Pidato, Ceramah dan Makalah
135
2. Ubahlah kutipan langsung berikut menjadi kutipan tidak langsung a. Oleh Teeuw 1984:23 dijelaskan bahwa ”sastra dapat berarti alat untuk mengajar,
buku petunjuk, buku instruksi atau buku pengajaran.” b. Gorys Keraf 1995:120 menyatakan bahwa ”ada dua pengertian mengenai definisi,
yaitu definisi mengenai kata dan definisi mengenai referennya.” c. Gonda dan Zoetmulder dalam Teeuw 1984 menjelaskan bahwa ”kata susastra
nampaknya tidak terdapat dalam bahasa Sanskerta dan Jawa Kuno.” 3. Susunlah sebuah makalah singkat mengenai pengaruh sastra asing Walaupun singkat,
makalah yang Anda susun hendaknya mencerminkan adanya unsur judul, pengantar, pendahuluan, pembahasan, kesimpulan, dan daftar pustaka
Tujuan Pembelajaran:
Anda diharapkan dapat mengidentifikasi perubahan, pergeseran makna kata, dan hubungan makna kata.
Mengidentifikasi hubungan makna kata 1. Sinonim
Sinonim adalah kata-kata yang memiliki kesamaan makna syn = sama, anoma = nama. Proses terjadinya sinonim sebagai berikut.
a. Proses penyerapan
Proses penyerapan, baik dari bahasa asing serumpun maupun lain rumpun, memungkinkan adanya dua tiga kata yang bersinonim. Misalnya, dalam bahasa
Indonesia sudah ada kata hasil, tetapi kita masih menerima kata produksi. Sudah ada kata karangan, tetapi menerima kata risalah, artikel, dan makalah. Adapun yang berasal
dari bahasa serumpun pun juga ada. Misalnya, sudah ada kata ubi kayu, tetapi menyerap kata singkong; sudah ada kata tanah liat, tetapi masih juga menyerap kata
lempung. Kadangkala diserap beberapa kata dari bahasa donor yang bersinonim seperti buku, kitab, dan pustaka; sekolah dan madrasah; reklame, advertensi, dan iklan.
b. Pengaruh emosi dan evaluasi
Dalam bahasa Indonesia ada beberapa kata yang secara denotatif bersinonim walaupun makna emotif dan makna evaluatif yang dikandungnya berbeda. Kata hemat,
ekonomis, dan irit, misalnya, secara denotatif sama, tetapi secara emotif dan evaluatif berbeda. Begitu juga kata gadis dan perawan; mati, meninggal, wafat, berpulang,
tewas, gugur, dan mampus.
2. Antonim
Antonim adalah kata-kata yang maknanya berlawanan atau beroposisi Ada beberapa oposisi, di antaranya adalah:
a. Oposisi kembar atau antonim mutlak
Dalam oposisi ini menyangkal kata pertama berarti menegaskan kata kedua, seperti hidup – mati; jantan – betina; pria – wanita.
Ada Apa dalam Bahasa Kita?
Piawai Berbahasa Cakap Bersastra Indonesia SMAMA Kelas XII Program Bahasa
136 b. Oposisi majemuk
Oposisi ini ditandai banyaknya antonim, walaupun masih dalam kelas yang sama, seperti merah berantonim dengan putih, biru, hitam, hijau, dan ungu; emas dengan
perak, tembaga, kuningan, dan besi,
c. Oposisi gradual
Oposisi gradual ditandai banyaknya antonim, walaupun dalam tingkat yang berbeda, seperti panjang berantonim dengan lebih panjang, kurang panjang, dan pendek;
baik dengan lebih baik, kurang baik, dan buruk.
d. Oposisi relasional berkebalikan
Oposisi relasional ditandai dengan adanya perbedaan makna yang berlawanan arah seperti meminjam - meminjamkan; menjual – membeli.
e. Oposisi hierarkis
Oposisi hierarkis ditandai adanya perbedaan tingkat dalam satu perangkat ukuran besaran dan lain-lain, seperti Januari berantonim dengan Februari, Maret, April; meter
dengan sentimeter, desimeter, dan kilometer.
f. Oposisi inversi
Oposisi inversi dapat diuji melalui mengikuti kaidah sinonim yang mencakup 1 penggantian istilah dengan istilah lain, dan 2 mengubah posisi suatu penyangkalan
dalam kaitan dengan istilah yang berlawanan, misalnya: 1 Beberapa negara tidak berpantai bersinonim dengan tidak semua negara berpantai.
Dengan demikian, beberapa berantonim dengan semua. 2 Kita diharuskan tidak terlambat bersinonim dengan kita tidak diperbolehkan
terlambat. Dengan begitu, diharuskan berantonim dengan diperbolehkan; harus dengan boleh.
3. Homonim
Anda mengenal kata bisa? Nah, kata bisa itu ada dua. Kata bisa pertama, dari bahasa Indonesia, berarti racun dan bisa kedua, dari bahasa Jawa, berarti dapat. Maka dikatakan
bisa
1
berhomonim dengan bisa
2
. Dengan begitu, homonim merupakan hubungan antara dua tiga kata yang secara kebetulan dilafalkan danatau ditulis dengan cara yang sama.
1
amat sangat –
2
amat memerhatikan
1
baku pokok –
2
baku saling
1
buku batas ruas –
2
buku kitab
Ada dua jenis homonim, yaitu homograf dan homofon. Homograf adalah dua kata atau lebih yang ditulis dengan cara yang sama.
1
mental terpelanting –
2
mental jiwa; batin
1
seret sendat –
2
seret hela
1
tahu mengerti –
2
tahu nama makanan
Homofon dua kata atau lebih yang dilafalkan dengan cara yang sama. bang kakak
– bank lembaga keuangan
sangsi bimbang – sanksi tindakan, hukuman
tang alat penjepit – tank mobil lapis baja