Ayo, Berkarya
121
C. Membaca
Tujuan pembelajaran:
Anda diharapkan dapat membaca teks pidato dengan memerhatikan kejelasan ucapan dan ekspresi wajah serta penekanan pada kata-kata
kunci.
Membaca teks pidato
Pada pelajaran yang lalu kita telah mengenal ‘gaya’ pidato Bung Karno. Masih ingat, bukan? Repetisi, klimaks, ilustrasi, dan pertanyaan-pertanyaan retorik mewarnai pidato beliau.
Lain Bung Karno, lain pula gaya Pak Harto, Pak Habibie, Gus Dus, Ibu Mega, dan Pak SBY. Masing-masing memiliki gaya tersendiri.
1. Sebagaimana presiden-presiden terdahulu, Presiden Dr. H. Susilo Bambang Yudhoyono juga menyampaikan pidato awal tahun. Maka pada tanggal 31 Januari 2007 dari Istana
Merdeka, Jakarta beliau menyampaikan pidato awal tahun 2007. Berikut disajikan penggalannya, bacalah dengan cermat
Bismillahirrahmanirrahim, Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Salam sejahtera bagi kita semua,
Saudara-saudara sebangsa dan setanah air, di mana pun saudara berada dan berkarya, Mengawali pidato ini, marilah kita panjatkan puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang
Maha Kuasa, Allah swt., karena atas rahmat dan karunia-Nya, kita masih diberi kesempatan dan kekuatan untuk melanjutkan ibadah, karya, dan pengabdian kita kepada
bangsa dan negara tercinta. Kita juga bersyukur karena kita masih diberi ketegaran dan kesabaran untuk menghadapi berbagai tantangan dan ujian, dalam upaya besar kita
membangun hari esok yang lebih baik. Jalan yang kita tempuh dan lalui untuk menjadi bangsa yang maju dan sejahtera, sebagaimana pula yang dialami oleh bangsa-bangsa
lain, adalah jalan yang panjang, tidak lunak, dan penuh dengan tantangan. Hanya bangsa yang tangguh, ulet, cerdas, dan terus bekerja keraslah yang akan berhasil mencapai
cita-citanya. InsyaAllah, bangsa Indonesia akan mampu menghadapi dan mengatasi ujian dan tantangan itu, dan kelak akan menjadi bangsa yang maju, adil, dan sejahtera.
Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, saya menunda penyampaian Pidato Akhir Tahun, yang biasanya saya sampaikan di akhir bulan Desember. Saya ingin menggantinya
dengan tradisi baru, yakni menyampaikan Pidato Awal Tahun pada bulan Januari. Dalam pertimbangan saya, pada bulan Januari, kita telah memperoleh gambaran yang lebih utuh
tentang apa yang telah kita capai di tahun sebelumnya. Pertimbangan saya yang lain adalah setiap akhir tahun atau awal tahun baru banyak dilakukan evaluasi dan refleksi
Uji Kompetensi 10.3