d. Hubungan antar pribadi, menyangkut kedekatan, pemberian semangat dan
dorongan sesama rekan kerja. Hubungan dengan atasan atau pimpinan, menyangkut kedekatan, kesempatan untuk memberikan usulidesaran
kepada atasan dan apresiasi terhadap usulidesaran yang diberikan.
2.6 Produktivitas Kerja
Produktivitas kerja dapat diartikan sebagai suatu ukuran sejauh mana sumber-sumber daya digabungkan dan dipergunakan dengan baik dapat
mewujudkan hasil-hasil tertentu yang diinginkan Atmosoprapto 2000 sebagaimana dikutip Faudji, 2005 . Secara filosofis, produktivitas mempunyai
pengertian sebagai sikap mental yang selalu berpandangan bahwa hari ini harus lebih baik dari hari kemarin dan hari esok lebih baik dari hari ini Umar, 2005.
Produktivitas diartikan sebagai tingkatan efisiensi dalam memproduksi barang-barang atau jasa-jasa dan dipengaruhi oleh Simanjuntak, 1985:
a. Menyangkut kualitas dan kemampuan seorang karyawan yang dipengaruhi
oleh pendidikan, latihan, motivasi kerja, etos kerja, mental dan kemampuan fisik
b. Sarana pendukungnya
• lingkungan kerja : tingkat keselamatan dan kesehatan kerja, sarana dan peralatan produksi serta suasana dalam lingkungan kerja itu
sendiri. • kesejahteraan : sistem pengupahan dan jaminan sosial serta
jaminan kelangsungan kerja.
c. Supra sarana yang terdiri dari : kebijakan pemerintah, hubungan antara
pengusaha dan pekerja dan kemampuan manajemen perusahaan.
2.7 Hasil Penelitian Terdahulu yang Berkaitan dengan Tanggung Jawab Sosial
Perusahaan
Penelitian Mulyadi 2007 yang berjudul Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Corporate Social Responsibility dalam Usaha Pengembangan
Masyarakat, di PT Telekomunikasi Indonesia Tbk, membahas mengenai tanggung jawab sosial PT Telekomunikasi Indonesia Tbk PT Telkom dalam usaha
pengembangan masyarakat. Pelaksanaan tanggung jawab sosial PT Telkom didasari motif altruisme dan membentuk citra positif. Pelaksanaan tersebut belum
berbasis pada pemberdayaan masyarakat. Masyarakat penerima program kemitraan dan bina lingkungan tidak dilibatkan dalam proses pengambilan
keputusan. Pengelolaan program masih bersifat jangka pendek dan menyelesaikan masalah sesaat, sehingga program tanggung jawab sosial Telkom masih berada
pada lingkup community service. Penelitian Setianingrum 2007 yang berjudul Analisis Community
Development sebagai Bentuk Tanggung Jawab Sosial Perusahaan di PT ISM
Bogasari Four Mills, Jakarta, menyatakan bahwa program CSR yang dilaksnakan Bogasari lebih bersifat charity. Bogasari juga telah mengarahkan program CSR ke
arah pengembangan masyarakat, dengan menerapkan prinsip partisipasi dan pemberdayaan.
Penelitian Purba 2006 yang berjudul Evaluasi Program Pengembangan Masyarakat PT Astra International Tbk, Kasus Kelompok Kerja Daur Ulang
Kertas, membahas mengenai program pengembangan masyarakat PT Astra dengan pembentukan Kelompok Kerja Daur Ulang Kertas melalui pelatihan.
Pelatihan yang diselenggarakan oleh PT Astra telah memberi tambahan pengetahuan, sikap, dan keterampilan kepada peserta pelatihan. Para peserta baru
mengetahui cara mendaur ulang kertas setelah mengikuti pelatihan. Faktor karakteristik individu yang berhubungan dengan perubahan
pengetahuan adalah jenis kelamin, latar belakang pendidikan, latar belakang pekerjaan, dan motivasi mengikuti pelatihan. Usia tidak ada hubungan dengan
perubahan pengetahuan peserta. Usia, latar belakang pendidikan, latar belakang pekerjaan, dan motivasi
mengikuti pelatihan berhubungan dengan sikap peserta. Jenis kelamin tidak berhubungan dengan sikap peserta. Faktor keragaman pelatihan yang
berhubungan dengan perubahan perilaku pengetahuan, keterampilan, dan sikap adalah kelengkapan fasilitas, relevansi materi pelatihan, kemampuan pelatih, dan
relevansi metode pelatihan. Karakteristik inovasi ada hubungannya dengan keputusan adopsi inovasi
daur ulang kertas. Alasan responden mengadopsi inovasi adalah untuk mengisi waktu luang dengan kegiatan yang positif, membuat daur ulang tidak rumit,
solidaritas sesama teman dan adanya dampingan pemasaran oleh PT Astra International Tbk. Alasan responden tidak mengadopsi adalah menjadi anggota
Pokja tidak mendapat penghasilan tetap, tidak sebanding dengan pengorbanan waktu.
2.8 Kerangka Pemikiran