Terima teknologi, Jangan Lupa Norma dan Agama
41
situasi seperti ini, adakalanya ia terpaksa melakukan tindakan yang tidak dapat dibenarkan. Untuk membuktikan keterpaksaannya, ia mengajukan sejumlah argumen
bagi pembenaran tindakan itu, misalnya
Saya tergesa-gesa berangkat ke sekolah. Bagaimana tidak, jam pertama ada ulangan. Tiba di simpang empat, lampu merah menyala. Menunggu sampai lampu
hijau menyala tentu lama. Padahal, saya tidak mau terlambat. Saya pun naik trotoar, kemudian memacu motor saya dengan kecepatan tinggi. Seorang polisi
berusaha menghentikan saya. Tetapi, saya tak peduli. Saya tak mau terlambat. Salahkah saya melanggar rambu lalu lintas?
d. Persamaan
Metode ini berangkat dari dua peristiwa atau fenomena yang memiliki banyak kesamaan. Oleh karena itu, apa yang berlaku pada peristiwa yang satu, diyakini berlaku
pula pada peristiwa lain, misalnya Amin tamatan SMA Nusantara Yogyakarta, tempat saya belajar, kini bekerja pada
sebuah perusahaan swasta. Ia dikenal sebagai karyawan yang cakap dan disiplin namun tetap sopan terhadap siapa pun. Dari kreativitasnya, perusahaan banyak
memperoleh keuntungan. Beberapa tahun kemudian, bos perusahaannya merekrut tenaga kerja tamatan SMA Nusantara Yogyakarta. Pada pikirnya, tentulah siswa
tamatan SMA tersebut memiliki kualifikasi yang tidak jauh berbeda dengan kualifikasi Amin.
e. Perbandingan
Dalam perbandingan, terdapat dua fenomena yang diperbandingkan. Ada kemungkinan fenomena pertama lebih kuat daripada fenomena kedua. Apabila diyakini,
bahwa fenomena pertama lebih kuat daripada fenomena kedua penulis harus yakin bahwa fenomena kedua lebih lemah daripada fenomena pertama, misalnya
Jika orang tidak bisa mengatur keluarga sendiri, diyakini ia pasti tidak dapat mengatur orang lain. Si Aak tidak bisa mengatur keluarganya sendiri. Mengatur
keluarga sendiri saja, ia tidak bisa, apalagi mengatur orang lain.Oleh karena itu, ia jangan dipilih jadi ketua organisasi, kepala instansi, atau kepala daerah.
f. Pertentangan
Metode pertentangan berangkat dari prinsip kerugian sekarang, mungkin nanti mendatangkan keuntungan, misalnya
Kebodohan menimbulkan berbagai penderitaan. Kemiskinan, keterhinaan, keterasingan, dan ketidakberdayaan tentu tidak memungkinkan seseorang hidup
bahagia. Setiap hari mereka hanya berpikir apa yang akan dimakan besok atau lusa. Waktu berlalu begitu saja tanpa arti apa-apa. Sementara itu, anak-anak mereka
akan menghadapi situasi serupa, hari esok suram tanpa harapan.Untuk mengatasinya, tiada cara lain kecuali mencerdaskannya.
g. Kesaksian atau otoritas
Kesaksian atau otoritas merupakan temuan atau persepsi orang lain yang dapat kita gunakan. Dalam karya ilmiah, tulisan penulis lain, hasil penelitian orang lain, atau
pemikiran orang lain dapat digunakan untuk mendukung gagasan sendiri, atau membuktikan kebenaran uraian. Bahkan untuk menunjukkan kesalahan pendapat lain
pun cara ini dapat digunakan.