dan pada kelemahan otot pernafasan Price, 1995. Selain itu juga, adanya riwayat pekerjaan yang menghadapi debu akan mengakibatkan
pneumunokiosis dan salah satu pencegahannya dapat dilakukan dengan menghindari diri dari debu dengan cara memakai masker saat bekerja
Suma’mur 1996. Menurut Guyton 1997 menyatakan bahwa penyakit yang dapat
mempengaruhi KVP adalah:
1. Emfisema paru kronik Merupakan kelainan paru dengan patofisiologi berupa infeksi
kronik, kelebihan mucus, dan edema pada epitel bronchioles yang mengakibatkan terjadinya obstruksi paru yang kompleks sebagai
akibat mengkonsumsi rokok. 2. Pneumonia
Peneumonia ini mengakibatkan dua kelainan utama paru yaitu: penurunan luas permukaan membrane pernafasan, serta menurunnya
rasio ventilasi perfusi. Kedua efek ini mengakibatkan menurunnya KVP.
3. Atelektasi Atelektasi berarti alveoli paru yang mengempis atau colaps.
Akibatnya terjadi penyumbatan pada alveoli sehingga tahanan aliran darah meningkat dan terjadi penekanan dan pelipatan pembuluh
darah sehingga volume paru berkurang. 4. Asma
Pada penderita asma akan terjadi penurunan kecepatan ekspirasi dan volume inspirasi.
5. Tuberkolosis TBC Pada penderita TBC stadium lanjut banyak timbul daerah fibrosis
di seluruh paru, dan mengurangi jumlah paru fungsional, sehingga mengurangi kapasitas paru.
4 Karakteristik latar belakang pekerjaan
a. Massa kerja
Gangguan fungsi paru yang mengakibatkan terjadinya penurunan pada nilai kapasitas vital paru yang timbul pada pekerja sangat
bergantung pada lamanya pajanan dan banyaknya debu yang terhirup. Hal ini bergantung pada tiga hal yakini, kadar debu di dalam udara,
jumlah kadar di udara dengan lamanya paparan berlangsungdosis kumulatif, dan waktu tinggal retensi lamanya debu dalam paru-paru
WHO, 1995, dalam Marpaung, 2012. Di Denmark, pajanan jangka panjang pada partikulat terhadap pekerja cat dapat mempercepat
penurunan fungsi paru terkait usia seseorang Cristensen, 2008. Di Indonesia sendiri melalui penelitian yang dilakukan oleh
Setiawan, 2011 mengenai hubungan masa kerja dengan KVP pada pekerja stasiun pengisian bahan bakar di kota Yogyakarta diperoleh nilai
signifikan p sebesar 0,018 dengan p = 0,018 alfa =0,05. Dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara masa
kerja dengan KVP. Penelitian ini dilakukan di empat stasiun bahan
bakar minyak di kota Yogyakarta dengan total sample sebanyak 43
responden. b.
Jam kerja
Data jumlah jam kerja per minggu pada aktivitas pekerja yang terpapar debu dapat digunakan sebagai perkiraan kumulatif paparan
yang diterima oleh seorang pekerja. Rendahnya KVP pada pekerja tergantung pada lamanya paparan serta konsentrasi debu lingkungan
kerja. Paparan dengan konsentrasi rendah dalam waktu lama mungkin tidak akan segera menunjukkan adanya penurunan nilai KVP
dibandingkan dengan paparan tinggi dalam waktu yang singkat
Budiono, 2007. c.
APD masker
Gangguan fungsi paru yang mengakibatkan terjadinya penurunan pada nilai kapasitas vital paru yang timbul pada pekerja sangat
bergantung pada lamanya pajanan dan banyaknya debu yang terhirup. Hal ini bergantung pada tiga hal yakini, kadar debu di dalam udara,
jumlah kadar di udara dengan lamanya paparan berlangsungdosis kumulatif, dan waktu tinggal retensi lamanya debu dalam paru-paru
WHO, 1995, dalam Marpaung, 2012. Di Denmark, pajanan jangka panjang pada partikulat terhadap pekerja cat dapat mempercepat
penurunan fungsi paru terkait usia seseorang Cristensen, 2008. Di Indonesia sendiri melalui penelitian yang dilakukan oleh
Setiawan, 2011 mengenai hubungan masa kerja dengan KVP pada