2.5 Kepuasan Kerja
Hasibuan 1997 menyatakan bahwa kepuasan kerja adalah sikap dan emosional yang menyenangkan dan mencintai pekerjaannya. Sikap ini
dicerminkan oleh moral kerja, kedisiplinan, dan prestasi kerja. Tolak ukur tingkat kepuasan yang mutlak tidak ada, karena setiap individu pegawai berbeda standar
kepuasannya. Menurut Handoko 1994 sebagaimana dikutip Faudji 2005, kepuasan kerja adalah keadaan emosional yang menyenangkan atau tidak
menyenangkan dengan mana karyawan memandang pekerjaan mereka. Kepuasan kerja mencerminkan perasaan seseorang terhadap pekerjaan.
Kepuasan kerja menurut Mangkunegara 2002 adalah suatu perasaan yang menyokong atau tidak menyokong diri pegawai yang berhubungan dengan
pekerjaannya maupun dengan kondisi dirinya. Perasaan yang berhubungan dengan pekerjaannya melibatkan aspek-aspek seperti upah atau gaji yang diterima,
kesempatan pengembangan karier, hubungan dengan pegawai lainnya, penempatan kerja, jenis pekerjaan, sruktur organisasi perusahaan, dan mutu
pengawasan. Faktor-faktor yang mempengaruhi Kepuasan Kerja Mangkunegara, 2002 yaitu:
a. Faktor Pegawai, yaitu kecerdasan IQ, kecakapan khusus, umur, jenis
kelamin, kondisi fisik, pendidikan, pengalaman kerja, masa kerja, kepribadian, emosi, cara berpikir, persepsi, dan sikap kerja.
b. Faktor pekerjaan, yaitu jenis pekerjaan, struktur organisasi, pangkat
golongan, kedudukan, mutu pengawasan, jaminan finansial, kesempatan promosi jabatan, interaksi sosial, dan hubungan kerja.
Umar 2005 menyebutkan bahwa kepuasan karyawan terhadap pekerjaannya dipengaruhi oleh beberapa faktor berdasarkan Job Description Index
JDI meliputi pembayaran, pekerjaan itu sendiri, promosi pekerjaan, kepenyeliaan dan rekan kerja. Menurut Hasibuan 1997, kepuasan kerja pegawai
dipengaruhi oleh faktor-faktor sebagai berikut : a.
Balas jasa yang adil dan layak b.
Penempatan yang tepat dan sesuai dengan keahlian c.
Berat ringannya pekerjaan d.
Suasana dan lingkungan pekerjaan e.
Peralatan yang menunjang pelaksanaan pekerjaan f.
Sikap pimpinan dalam kepemimpinan g.
Sifat pekerjaan monoton atau tidak
Panggabean 2004 sebagaimana dikutip Hamdani 2006 membagi variabel-variabel kepuasan kerja dalam tiga kelompok, yaitu:
a. Karakteristik pekerjaan terdiri dari keanekaragaman keterampilan,
identitas tugas, keberartian tugas, otonomi dan umpan balik. b.
Karakteristik organisasi mencakup skala usaha, kompleksitas, sentralisasi, jumlah anggota kelompok, anggaran, lamanya beroperasi, usia kelompok
kerja dan kepemimpinan. c.
Karakteristik individu terdiri dari jenis kelamin, tingkat pendidikan, usia, masa kerja, status perkawinan dan jumlah tanggungan.
Mangkunegara 2002 menjelaskan mengenai kompensasi yang ditujukan untuk menjamin keadilan baik secara eksternal maupun internal karyawan.
Kompensasi meliputi bentuk pembayaran tunai langsung, pembayaran tidak langsung dalam bentuk manfaat karyawan, dan insentif untuk memotivasi
karyawan agar bekerja keras untuk mencapai produktivitas yang semakin tinggi. Kompensasi mengandung arti tidak sekadar hanya dalam bentuk finansial saja,
seperti yang langsung berupa gaji, upah, komisi, bonus, serta tidak langsung berupa asuransi, bantuan sosial, uang cuti, uang pensiun, pendidikan, dan
sebagainya, tetapi juga bukan bentuk finansial. Bentuk ini berupa pekerjaan dan lingkungan pekerjaan. Bentuk pekerjaan berupa tanggung jawab, perhatian,
kesempatan dan penghargaan, sementara bentuk lingkungan pekerjaan berupa kondisi kerja, pembagian kerja, status dan kebijakan.
Berdasarkan beberapa uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kepuasan kerja merupakan cerminan perasaan
pegawai yang menyenangkan atau tidak menyenangkan terhadap pekerjaannya yang nampak dalam sikap kepositifan dan kenegatifan pegawai dalam
melaksanakan pekerjaan. Variabel-variabel yang mempengaruhi kepuasan kerja dapat kita simpulkan sebagai berikut :
a. Pekerjaan, menyangkut penempatan kerja yang sesuai dengan keahlian dan berat ringannya pekerjaan.
b. Kompensasi, menyangkut balas jasa yang adil dan layak meliputi gaji, tunjangan, asuransi, kesempatan untuk promosi jabatan ataupun
penghargaan atas suatu prestasi. c.
Kondisi kerja, menyangkut peralatan yang menunjang pelaksanaan pekerjaan atau fasilitas kerja dan suasana atau lingkungan kerja.
d. Hubungan antar pribadi, menyangkut kedekatan, pemberian semangat dan
dorongan sesama rekan kerja. Hubungan dengan atasan atau pimpinan, menyangkut kedekatan, kesempatan untuk memberikan usulidesaran
kepada atasan dan apresiasi terhadap usulidesaran yang diberikan.
2.6 Produktivitas Kerja