Bantuan Pembangunan atau Rehabilitasi Balai Latihan Kerja BLK

khususnya peserta Jamsostek dalam memenuhi permintaan tenaga kerja profesional, dan menciptakan lapangan kerja.

d. Bantuan Keuangan Pemutusan Hubungan Kerja

Bantuan ini bermaksud memberikan bantuan dana kepada tenaga kerja peserta program Jamsostek berpenghasilan rendah yang terkena Pemutusan Hubungan Kerja sesuai ketentuan yang berlaku, sementara yang bersangkutan belum dapat mengambil hak program Jaminan Hari Tua JHT. Tujuan program ini adalah untuk mengantisipasi dan meredam timbulnya gejolak sosial yang lebih luas akibat peristiwa Pemutusan Hubungan Kerja yang dialami tenaga kerja peserta Jamsostek. Persyaratan penerima bantuan adalah: telah menjadi peserta Jamsostek minimal satu tahun; mengalami Pemutusan Hubungan Kerja; upah terakhir yang diterima maksimum 150 persen UMP setempat; belum pernah mendapat bantuan bantuan keuangan dari PT Jamsostek Persero; dan penerimaan bantuan tidak boleh dikuasakan kepada pihak lain. Akumulasi penyaluran dana Program DPKP baik bergulir maupun tidak bergulir, hingga tahun 2007, dapat dilihat pada Lampiran 8. Daftar Realisasi Program DPKP Tidak Bergulir Kantor Cabang Semarang tahun 2007, dapat dilihat pada Tabel 5.3. Tabel 5.3 Realisasi Program DPKP Tidak Bergulir Kantor Cabang Semarang Tahun 2007 PROGRAM JUMLAH ANGGARAN Rp REALISASI JUMLAH TOTAL Rp Beasiswa 186 orang 260 000 000 209 orang 258 400 000 Pelatihan TK 600 orang 350 000 000 Bantuan BLK 49 500 000 Bantuan Ambulans 320 000 000 1 mobil 292 800 000 Pelayanan Kesehatan 3 unit 30 000 000 Bantuan PPK 2 unit 50 000 000 111 005 000 PHK 429 orang 150 000 000 19 600 000 Beban Operasional 10 000 000 JUMLAH 820 000 000 1 081 305 000 Sumber : Daftar Realisasi DPKP Kantor Cabang Semarang Tahun 2007 Program-program yang bersifat insidental, antara lain pemberian ambulans, bantuan pembangunan untuk masjid, dan bantuan perbaikan bangunan Rumah Sakit. Disebut insidental karena menyesuaikan permohonan masyarakat dan pihak-pihak yang bermitra dengan Jamsostek, seperti Rumah Sakit, Balai Pengobatan, ataupun UKM. Permohonan yang disetujui berdasarkan proposal yang memenuhi syarat setelah dilakukan survei terlebih dahulu. Biasanya pihak yang mengajukan proposal terlebih dahulu yang akan mendapatkan bantuan, jika memenuhi syarat. Pihak yang terlambat mengirimkan proposal dapat diajukan menjadi sasaran program pada tahun berikutnya jika dana disediakan. Penentuan jenis bantuan dan jumlah dana yang dialokasikan pada tiap wilayah, ditentukan oleh Kantor Pusat. Kantor Cabang hanya berfungsi sebagai pelaksana teknis yang harus menyalurkan dana yang diterima sesuai dengan program yang telah ditentukan.