Status gizi Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Kapasitas Vital Paru pada Operator SPBU di Kecamatan Ciputat Tahun 2014

dan pada kelemahan otot pernafasan Price, 1995. Selain itu juga, adanya riwayat pekerjaan yang menghadapi debu akan mengakibatkan pneumunokiosis dan salah satu pencegahannya dapat dilakukan dengan menghindari diri dari debu dengan cara memakai masker saat bekerja Suma’mur 1996. Menurut Guyton 1997 menyatakan bahwa penyakit yang dapat mempengaruhi KVP adalah: 1. Emfisema paru kronik Merupakan kelainan paru dengan patofisiologi berupa infeksi kronik, kelebihan mucus, dan edema pada epitel bronchioles yang mengakibatkan terjadinya obstruksi paru yang kompleks sebagai akibat mengkonsumsi rokok. 2. Pneumonia Peneumonia ini mengakibatkan dua kelainan utama paru yaitu: penurunan luas permukaan membrane pernafasan, serta menurunnya rasio ventilasi perfusi. Kedua efek ini mengakibatkan menurunnya KVP. 3. Atelektasi Atelektasi berarti alveoli paru yang mengempis atau colaps. Akibatnya terjadi penyumbatan pada alveoli sehingga tahanan aliran darah meningkat dan terjadi penekanan dan pelipatan pembuluh darah sehingga volume paru berkurang. 4. Asma Pada penderita asma akan terjadi penurunan kecepatan ekspirasi dan volume inspirasi. 5. Tuberkolosis TBC Pada penderita TBC stadium lanjut banyak timbul daerah fibrosis di seluruh paru, dan mengurangi jumlah paru fungsional, sehingga mengurangi kapasitas paru. 4 Karakteristik latar belakang pekerjaan

a. Massa kerja

Gangguan fungsi paru yang mengakibatkan terjadinya penurunan pada nilai kapasitas vital paru yang timbul pada pekerja sangat bergantung pada lamanya pajanan dan banyaknya debu yang terhirup. Hal ini bergantung pada tiga hal yakini, kadar debu di dalam udara, jumlah kadar di udara dengan lamanya paparan berlangsungdosis kumulatif, dan waktu tinggal retensi lamanya debu dalam paru-paru WHO, 1995, dalam Marpaung, 2012. Di Denmark, pajanan jangka panjang pada partikulat terhadap pekerja cat dapat mempercepat penurunan fungsi paru terkait usia seseorang Cristensen, 2008. Di Indonesia sendiri melalui penelitian yang dilakukan oleh Setiawan, 2011 mengenai hubungan masa kerja dengan KVP pada pekerja stasiun pengisian bahan bakar di kota Yogyakarta diperoleh nilai signifikan p sebesar 0,018 dengan p = 0,018 alfa =0,05. Dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara masa kerja dengan KVP. Penelitian ini dilakukan di empat stasiun bahan bakar minyak di kota Yogyakarta dengan total sample sebanyak 43 responden. b. Jam kerja Data jumlah jam kerja per minggu pada aktivitas pekerja yang terpapar debu dapat digunakan sebagai perkiraan kumulatif paparan yang diterima oleh seorang pekerja. Rendahnya KVP pada pekerja tergantung pada lamanya paparan serta konsentrasi debu lingkungan kerja. Paparan dengan konsentrasi rendah dalam waktu lama mungkin tidak akan segera menunjukkan adanya penurunan nilai KVP dibandingkan dengan paparan tinggi dalam waktu yang singkat Budiono, 2007. c. APD masker Gangguan fungsi paru yang mengakibatkan terjadinya penurunan pada nilai kapasitas vital paru yang timbul pada pekerja sangat bergantung pada lamanya pajanan dan banyaknya debu yang terhirup. Hal ini bergantung pada tiga hal yakini, kadar debu di dalam udara, jumlah kadar di udara dengan lamanya paparan berlangsungdosis kumulatif, dan waktu tinggal retensi lamanya debu dalam paru-paru WHO, 1995, dalam Marpaung, 2012. Di Denmark, pajanan jangka panjang pada partikulat terhadap pekerja cat dapat mempercepat penurunan fungsi paru terkait usia seseorang Cristensen, 2008. Di Indonesia sendiri melalui penelitian yang dilakukan oleh Setiawan, 2011 mengenai hubungan masa kerja dengan KVP pada