Penempatan Kerja Lulusan Pelatihan Penggunaan Mesin Jahit High Speed

mesin jahit High Speed, bahkan ada salah seorang responden yang menjadi Leader. Leader merupakan pemimpin dari suatu Line, yang bertanggungjawab pada kinerja Line yang dipimpinnya. Leader memiliki tugas ganda, yaitu menjalankan tugas operator dan menjadi tangan kanan supervisor. Helper umumnya hanya sebagai pembantu umum, jika dalam masa tertentu Helper tidak menunjukkan prestasi kerja, maka akan segera dikeluarkan. Cutting bekerja untuk memotong pola jahitan yang akan diserahkan kepada operator. Pada umumnya selang waktu mereka lulus dari pelatihan, kemudian disalurkan ke beberapa perusahaan garmen, hingga resmi bekerja memakan waktu rata-rata dua minggu, walaupun sebagian besar responden hanya membutuhkan satu minggu sejak lulus dari pelatihan hingga resmi bekerja. Empat minggu merupakan selang waktu yang paling lama bagi responden untuk resmi bekerja di suatu perusahaan garmen. Saat akan masuk kerja, semua perusahaan melakukan tes ulang kepada lulusan pelatihan. Tes ulang tersebut adalah menjahit dengan pola tergambar dan menjahit tanpa pola tergambar. Selain itu, perusahaan juga menilai kelincahan dalam menjahit, dan performance tiap lulusan pelatihan. Beberapa perusahaan juga mengadakan pelatihan pada buruh garmen yang baru diterima kerja. Hal ini dilakukan karena perusahaan ingin memantapkan dan meningkatkan keterampilan buruh garmen dalam bekerja sehingga dapat produktif dalam bekerja. Perusahaan yang melakukan pelatihan adalah PT Samwon Busana Indonesia dan PT SC Enterprises. Perusahaan yang tidak melakukan pelatihan pada buruh yang baru diterima bekerja dikarenakan telah melakukan seleksi yang ketat pada saat penerimaan karyawan atau memang membutuhkan buruh garmen yang berjumlah banyak dalam waktu yang mendesak, sehingga mempercayakan akan kemampuan menjahit pada lulusan pelatihan. PT Honey Lady Utama misalnya, perusahaan ini siap menampung ratusan buruh garmen jika LPK mampu menyiapkan. Bahkan, perusahaan ini menyatakan masih membutuhkan 1000 orang operator jahit terampil langsung kerja. Lama kerja responden berkisar antara satu hingga 22 bulan, dengan rata- rata lama bekerja adalah sembilan bulan. Responden yang bekerja lebih dari 12 bulan satu tahun menandakan bahwa lulusan pelatihan dianggap produktif, sehingga kontrak kerja mereka dapat diperpanjang menjadi lebih dari satu tahun. Jumlah lulusan pelatihan yang kontraknya diperpanjang tersebut sebanyak 12 orang 40 persen.

6.3 Analisis Program Pelatihan Penggunaan Mesin Jahit High Speed

Program Pelatihan Penggunaan Mesin Jahit High Speed dibiayai dari anggaran Dana Peningkatan Kesejahteraan Peserta DPKP tidak bergulir atau hibah tahun 2006. Program ini merupakan hibah di bidang pendidikan dan merupakan bagian dari Program Pelatihan Kerja. Program pelatihan tersebut bersifat filantropik, karena merupakan bantuan yang berupa hibah pembangunan. Tujuan program adalah meningkatkan keterampilan kerja masyarakat, khususnya wanita untuk memenuhi kebutuhan akan buruh di bidang garmen. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa program yang dilaksanakan, berusaha untuk mengatasi salah satu akar masalah pengangguran, yaitu kurangnya keterampilan pencari kerja. Lebih lanjut, program ini dapat dikatakan sebagai salah satu program yang berkaitan dengan aktivitas bisnis inti perusahaan linking core business with community development , yaitu bisnis asuransi tenaga kerja. PT Jamsostek Persero Cabang Semarang dengan merekrut masyarakat lokal, yaitu masyarakat Kota Semarang dan sekitarnya untuk mengisi jabatan dengan tingkat keahlian rendah, yaitu keterampilan menggunakan mesin jahit High Speed untuk mengisi lowongan buruh garmen. Setelah menjadi buruh garmen, diharapkan mereka menjadi peserta program Jamsostek. Selain dapat mengurangi pengangguran di Kota Semarang dan meningkatkan mutu sumber daya manusia di bidang garmen, program ini juga menguntungkan perusahaan, dengan bertambahnya jumlah peserta Jamsostek. Peserta pelatihan sendiri menilai bahwa program pelatihan ini sangat membantu mereka untuk menambah keterampilan dan mendapatkan pekerjaan. Adanya program pelatihan ini, membuat peserta pelatihan memandang positif keberadaan PT Jamsostek Persero, khususnya Cabang Semarang dan Disnakertrans Kota Semarang. Peserta pelatihan, mengakui akan senang untuk menjadi peserta Jamsostek, karena PT Jamsostek Persero mengadakan program- program yang dapat mengurangi angka pengangguran. Mereka berharap agar PT Jamsostek Persero terus menjadi pendukung dalam program pelatihan sejenis. Namun, ada beberapan peserta pelatihan yang telah bekerja, hingga saat ini tidak bersedia diikutkan dalam program asuransi Jamsostek, dengan cara tidak mengembalikan formulir permohonan asuransi ke pihak manajemen perusahaan. Hal tersebut disebabkan mereka menilai potongan untuk biaya asuransi Jamostek terlalu besar, sedangkan manfaat yang diperoleh dari adanya asuransi Jamsostek kurang dapat dirasakan secara nyata. Perusahaan garmen tempat bekerja juga sering berlaku curang, dengan tidak memberikan klaim asuransi