dengan serius. Guru duduk sambil memerhatikan murid-muridnya. Tidak berapa lama kemudian, ia bergumam sambil
mengipas-ngipaskan tangan ke tubuhnya, ”Uh, panas sekali.” Begitu mendengar ucapan itu, Abi, salah seorang yang duduk dekat jendela membuka jendela lebar-lebar.
2. Pada suatu sore ayah dan ibu duduk-duduk di ruang tamu. Tak lama terdengar Abi berteriak- teriak, ”Eyang datang Eyang datang”
Bapak : ”Bu, kopi” Ibu
: segera ke belakang menyiapkan kopi.
Uji Kompetensi 7.5
Ada Apa dalam Bahasa Kita?
Piawai Berbahasa Cakap Bersastra Indonesia SMAMA Kelas XII Program Bahasa
90
Rangkuman
3. Waktu sudah menunjukkan pukul 22.00. Abi dan Roni masih asyik bercanda di ruang tamu. Dari ruang dalam ibu berkata agak keras, ”Abi, pukul berapa sekarang?”
Canda di ruang tamu tiba-tiba terhenti. Hening sejenak. Roni
: ”Bu, Roni mohon pamit.” Ibu
: ”Lho, kok buru-buru? Masih sore begini?” 4. Ibu : Melihat Abi masih bermain-main, belum berangkat ke sekolah, padahal jam sudah
menunjukkan pukul 06.30, padahal jam masuk sekolah pukul 07.00. ”Abi, pukul berapa sekarang?”
Abi mematikan komputer lalu pergi. Tiba di sekolah, pelajaran pertama sudah dimulai. Abi
: ”Selamat pagi, Pak.” Guru
: ”Jam berapa sekarang?” Abi
: ”Maaf, Pak. Jalan macet.”
1. Laporan merupakan bentuk pertanggungjawaban. Menganalisis laporan harus sejalan dengan tuntutan laporan yang 1 jelas dan tegas, 2 lengkap, 3 benar
dan objektif, 4 disusun dengan cermat dan konsisten, 5 disampaikan tepat waktu melalui saluran dan prosedur yang benar, 6 disusun langsung mengenai sasaran.
2. Untuk mencapai target, organisasi, lembaga, atau instansi program kerja dan proposal dibuat. Bentuk dan isinya secara sistematis mencerminkan kegiatan yang
akan dilakukan. Menjelaskan program kepada orang lain berarti membahasakannya agar diterima dengan baik.
3. Membaca teks pidato tidak sekadar melisankan teks, tetapi lebih dari itu. Pembaca harus 1 mengidentifikasi dirinya sebagai orator yang diidolakan, 2 menguasai
masalah yang disampaikan, 3 mulai membaca teks jika situasi sudah memungkinkan, 4 melafalkan teks dengan jelas dan tepat, 5 mengarahkan
pandangan ke arah pendengar, dan 6 bersikap sopan dan familier.
4. Paragraf induktif disusun dengan menyajikan sejumlah peristiwa khusus kemudian daripadanya ditarik kesimpulan yang bersifat umum. Kesimpulan ini ditempatkan
pada akhir paragraf. Sementara itu, induksi dapat ditempuh dengan generalisasi, analogi, atau hubungan sebab-akibat. Generalisasi merupakan proses berpikir
mendapatkan kesimpulan umum dari sejumlah peristiwa khusus. Analogi merupakan proses berpikir untuk mendapatkan kesimpulan dari dua peristiwa yang
memiliki banyak kesamaan. Apa yang berlaku pada peristiwa yang satu diyakini berlaku pula pada peristiwa lain. Hubungan sebab-akibat bertolak dari anggapan
bahwa tidak akan ada sesuatu tanpa sebab.
5. Kalimat pragmatik dikenal karena penggunaan dan maknanya disesuaikan dengan konteksnya masing-masing.
Mari Beraktivitas di Sekolah
91
KELOMPOK PECINTA SASTRA DAN BUDAYA SMA NUSANTARA SURABAYA
2007-2008 1. Jelaskan rencana kegiatan berikut kepada rekan-rekan Anda
No. Jenis Kegiatan
Waktu Tempat
Sumber Penanggung
Dana Jawab
1. Lomba penulisan
Oktober 2007 SMA Nusantara
Anggaran OSIS Damarsasi
cerpen pendek 2.
Kunjungan ke Januari 2008
Yogyakarta Iuran, sponsor,
Sofiantoro Museum Sonobudoyo
anggaran osis
2. Apa yang disampaikan pembicara kepada pendengarnya dalam penggalan pidato berikut? Kita harus berubah. Kita harus berubah. Tak ada yang dapat mengubah keadaan
selain diri kita sendiri. Ketidakadilan harus kita ubah menjadi keadilan. Nasib kita yang selalu ada di bawah harus kita angkat sendiri agar berada di atas. Kita semua tahu,
negeri kita amat kaya, tetapi selama ini hanya untuk rayahan atau untuk bancakan para pejabatnya, sedang kita hanya kebagian sisa-sisanya. Mereka yang suka bancakan harta
rakyat dan harta negara itu harus kita ganyang, harus kita lengserkan, harus kita ganti. Setuju saudara-saudara? Mustofa W. Hasyim, Kali Code, Pesan-pesan Api.
3. Susunlah paragraf induktif yang ditutup dengan kalimat Memang siswa di SMA ini aktif berolahraga
4. Kalimat Bensin habis dalam dialog berikut memiliki dua maksud. Jelaskan Seorang anak belum juga berangkat kuliah. Padahal, jam sudah menunjukkan pukul 06.45.
Padahal kuliah dimulai pukul 07.00. Ayah
: ”Lho, kok, belum berangkat?” Anak
: ”Bensin habis.”
E v a l u a s i
Piawai Berbahasa Cakap Bersastra Indonesia SMAMA Kelas XII Program Bahasa
92
Refleksi
Tanyakan kepada guru Anda masing-masing, berapa skor yang Anda peroleh dari jawaban Anda atas soal evaluasi di atas Cocokkan dengan tabel berikut untuk mengetahui tingkat
keberhasilan Anda dalam mempelajari materi pada pelajaran ini.
Tabel Penguasaan Materi Skor
Tingkat Penguasaan Materi
85 – 100 Baik sekali
70 – 84 Baik
60 – 69 Cukup
60 Kurang
Apabila tingkat penguasaan Anda mencapai skor 70 ke atas, Anda tergolong siswa yang berhasil. Akan tetapi, kalau skor yang Anda peroleh di bawah 70, Anda harus mengulangi
pelajaran ini, terutama bagian materi yang belum Anda kuasai.
Pelajaran 8
Mengomunikasikan Seni
Berbahasa
Sumber: bp3.bloogger.com
Sebuah program yang kita buat sendirian, kadang-kadang kurang sempurna hasilnya. Untuk sempurna, memerlukan tambahan gagasan dari orang lain. Usulan
tambahan pemikiran dari orang lain ini, teknik penyampaian dengan cara khusus. Kesalahan teknik penyampaian dapat menimbulkan akibat kurang lengkap, kurang
benar, dan kurang baiknya sebuah program kerja. Gagasan penyempurnaan untuk suatu program dapat diperoleh dengan membaca cepat berbagai sumber terkait.
Menyampaikan gagasan penyempurnaan secara tertulis hendaklah mengingat akan bentuk dan pola pengungkapan yang baik dan benar. Misalnya pola perbandingan,
pertentangan, dan contoh. Dengan memahami ciri paragraf dan pola pengungkapan tertulis membuat kita cepat menangkap inti pokok gagasan yang akan kita siapkan
untuk menyempurnakan suatu program kerja ini. Jika kegiatan ini kita lakukan secara lisan maka pemilihan kalimat pragmatik yang sesuai dengan komunikator menjadi
hal penting untuk kita lakukan. Sebagai akibat positif dari ketercapaian kegiatan ini maka kelancaran dan keberhasilan sebuah proses komunikasi akan tercapai.
Kemampuan Berbahasa
Piawai Berbahasa Cakap Bersastra Indonesia SMAMA Kelas XII Program Bahasa
94