Menyajikan pratibukti counterargument Menulis

Kesetaraan Gender 53 ketidaktahuan. Di antara kesalahan penalaran adalah generalisasi yang terlalu luas, kerancuan analogi, kekeliruan hubungan sebab-akibat, kesalahan relevansi, kesalahan menggunakan prestise seseorang.

a. Generalisasi yang terlalu luas

Kesalahan jenis ini terjadi karena minimnya data yang dijadikan dasar untuk melakukan generalisasi Jawa: gebyah uyah, seperti Semua orang Indonesia beragama Islam; Semua orang Rusia ateis; Semua pejabat pemerintah korup.

b. Kerancuan analogi

Kesalahan analogi terjadi karena keliru menggunakan analogi dengan tepat, misalnya Negara adalah kapal yang berlayar menuju tanah harapan. Jika nakhoda bersikap demokratis dengan selalu minta pendapat ABK-nya dalam menentukan arah kapal, kapal tidak akan kunjung sampai. Oleh karena itu, dalam pemerintahan, demokrasi tidak perlu dilakukan.

c. Kekeliruan sebab akibat kausalitas

Kesalahan kausalitas terjadi karena keliru menentukan sebab suatu peristiwa, misalnya 1 Saya tidak dapat mengerjakan soal karena belum sarapan. 2 Banjir terjadi karena banyak orang membuang sampah sembarangan.

d. Kekeliruan relevansi

Kesalahan relevansi terjadi apabila bukti, peristiwa atau alasan yang diajukan tidak berhubungan atau tidak menunjang kesimpulan, misalnya 1 Badan Penyangga Perdagangan Cengkih ini lahir karena kemauan rakyat Indonesia untuk meningkatkan kesejahteraannya. 2 Tidak ada jalan lain untuk memberantas korupsi, kecuali menaikkan gaji pegawai negeri.

e. Kurang memahami persoalan

Kesalahan ini terjadi karena seseorang tidak tahu persoalan yang dihadapi, misalnya Mengapa korupsi sulit diberantas? Sebab korupsi itu perbuatan melawan hukum seperti halnya melanggar konstitusi, melanggar rambu-rambu lalu lintas, dan melanggar kesepakatan yang telah disetujui.

f. Bersandar pada prestise

Kesalahan ini terjadi karena seseorang bersandar pada pendapat tokoh terkenal walaupun bukan ahlinya, misalnya Semua siswa yang pandai mendapat pujian. Amini adalah siswa yang pandai. Kalau begitu, Amini mendapat pujian. Menurut saya, pendapat di atas tidak benar karena pujian tidak hanya diberikan kepada siswa yang pandai, tetapi dapat juga diberikan karena faktor lain.