Jaminan Kecelakaan Kerja Jaminan Kematian Struktur Organisasi

tenaga kerja di Indonesia berada di sektor informal. Program perlindungan tenaga kerja di sektor informal melalui Jamsostek belum memiliki peraturan resmi yang mengaturnya. Selama ini peraturan yang ada, hanya mewajibkan perusahaan- perusahaan mengikutsertakan tenaga kerja mereka dalam program Jamsostek. Karyawan Jamsostek membentuk Yayasan Dana Pensiun Pegawai Jamsostek untuk menjamin masa tua karyawan PT Jamsostek Persero dalam menjalani masa pensiun. Yayasan ini berdiri karena belum adanya instansi yang mengurus pensiunan pegawai Jamsostek. Yayasan tersebut berdiri sendiri, terpisah dari PT Jamsostek Persero, baik dari segi pengawasan maupun pertanggungjawaban.

4.4 Struktur Organisasi

Struktur Organisasi PT Jamsostek Persero sebagaimana tertuang dalam Surat Keputusan Direksi Nomor: KEP190082007 bulan Agustus 2007 tentang Struktur Organisasi dan Tata Kerja PT Jamsostek Persero, dapat dilihat pada Gambar 4.1. Gambar 4.1 Struktur Organisasi PT Jamsostek Persero Sumber: www.jamsostek.co.id Bentuk bagian Program Kemitraan dan Program Bina Lingkungan PKP dan PBL pada Kantor Pusat berupa biro, yang bertanggung jawab langsung ke Direktur Utama. Hal tersebut berbeda dengan bagian-bagian lain yang berbentuk divisi, dimana divisi tersebut bertanggung jawab kepada Direktur yang menaungi divisi tersebut yang berada pada dua tingkat wewenang di atasnya. Struktur Organisasi PT Jamsostek Persero Kantor Cabang Semarang dapat dilihat pada Gambar 4.2. Gambar 4.2 Struktur Organisasi PT Jamsostek Persero Cabang Semarang Bagian perusahaan yang mengurus PKPPBL pada Kantor Cabang Semarang berbentuk suatu divisi. Divisi ini berada di bawah koordinasi Pimpinan Kantor Cabang dan mempertanggungjawabkan hasil kerjanya kepada Kantor Wilayah, yang akan melaporkan pertanggungjawaban tersebut ke Biro PKP dan KBL ke Kantor Pusat. Sebagaimana dinyatakan dalam wawancara bersama Bapak RY sebagai Kabid Progsus dan PKPKBL PT Jamsostek Persero Cabang Semarang berikut ini: “Iya.. biro – biro teknis. Jadi gini.. karena lingkupnya tidak sebesar divisi – divisi yang lain.. kayak direktur utama di bawahnya ada direktur – direktur teknis. Ya kan.. ada direktur operasi pelayanan, ada direktur umum dan SDM , ada direktur perencanaan pengembangan dan informasi.., ada direktur keuangan, direktur investasi, direktur kepatuhan terus biro PKBL itu belum dibikin satu direktorat sendiri.. biro yang pertanggung jawabannya.. tidak ke direktur-direktur itu tapi langsung ke direktur pusat.”Bapak RY “... kalo di cabang Semarang ada bidang khusus kan yang menangani itu terus di kanwil juga ada kan bagian khusus yang menangani itu... ya kan. Dan terus ke pusat lagi ke biro PKBL dan terus lagi ke direktur utama.”Bapak RY

BAB V KEBIJAKSANAAN DAN PELAKSANAAN

TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN

5.1 Kebijaksanaan Tanggung Jawab Sosial PT Jamsostek Persero

PT Jamsostek Persero memandang bahwa perusahaan ini memiliki suatu beban tanggung jawab sosial kepada peserta dan non peserta Jamsostek yaitu masyarakat umum ataupun masyarakat lingkungan. Bahkan, tanggung jawab sosial kepada masyarakat ataupun lingkungan sudah menjadi kewajiban tiap BUMN yang ada di Indonesia. Hal ini tertuang dalam Keputusan Menteri Negara BUMN No.236MBU 2003, yang mengisyaratkan tiap BUMN melaksanakan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan sebagai wujud tanggung jawab sosial perusahaan. Alokasi dana yang digunakan adalah sebesar dua persen dari total laba setelah dikurangi pajak. Urgensi terhadap perusahaan terhadap pelaksanaan tanggung jawab sosial perusahaan adalah agar perusahaan dan peserta Jamsostek dapat saling menjaga hubungan dan peserta menjadi loyal terhadap kepesertaannya pada program Jamsostek. Selain itu, tanggung jawab sosial perusahaan yang ditujukan kepada masyarakat atau lingkungan dapat menjadi unsur promotif dan menjaga citra positif perusahaan. Dengan demikian, harapan PT Jamsostek Persero adalah masyarakat yang tidak tahu menjadi tahu, sehingga masyarakat umum khususnya tenaga kerja dari sektor informal tertarik untuk menjadi peserta Jamsostek. “Kalo internalnya otomatis menjaga hubungan dengan mereka supaya mereka betah dengan Jamsostek loyal terhadap Jamsostek kan otomatis kan..memberikan pinjaman.. pinjaman koperasi, penjangkit pengobatan otomatiskan semakin seneng terhadap jamsostek harapannya gitu supaya loyal, betah, tidak pengen keluar. Untuk masyarakat umum ya kan paling gak mereka bisa memiliki rasa tumpuhan, punya rasa memiliki terhadap Jamsostek, ikut melindungi ya kan,yang jelas dari unsur promotif akan ada unsur promotif Jamsostek itu apa, program-program dari kami..” Bapak RY Pelaksanaan tanggung jawab sosial perusahaan mengacu pada visi dan misi PT Jamsostek Persero. Visi PT Jamsostek Persero yaitu “Menjadi lembaga penyelenggara jaminan sosial tenaga kerja terpercaya dengan mengutamakan pelayanan prima dan manfaat yang optimal bagi seluruh peserta”, dan memiliki motto “Pelindung Pekerja Mitra Pengusaha”, menciptakan komitmen PT Jamsostek Persero untuk memberikan pelayanan yang optimal kepada peserta Jamsostek melalui Program Dana Peningkatan Kesejahteraan Peserta DPKP dan melaksanakan Program Kemitraan, dengan harapan mitra binaan tersebut dapat meningkatkan perekonomian masyarakat dan daerah, sehingga dapat menambah tenaga kerja yang terserap untuk dijadikan peserta Jamsostek. Selain itu, dapat membangun citra positif sesuai dengan yang telah dijelaskan di atas. Hal tersebut sesuai dengan misi Jamsostek yaitu “Meningkatkan corporate value dan corporate image dan Meningkatkan jumlah kepesertaan program jaminan sosial tenaga kerja”. 5.2 Pelaksanaan Tanggung Jawab Sosial PT Jamsostek Persero 5.2.1 Konsep Tanggung Jawab Sosial PT Jamsostek Persero Tanggung jawab sosial perusahaan CSR, tidak hanya dipahami sebagai filantropi perusahaan, namun juga sebagai bagian dari rekayasa sosial dan strategi perusahaan yang rasional, terencana, dan berorientasi pada pencapaian keuntungan sosial jangka panjang bagi perusahaan dan masyarakat Suharto, 2007. CSR juga dapat dipahami sebagai model investasi sosial perusaaan yang