Mendengarkan Piawai Berbahasa Cakap Bersastra Indonesia 3 Bahasa Kelas 12 Sunardi Suharto 2009

Seni untuk Seni, untuk Masyarakat, atau untuk Siapa? 3

B. Berbicara

Tujuan Pembelajaran: Anda diharapkan dapat menilai isi pembicaraan dalam diskusi dalam hal baik-buruk, bermutu-tidak bermutu, dan sebagainya. Pembicaraan dalam diskusi Dalam era globalisasi, diskusi sering dilakukan oleh lembaga pendidikan, lembaga penelitian, dan stasiun TV. Diskusi biasanya dilakukan oleh sejumlah orang di bawah pimpinan seorang moderator. Dalam menjalankan tugasnya, moderator biasanya didampingi satu atau dua orang penulis. Jauh sebelum diskusi dimulai, peserta biasanya sudah menyiapkan diri. Mereka sudah menyiapkan materi yang akan disampaikan. Pada saat diskusi dilakukan, semua pelaku diskusi adalah pembicara sekaligus pendengar baik. Mereka mendengarkan uraian pembicara lain; menangkap setiap gagasan yang disampaikan; mempertimbangkan; dan menyimpulkannya secara terbuka, jujur, objektif, dan tidak berburuk sangka. Sebelum diskusi ditutup, biasanya moderator menyampaikan rangkuman seluruh isi pembicaraan. Uraian berikut, sajikan secara lisan dan disampaikan oleh dua orang pelaku diskusi. Tentukanlah informasi penting yang didapat dari uraian masing-masing 1. Saudara, setelah beristirahat sekian lama, marilah sekarang kita lanjutkan diskusi kita. Sebagaimana telah kita sepakati tadi, acara ini adalah acara terakhir. Dalam kesempatan ini, saya akan mencoba merumuskan beberapa kesimpulan yang dapat kita peroleh dari diskusi yang telah kita lakukan tadi. Pertama, pada dasarnya kita sependapat untuk segera membentuk kelompok pecinta alam. 2. Pernah nonton film Indonesia yang ceritanya bagus dan dramatis? Jangan buru-buru kagum dan bangga dulu karena jangan-jangan itu cuma jiplakan atau tiruan dari cerita yang sudah lebih dulu beredar di negeri orang. Film Pengantin Remaja, misalnya mirip dengan film Love Story atau sinetron dengan judul serupa, Pengantin Remaja, mirip dengan film Korea My Little Bride. Itu hanya sekadar contoh. 3. Sekali lagi, menyinggung kebebasan berekspresi di kampus, sebagian mahasiswa mengaku tidak ada kendala berarti, baik dari otoritas kampus, maupun dari teman-teman sejawat. Namun, tak sedikit yang justru melontarkan hal sebaliknya. Soal jam latihan teater, misalnya, tidak bisa dilakukan pada siang atau sore hari. Praktis malam hari menjadi pilihan waktu satu-satunya. Namun, kesempatan berlatih satu-satunya itu pun terpaksa terpangkas manakala kampus membuat peraturan jam malam dan melarang mahasiswanya beraktivitas di malam hari Solo Pos, 17 Januari 2004. Tips untuk pemimpin diskusi • tahu aturan main dalam hal menjaga waktu, memberikan kesempatan berbicara kepada peserta, dan merumuskan kesimpulan • memimpin diskusi dengan sabar • bersikap ramah, jujur, berlaku adil • menghargai setiap pendapat yang dikemukakan pembicara Uji Kompetensi 1.2 Piawai Berbahasa Cakap Bersastra Indonesia SMAMA Kelas XII Program Bahasa 4

C. Membaca

4. Secara umum dapat kami laporkan bahwa penyelenggaraan pelatihan dapat terlaksana dengan baik dan lancar. Hal itu hanya mungkin karena partisipasi aktif pimpinan proyek, dosen, widyaiswara, pengawas, instruktur, dan berbagai pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu per satu. Oleh karena itulah, pada kesempatan ini kepada mereka kami sampaikan ucapan terima kasih. Tujuan Pembelajaran: Anda diharapkan dapat mengidentifikasi pola pengembangan paragraf dengan kegiatan membaca intensif. Mengidentifikasi pola paragraf Bacaan umumnya terjadi dari beberapa paragraf. Setiap paragraf terjadi dari beberapa kalimat. Isi kalimat satu dan kalimat lain bertautan koheren. Semuanya menyajikan satu kesatuan ide. Ide itu disebut ide pokok, gagasan utama, atau pikiran utama. Ide tersebut diperjelas dengan beberapa ide penjelas. Ide pokok adakalanya dinyatakan dengan kalimat utama atau kalimat topik. Kalimat ini biasanya ditempatkan pada awal paragraf. Namun, tidak jarang kalimat utama justru ditemukan pada akhir paragraf, awal dan akhir paragraf, atau di tengah paragraf. Ide penjelas biasanya dinyatakan dengan kalimat kalimat penjelas. Tempatnya bervariasi. Berdasarkan letak kalimat topik, paragraf dibedakan menjadi empat pola, yaitu paragraf induktif, paragraf deduktif, paragraf induktif-deduktif, dan paragraf deskriptif. Demikian pula halnya dengan bacaan. Ada bacaan induktif, deduktif, induktif-deduktif, dan bacaan deskriptif. Tentukan gagasan pokok dan letaknya pada paragraf berikut 1. Pada awalnya konsep cerpen memang tidak begitu jelas. Sketsa, fragmen esai-esai yang mengangkat kehidupan sehari-hari, cerita-cerita ringan dan lucu, cerita bersambung feulleton atau kisah tragedi percintaan yang diambil dari suatu peristiwa yang pernah menjadi berita aktual, semua disebut cerita. Baru memasuki abad ke-20, cerita-cerita yang pendek itu diberi label cerita pendek meski tak pernah disingkat cerpen. Ajip Rosidi Tjerita Pendek Indonesia, 1959 yang menempatkan Muhammad Kasim dan Soeman Hs sebagai perintis cerpen Indonesia, menelusuri jejak cerpen dari tradisi sastra lisan penglipur lara dengan tokoh-tokoh si Kabayan, Lebai Malang, dan Joko Dolok. Republika, 8 Februari 2004. 2. Seorang bisa jadi tidak puas terhadap karya sastra yang dihasilkan sebelumnya. Ketidakpuasan itu bisa disebabkan oleh banyak hal. Salah satunya adalah medium yang digunakan. Oleh karenanya, mereka melakukan pendobrakan atau perlawanan terhadap mediumnya Talenta, Vol. 2, Juni 2005. Uji Kompetensi 1.3