kesempatan kerja atau berusaha yang produktif, khususnya bagi masyarakat di daerah pinggiran Kota Semarang dengan membentuk wirausaha baru, dan
memberikan lapangan kerja bagi penganggur setengah penganggur. Untuk mengatasi permasalahan tersebut diatas, salah satu kegiatan yang
dilaksanakan di Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Semarang, yaitu melaksanakan kerja sama dengan PT Jamsostek Persero Cabang Semarang serta
LPK ASA Group, dengan melaksanakan peningkatan keterampilan atau pelatihan untuk penempatan pada perusahaan Garmen. Program peningkatan keterampilan
atau pelatihan ini merupakan bantuan dari PT Jamsostek Persero Cabang Semarang dari anggaran Dana Peningkatan Kesejahteraan Peserta DPKP tidak
bergulir hibah tahun 2006.
B. Maksud dan Tujuan Maksud
Maksud diadakannya kegiatan ini adalah mengatasi masalah ketenagakerjaan banyaknya penganggur atau pencari kerja yang ada di daerah
khususnya di Kota Semarang, dimana APBD saat ini dirasa kurang memadai.
Tujuan
Pelaksanaan Program Perluasan dan Pengembangan Kesempatan Kerja ini bertujuan:
1. Meningkatkan keterampilan para pencari kerja sehingga siap pakai di
bidang Menjahit High Speed;
2. Menyalurkan tenaga kerja siap pakai pada perusahaan garmen di Kota
Semarang dan sekitarnya sehingga dapat mengurangi pengangguran; 3.
Menambah jumlah peserta program Jamsostek di wilayah Kantor Cabang PT Jamsostek Persero Semarang.
C. Pelaksanaan Kegiatan
Sebelum kegiatan dimulai, pertama-tama adalah melakukan koordinasi antara Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Semarang dengan Kantor
Cabang PT Jamsostek Persero Semarang dan LPK ASA Group. Adapun pembahasan dalam koordinasi sebagai berikut:
a. Membicarakan teknis pelaksanaan pelatihan
b. Menentukan jadwal pelatihan
c. Menentukan cara pencairan dana maupun pertanggungjawaban SPJ
d. Menentukan syarat-syarat peserta program pelatihan
e. Menentukan personil yang terkait dalam pelaksanaan kegiatan termasuk
pengajar f.
Menentukan perusahaan yang merekrut pencari kerja yang telah selesai melaksanakan pelatihan
g. Menentukan sistem pertanggungjawaban serta pelaporan akhir
pelaksanaan kegiatan
D. Sosialisasi kepada Masyarakat Pencari Kerja
Untuk memasyaratkan program ini dibuat surat pemberitahuan kepada Kepala Camat se-Kota Semarang yang diteruskan ke Kelurahan mengenai
program pelatihan penempatan ini. Selain itu program ini diumumkan melalui papan pengumuman yang ada di Disnakertrans Kota Semarang serta diberitakan
melalui Web Disnakertrans www.disnakertrans-kotasemarang.or.id
.
E. Rekruitmen dan Kriteria Peserta Pelatihan
Rekruitmen peserta pelatihan ditujukan pada pencari kerja wanita sebanyak-banyaknya dengan tujuan apabila jumlah pendaftar melebihi target akan
diikutkan pada tahap berikutnya. Kriteria peserta pelatihan adalah: a.
Usia 18-24 tahun b.
Pendidikan minimal SLTP, namun diutamakan SLTA c.
Tinggi badan minimal 150 cm d.
Tidak buta warna
F. Lokasi dan Waktu Pelaksanaan
Pelaksanaan pelatihan dilakukan selama 30 hari untuk setiap angkatan atau periode pelatihan. Tempat pelatihan adalah LPK ASA Group yang terletak di Jl.
Kelud Raya No.2 Sampangan Semarang.
G. Pembiayaan
Biaya untuk pelatihan yang dikeluarkan ditanggung sepenuhnya oleh PT Jamsostek Persero sebesar 60 juta rupiah untuk 120 peserta pelatihan. Adapun
rincian pembiayaan pelatihan adalah sebagai berikut:
Belanja Honor Tidak Tetap Rp. 10.900.000,00
a. Honor Pengarah 1xRp. 300.000,00
Rp. 300.000,00 b.
Honor Penanggung Jawab 1xRp.250.000,00 Rp. 250.000,00
c. Honor Staf Administrasi 5xRp.150.000,00
Rp. 750.000,00 d.
Honor Pengajar 8JPX30Hr xRp. 40.000,00 Rp. 9.600.000,00
Belanja Operasional Lainnya Rp. 35.000.000,00
a. Konsumsi Peserta 125 x30Hr x Rp.3.500,00
Rp. 13.125.000,00 b.
Penggandaan MateriNaskah 120 pkt x Rp.7.500,00 Rp. 900.000,00
c. Sewa Ruang Pelatihan 30 Hr x Rp.550.000,00
Rp. 16.500.000,00 d.
Konsumsi Rakor 10 x 2 xRp.12.000,00 Rp. 240.000,00
e. Sertifikat dan Tanda Pengenal 120 x Rp.7.500,00
Rp. 900.000,00 f.
Laporan dan Dokumentasi 1 x Rp.400.000,00 Rp. 400.000,00
g. ATK 1pkt x Rp.635.000,00
Rp. 635.000,00 h.
Pembukaan dan Penutupan 1pkt xRp.900.000,00 Rp. 900.000,00
i. Seleksi 1x Rp.600.000,00
Rp. 600.000,00 j.
PerjalananSosialisasi 16 x Rp.50.000,00 Rp. 800.000,00
Pengadaan Bahan Pelatihan Rp. 14.100.000,00
a. Kain 10m x 120 x Rp.8.500,00
Rp. 10.200.000,00 b.
Benang 3 roll x 120 x Rp.6.500,00 Rp. 2.340.000,00
c. Sekoci, Jarum, dll 1 pkt x Rp. 1.560.000,00
Rp. 1.560.000,00
JUMLAH TOTAL Rp. 60.000.000,00
H. Materi Pelatihan
Materi pelatihan yang diberikan pada saat Pelatihan Penggunaan Mesin Jahit High Speed adalah: pengenalan berbagi jenis mesin dan cara
pengoperasiannya; menjahit berbagai pola; menjahit dan kemudian memasang bagian-bagian baju atau kaos; melatih kelincahan tangan di semua mesin, dan
membuat kaos. Pelatihan diakhiri dengan simulasi test masuk garmen.
I. Penempatan
Peserta peningkatan Keterampilan atau pelatihan telah diusahakan penempatannya ke berbagai perusahaan garmen yaitu PT Morich Indo Fashion,
PT Ungaran Sari Garmen, PT Glory Industry, PT Samwon Busana Indonesia, PT SINABRO, PT ASAINDO, PT SC Enterprise, PT Arindo Garmentama, PT Batam
Textile Industry, dan PT Honey Lady Utama.
J. Hambatan
a. Tidak semua pendaftar program ini dapat diterima, hal ini karena adanya
persyaratan yang ditentukan perusahaan, sehingga penyeleksian dilakukan sesuai kehendak perusahaan.
b. Meskipun telah mempunyai keahlian atau keterampilan dan memenuhi
persyaratan yang ditentukan, perusahaan masih juga mengadakan seleksi di
luar kriteria yang telah ditetapkan. Seleksi tersebut antara lain kesesuaian tinggi badan dan berat badan serta performance.
K. Penyelesaian
Bagi yang tidak lolos seleksi, dapat diikutsertakan program peningkatan keterampilan atau pelatihan di luar program ini, sehingga mereka dapat
tertampung baik melalui keterampilan lagi ataupun di bidang kewirausahaan. Bagi yang telah lolos seleksi dan masuk pelatihan, disarankan agar selalu menjaga
penampilan atau performance sehingga pada akhir pelatihan, dapat langsung diterima perusahaan.
6.2 Penempatan Kerja Lulusan Pelatihan Penggunaan Mesin Jahit High Speed
Responden berjumlah 30 orang, yang bekerja di empat perusahaan PT Morich Indo Fashion, PT Samwon Busana Indonesia, PT SC Enterprises, dan PT
Honey Lady Utama. Jabatan responden dapat dilihat pada Tabel 6.1 di bawah ini: Tabel 6.1 Jumlah dan Persentase Lulusan Pelatihan Berdasarkan Jabatan di
Perusahaan Garmen Tahun 2008
Jabatan Jumlah orang
Persentase
Helper 2 6,67
Cutting 2 6,67
Leader 1 3,33
Operator 25 83,33
JUMLAH 30 100
Banyaknya responden yang merupakan lulusan pelatihan bekerja sebagai operator, menunjukkan bahwa sebagian besar responden dapat mengoperasikan
mesin jahit High Speed, bahkan ada salah seorang responden yang menjadi Leader.
Leader merupakan pemimpin dari suatu Line, yang bertanggungjawab pada kinerja Line yang dipimpinnya. Leader memiliki tugas ganda, yaitu
menjalankan tugas operator dan menjadi tangan kanan supervisor. Helper umumnya hanya sebagai pembantu umum, jika dalam masa tertentu Helper tidak
menunjukkan prestasi kerja, maka akan segera dikeluarkan. Cutting bekerja untuk memotong pola jahitan yang akan diserahkan kepada operator.
Pada umumnya selang waktu mereka lulus dari pelatihan, kemudian disalurkan ke beberapa perusahaan garmen, hingga resmi bekerja memakan waktu
rata-rata dua minggu, walaupun sebagian besar responden hanya membutuhkan satu minggu sejak lulus dari pelatihan hingga resmi bekerja. Empat minggu
merupakan selang waktu yang paling lama bagi responden untuk resmi bekerja di suatu perusahaan garmen. Saat akan masuk kerja, semua perusahaan melakukan
tes ulang kepada lulusan pelatihan. Tes ulang tersebut adalah menjahit dengan pola tergambar dan menjahit tanpa pola tergambar. Selain itu, perusahaan juga
menilai kelincahan dalam menjahit, dan performance tiap lulusan pelatihan. Beberapa perusahaan juga mengadakan pelatihan pada buruh garmen yang
baru diterima kerja. Hal ini dilakukan karena perusahaan ingin memantapkan dan meningkatkan keterampilan buruh garmen dalam bekerja sehingga dapat produktif
dalam bekerja. Perusahaan yang melakukan pelatihan adalah PT Samwon Busana Indonesia dan PT SC Enterprises. Perusahaan yang tidak melakukan pelatihan
pada buruh yang baru diterima bekerja dikarenakan telah melakukan seleksi yang ketat pada saat penerimaan karyawan atau memang membutuhkan buruh garmen
yang berjumlah banyak dalam waktu yang mendesak, sehingga mempercayakan