Kejadian Kapasitas Vital Paru KVP

Hasil paparan debu total diperoleh dari pengukuran yang dilakukan di lingkungan kerja operator SPBU. Variabel debu total di kategorikan menjadi 2 yaitu tidak memenuhi syarat 0,035 mgm 3 dan memenuhi syarat 0,035 mgm 3 . Adapun hasil yang diperoleh mengenai paparan debu total pada operator SPBU lingkungan kerjanya memenuhi standar nilai ambang batas NAB yang ditetapkan yakni 13 orang dengan persentase sebesar 31. Sedangkan operator SPBU yang lingkungan tempat kerjanya tidak memenuhi syarat NAB adalah 29 orang dengan persentase sebesar 79,0. Hubungan antara kadar debu total dengan KVP pada operator SPBU yang memiliki lingkungan kerja yang tidak memenuhi NAB yang ditetapkan ada sebanyak 29 pekerja dengan persentase 100. Itu berarti menunjukan bahwasanya pekerja yang lingkungan kerja yang tidak sesuai NAB yang telah ditetapkan mengalami penurunan KVP. Sedangkan operator SPBU yang memiliki lingkungan kerja sesuai dengan NAB dan tidak mengalami penurunan KVP berjumlah 12 orang dengan persentase 92,3. Berdasarkan hasil uji statistik didapatkan nilai P-value sebesar 0,000 yang artinya pada α 5 ada hubungan yang signifikan antara debu total dengan KVP pada operator SPBU di Kecamatan Ciputat Tahun 2014. Penelitian ini sejalan dengan penelitian Khumaidah 2009 yang menyatakan bahwa ada hubungan yang signifikan antara konsentrasi debu perorangan dengan KVP dibawah normal p value = 0.000. Seluruh pekerja berjumlah 89 yang berada di lingkungan dengan konsentrasi debu tinggi dalam waktu lama, memiliki risiko tinggi terkena penyakit obstruksi. Menurut Suma’mur 1996 bahwa salah satu variabel potensial yang dapat menimbulkan KVP dibawah normal adalah lamanya seseorang terpapar polutan tersebut. Hal ini berarti semakin lama masa kerja seseorang, semakin lama pula waktu paparan terhadap polutan tersebut. Selanjutnya berdasarkan penelitian Anshar, dkk 2005 pada unit usaha batu gamping Yogyakarta terdapat hubungan yang signifikan antara konsentrasi debu batu gamping dengan kapasitas vital paksa. Kemudian didapatkan tanda negatif - pada nilai r yang menunjukkan korelasinya bersifat linier negatif, artinya semakin tinggi konsentrasi debu gamping di tempat kerja akan diikuti penurunan nilai kapasitas vital paksa responden. Hal ini menunjukkan bahwasanya paparan debu yang ada di lingkungan kerja yang memapar pekerja dengan konsentrasi yang tinggi dan jumlah jam kerja yang semakin panjang akan berdampak pada nilai KVP yang berada dibawah normal. Debu yang masuk ke dalam saluan napas menyebabkan timbulnya reaksi mekanisme pertahanan nonspesifik berupa batuk, bersin, gangguan transport mukosilier dan fagositosis oleh makrofag. Otot polos di sekitar jalan napas dapat terangsang sehingga menimbulkan penyempitan. Keadaan ini terjadi biasanya bila kadar debu melebihi nilai ambang batas. Sistem mukosilier juga mengalami gangguan dan menyebabkan produksi lendir bertambah. Bila lendir makin banyak atau mekanisme pengeluarannya tidak sempurna terjadi obstruksi saluran napas sehingga resistensi jalan napas meningkat. Partikel debu yang masuk ke dalam alveoli akan membentuk fokus dan berkumpul di bagian awal saluran limfe paru. Debu ini akan difagositosis oleh makrofag. Debu yang bersifat toksik terhadap makrofag seperti silika bebas menyebabkan terjadinya autolisis. Makrofag yang lisis bersama silika bebas merangsang terbentuknya makrofag baru. Makrofag baru memfagositosis silika bebas tadi sehingga terjadi lagi autolisis. Keadaan ini terjadi berulang-ulang. Pembentukan dan destruksi makrofag yang terus menerus berperan penting pada pembentukan jaringan ikat kolagen dan pengendapan hialin pada jaringan ikat tersebut. Fibrosis ini terjadi pada parenkim paru, yaitu pada dinding alveoli dan jaringan interstisial. Akibat fibrosis paru menjadi kaku, menimbulkan gangguan pengembangan paru yaitu kelainan fungsi paru Pope, 2003 dalam Pudjiastuti, 2002. Disarankan bagi operator SPBU agar menggunakan masker pada saat bekerja untuk mencegah terjadinya penurunan KVP. Untuk operator yang mengalami penurunan KVP sebaiknya mulai menghentikan aktifitas merokok, agar tidak memperparah penurunan KVP. pekerja juga diharapkan untuk melakukan aktifitas olahraga rutin di setiap minggu.