Cermatilah penggalan Malu Aku Jadi Orang Indonesia karya Taufiq Ismail berikut

Pelajaran 15 Nilai-Nilai dalam Puisi Kita sudah mengenal puisi asli karya anak bangsa sendiri dan karya anak bangsa lain. Masing-masing dinyatakan dengan bunyi, kata, frase, kalimat dalam tipografi yang indah. Di dalamnya terkandung apa saja yang ada dalam diri penyair. Lebih dari itu, ada sesuatu yang terselip yang dapat memperhalus budi pekerti manusia. Sesuatu itu adalah nilai. Kemampuan Bersastra Sumber: Sastra Indonesia Modern II Kompeten Berbahasa dan Bersastra Indonesia SMAMA Kelas XII Bahasa 182

A. Mendengarkan

Tujuan Pembelajaran: Anda diharapkan dapat menentukan tema dan amanat puisi terjemahan yang dibacakan Merumuskan tema dan amanat Tema puisi merupakan dasar puisi. Cakupannya luas, abstrak, dan netral. Dalam tema belum tampak kecenderungan penyair untuk memihak. Oleh karena itu, apa saja dapat dijadikan tema. Cinta, misalnya, dapat diangkat menjadi tema. Dari tema tesebut dapat diurai ke dalam beberapa topik, seperti cinta tanah air, cinta laki-laki perempuan, kasih sayang orang tua pada anaknya, cinta tak terbalas, dan cinta buta. Masing-masing dapat dijabarkan lebih jauh menjadi judul yang menjurus dengan cakupan pengertian lebih terbatas. Dengan sebuah puisi penyair mungkin menyampaikan beberapa amanat sekaligus. 1. Bacakan puisi terjemahan berikut dengan suara nyaring Rubayyat Oleh Umar Khayyam 1 Bangunlah Surya, yang mengubrak-abrik gemintang Di awang malam hingga lari lintang pukang Mengusir malam dan gemintang dari langit, dan Memanah putri Sultan dengan sepancar cerlang. 2 Sebelum sosok Subhi Kazib bisu berlalu Kukira ada swara dalam losmin berseru: ”Bila Masjidul Batin telah siap seluruh, Mengapa, O, Abdu, masih mengantuk jisimmu?” Dari M. Taslim Ali, Puisi Dunia 2. Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut berdasarkan puisi terjemahan yang baru saja Anda dengarkan tadi a. Siapakah penulis puisi ‘Rubayyat’ tersebut? Siapa penerjemahnya? b. Apakah tema dan amanat yang terkandung dalam puisi tersebut? Uji Kompetensi 15.1 Nilai-Nilai dalam Puisi 183

C. Membaca B. Berbicara

Tujuan pembelajaran: Anda diharapkan dapat melisankan Gurindam XII untuk menemukan nilai-nilai dan kekhasannya dalam pengungkapan dan penggunaan diksi Menemukan nilai-nilai dalam gurindam Setiap pasal Gurindam Dua Belas menyampaikan tema, nilai, dan pesan tertentu pula. Misalnya, pasal pertama bertemakan ibadah. Bait ketiga Barangsiapa mengenal Allah, suruh dan tegahnya tiada menyalah. Menunjukkan betapa tema, nilai, dan pesan tentang ibadah itu disampaikan kepada siapa saja, tanpa kecuali. Barangsiapa mengenal Allah, mematuhi perintah dan menjauhi larangannya pasti tiada salah. Tentukan tema, nilai, dan amanat yang tersirat dari bait-bait gurindam berikut Barang siapa meninggalkan sembahyang, seperti rumah tiada bertiang. Hendaklah peliharakan kaki, daripada berjalan yang membawa rugi. Mengumpat dan memuji hendaklah pikir, di situlah banyak orang yang tergelincir. Jika hendak mengenal orang yang baik perangai, lihat pada ketika bercampur dengan orang ramai. Cahari olehmu akan sahabat, yang boleh dijadikan obat. Tujuan Pembelajaran: Anda diharapkan dapat menganalisis puisi yang dianggap penting pada setiap periode untuk menemukan standar budaya yang dianut masyarakat. Menganalisis puisi untuk menemukan budaya masyarakat Indonesia pascaproklamasi Selama merdeka, terdapat gejolak sosial politik yang mewarnai kehidupan sastra. Di antaranya ada yang menonjol seperti yang dialami oleh sastrawan Angkatan 45, dekade 1950-an, Angkatan 66, dekade 1970-an, dan sastrawan 2000-an. Pada Angkatan 45 muncul tokoh sentral Chairil Anwar; dekade 1950-an muncul W.S. Rendra, Toto Sudarto Bahtiar, Ramadhan KH, dan lain-lain. Pada periode 1960-an memunculkan Taufiq Ismail, Mansur Samin, dan lain-lain. Pada periode 1970-an muncul nama Sutardji Calzoum Bachri, Hamid Jabbar, dan lain-lain. Pada 2000-an muncul nama Abidah el Khalieqy, Afrizal Malna, Ahmad Nurullah, Ahmad Syubanuddin Alwy, Ahmadun Yosi Herfanda, dan lain-lain. Uji Kompetensi 15.2