sehingga membatasi pengembangan paru-paru. Gangguan restriktif mempengaruhi kemampuan inspirasi Price, 1995. Penyakit restriktif
antara lain asites, pleuritis, pneumonia interstisial, efusi pleura, dll Graber et.al, 2006.
Adapun kriteria gangguan fungsi paru yang dibagi ke dalam 4 kriteria, yaitu:
KVP Kategori
80 Normal
60-79 Restriksi ringan
51-59 Restriksi sedang
Kurang dari 50 Restriksi berat
2.2.2 Alat ukur KVP
Uji fungsi paru atau lung function test atau disebut juga pulmonary function test, digunakan untuk mengevaluasi kemampuan paru. Pemeriksaan
fungsi paru berguna untuk menentukan adanya gangguan dan derajat gangguan fungsi paru. Adapun alat yang dapat digunakan untuk mengukur
derajat nilai KVP seseorang adalah spirometer. Pemeriksaan dilakukan dengan sederhana, tidak rumit, tidak bersifat invasive, dan dilakukan dengan
indikatif : pemeriksaan berkala occupational health, penyakit paru obstruksi, penyakit paru restriktif, follow up penyakit, pada perokok,
mengevaluasi disability, evaluasi pra bedah, penyakit paru pekerja, dan
mengevaluasi respon saluran pernafasan terhadap bronkodilator dan kortikosteroid Djojobroto, 2009.
Pada dewasa muda yang sehat nilai normalnya adalah 80 tetapi nilai ini dapat menurun sampai 60 pada orang tua. Nilai normal juga bervariasi
bergantung pada jenis kelamin Muttaqin, 2008 Ada beberapa macam spirometer, antara lain water sealed spirometer,
bellow spirometer, dan electronic spirometer. Hasil pemeriksaan berupa gambar langsung dari pena pada kymograph disebut spirogram, sedangkan
gambar diperoleh dari office-spirometer sebagai hasil dari pneumotach disebut diagram. Hasil dari nilai spirogram dan diagram ekspiratori
tergantung upaya pasien yang diperiksa effort dependent sehingga diperlukan latihan yang benar bagi pasien agar didapat hasil yang akurat.
Hasilnya harus dapat diulang repeatable dengan akurasi tidak kurang dari 3. Ventilatory performance untuk setiap individu sangat bervariasi
tergantung pada ukuran tubuh tinggi dan berat badan, umur serta jenis kelamin Djojobroto, 2009.
Spirometer merupakan alat dengan metode sederhana yang dapat mengukur volume paru utama yang nantinya akan dijumlahkan tergantung
kebutuhan untuk mendapatkan nilai kapasitas paru utama. Untuk nilai volume paru utama yang diperoleh dibagi atas volume statis paru dan
volume dinamis paru yang terdiri dari Guyton, 2008 dan Graber et.al, 2006:
1 Volume statis paru a. TV volume tidal adalah volume udara yang diinspirasi atau di
ekspirasi setiap kali bernafas normal. Besarnya kira-kira 500 mililiter pada laki-laki dewasa.
b. IRV inspiratory reserve volume volume cadangan inspirasi adalah volume tambahan yang dapat diinspirasikan dengan usaha
maksimum setelah inspirasi normal. Biasanya mencapai 3000 mililiter kapasitas inspirasi-volume tidal.
c. IC inspiratory capacity adalah volume udara ekstra maksimal yang dapat di ekspirasi melalui ekspirasi kuat pada akhir ekspirasi tidal
normalnya adalah sekitar 1100 mililiter IRV+TV. d. RV residual volume adalah volume yang tertinggal dalam paru-paru
setelah ekspirasi maksimal. Volume ini besarnya kira-kira sekitar 1200 mililiter.
2 Volume dinamis paru a. FVC forced vital capacity adalah volume udara maksimum yang
dapat di ekspirasikan dengan paksa setelah inspirasi maksimum. Umumnya dicapai dalam 3 detik dengan volume 4 liter.
b. FEV
1
forced expired volume adalah volume udara yang di ekspirasikan selama detik pertama maneuver FVC, volume
normalnya adalah 3,2 liter. c. FEF 25-75 forced expiratory flow aliran ekspirasi paksa kurang
tergantung pada usaha. Lebih tergantung pada daya kembang jalan
nafas. Normal = 2 sampai 4 Ldetik. FEF lebih cepat menjadi abnormal pada penyakit destruktif dibanding FEV
1
.
2.3 Debu
2.3.1 Pengertian debu
Debu adalah partikel yang dihasilkan oleh proses mekanisme seperti penghancuran batu, pengeboran, peledakan yang dilakukan pada timah putih,
tambang besi, batu bara, pengecatan mobil, dan lain-lain Ahmadi, 1990. Menurut Suma’mur 1998, debu adalah partikel-partikel zat padat yang
ditimbulkan oleh kekuatan-kekuatan alami atau mekanis seperti pengolahan, penghancuran, pelembutan, pengepakan yang cepat, peledakan dan lain lain-
lain dari bahan organic ataupun anorganik. Golongan debu juga terbagi
menjadi 2, yaitu:
a. Padat 1 Dust
Terdiri atas berbagai ukuran mulai dari yang sub mikroskopik sampai yang besar. Yang paling berbahaya dilihat dari segi
ukurannya adalah bisa terhisap ke dalam system pernafasan 100 mikron atau ke dalam paru-paru manusia.
2 Fumes Fumes adalah partikel-partikel zat padat yang terjadi oleh karena
kondensasi dari bentuk gas, biasanya sesudah penguapan benda padat yang di pijarkan dan lain-lain dan biasanya disertai dengan oksidasi