Otot yang berada di dinding abdomen bila berkontraksi akan menghasilkan akibat yang berlawanan dari apa yang dilakukan oleh
diafragma dan otot diantara tulang iga. Bila otot dinding abdomen berkontraksi, organ-organ abdomen dan diafragma akan merapat ke atas. Ini
akan menyebabkan udara terdorong ke atas untuk meninggalkan paru-paru dengan cepat. Bila ini tidak terjadi akan mengakibatkan timbulnya suatu
tekanan di dalam dada. Sama seperti seluruh otot dalam tubuh manusia, aksi dari otot pernafasan
dikontrol oleh urat syaraf. Sebagaimana anda ketahui, anda dapat bernafas lebih cepat, lebih dalam atau menahan untuk sementara. Hal ini disebabkan
oleh saraf pengontrol sadar yang dimiliki dan otot yang berhubungan dengan pernafasan. Akan tetapi umumnya proses pernafasan dikontrol secara
otomatis oleh saraf pusat yang berada disebelah bawah dari otak. Saraf pusat ini mengirimkan getaran saraf ke otot-otot pernafasan hingga dapat
berkontraksi dan mengendorkan secara bergantian. Pusat saraf tersebut bahkan dapat mengontrol seberapa cepat dan dalam anda bernafas, jikalau
anda berolahraga, saraf pusat pernafasan mengirimkan getarannya dengan irama yang lebih cepat dari pada saat beristirahat Kuantraf et. al, 1992.
2.2 Kapasitas Paru-Paru
Untuk menguraikan peristiwa-peristiwa dalam sirkulasi paru, kadang-kadang perlu menyatukan dua volume atau lebih. Kombinasi seperti ini disebut sebagai
kapasitas paru Guyton, 2008 dan Graber et.al, 2006:
1. FRC fungsional residual capacity kapasitas residu fungsional sama
dengan volume cadangan ekspirasi ditambah volume residu. Ini adalah cadangan jumlah udara yang tersisa dalam paru pada akhir respirasi normal
kira-kira 2300 mililiter.
2. IC inspiration capacity kapasitas inspirasi sama dengan volume tidal
ditambah volume cadangan inspirasi. Ini adalah jumlah udara kira-kira 3500 mililiter yang dapat dihirup seseorang, dimulai pada tingkat ekspirasi
normal dan pengembangan paru sampai jumlah maksimum.
3. VC vital capacity kapasitas vital sama dengan volume cadangan inspirasi
ditambah volume tidal dan volume cadangan ekspirasi. Ini adalah jumlah udara maksimum yang dapat dikeluarkan seseorang dari paru, setelah
terlebih dahulu mengisi paru secara maksimum dan kemudian mengeluarkan sebanyak-banyaknya kira-kira 4600 mililiter
4. TLC total lung capacity kapasitas total paru adalah volume maksimum
yang dapat mengembangkan paru sebesar mungkin dengan inspirasi sekuat mungkin kira-kira 5800 mililiter. Jumlah ini sama dengan kapasitas vital
ditambah volume residu.
2.2.1 Kapasitas Vital Paru
Kapasitas paru merupakan kesanggupan atau kemampuan paru dalam menampung udara di dalamnya Tulaekha, 2000. Nilai KVP dapat diartikan
sama dengan volume cadangan inspirasi IRV ditambah volume tidal VT dan volume cadangan ekspirasi ERV. Ini adalah jumlah udara maksimum
yang dapat dikeluarkan seseorang dari paru, setelah terlebih dahulu mengisi
paru secara maksimum dan dikeluarkan sebanyak-banyaknya kira-kira 4600 mL Guyton, 1997.
Kapasitas vital paru juga dapat diartikan jumlah udara maksimal yang dapat dikeluarkan dari paru, setelah udara dipenuhi secara maksimal
Tambayong, 2001. Ada pun nilainya diukur dengan cara seorang individu melakukan inspirasi secara maksimum, kemudian menghembuskan sebanyak
mungkin udara di dalam parunya ke alat pengukur Crowin, 2001. Ada dua macam kapasitas vital jika dilihat berdasarkan cara
pengukurannya: 1. VC vital capacity: pada pengukuran jenis ini penderita tidak perlu
melakukan aktivitas pernafasan dengan kekuatan penuh. 2. FVC forced vital capacity : pada pengukuran ini pemeriksaan dilakukan
dengan kekuatan penuh atau maksimal Pengukuran KVP seringkali digunakan di klinik sebagai indeks fungsi
paru khususnya ventilasi paru-paru dan dinding dada. Nilai tersebut bermanfaat dalam memberikan informasi mengenai kekuatan otot-otot
pernafasan serta beberapa aspek fungsi pernafasan lain. Hasil dari tes fungsi paru tidak dapat untuk mendiagnosis suatu penyakit paru-paru tapi hanya
memberikan gambaran KVP dibawah normal yang dapat dibedakan atas: 1. Normal
Nilai volume dan kapasitas paru pada orang normal sekitar 20 dari yang diramalkan. Nilai akan berubah sesuai posisi, usia, jenis kelamin,
tinggi badan dan pekerjaan Graber et. Al, 2006. Nilai FVC atau FEV1 sebesar 80 atau melebihi nilai yang diperkirakan biasanya dianggap
normal. Rasio normal FEV1 terhadap FVC yakini antara 70-75 Jeyaratman dan Koh, 2009.
2. Obstruksi kelainan pada ekspirasi Pada orang yang mengalami obstrukstif pernafasan, jalan nafas yang
menyempit akan mengurangi volume udara yang dapat di hembuskan pada satu detik pertama ekspirasi. FVC hanya dapat dicapai setelah
ekshalasi yang panjang. Rasio FEV1FVC berkurang secara nyata. Ekspirasi dengan peningkatan perlahan pada kurva, dan plateau tidak
tercapai sampai waktu 15 detik Ikawati, 2009. FVC pada orang yang mengalami obstruksi, lebih kecil dibandingkan VC Djojobroto, 2009.
Penyakit obstruksi pernafasan antara lain, emfisema, bronchitis kronik, dan asma Graber et. Al, 2006. Kelainan obstruksi merupakan setiap
keadaan hambatan aliran udara karena adanya sumbatan atau penyempitan saluran nafas. Kelainan obstruksi akan mempengaruhi
ekspirasi Price, 1995. 3. Restriktif kelainan pada inspirasi
FEV1 dan FVC menurun, karena jalan nafas tetap terbuka. Ekspirasi bisa cepat dan selesai dalam waktu 2-3 detik. Rasio FEV1FVC tetap
normal atau malah meningkat, tetapi volume data yang terhirup dan terhembus lebih kecil dibandingkan normal Ikawati, 2009. Restriktif
merupakan gangguan pada paru yang menyebabkan kekakuan paru