Teknik-Teknik Variasi Stimulus Tinjauan Teoritis tentang Keterampilan Dasar Variasi Stimulus

17 diiringi penjelasan guru dan cara penggunaannya disesuaikan dengan tujuan pengajaran yang hendak dicapai. 11 Variasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah variasi alat atau bahan yang dapat dilihat Visual aids yaitu alat atau media yang termasuk ke dalam jenis ini ialah yang dapat dilihat. Dalam penelitian ini menggunakan alat atau media slide. c. Variasi pola interaksi dan kegiatan siswa: 1 Pola guru-murid Merupakan komunikasi sebagai aksi Satu arah 2 Pola guru-murid-guru Ada balikan Feedback bagi guru, tidak ada interakasi antarsiswa komunikasi sebagai interaksi. 3 Pola-guru-murid-murid Ada balikan bagi guru, siswa saling belajar satu sama lain. 4 Pola guru-murid,murid-guru,murid-murid Interaksi optimal antara guru dengan murid dan antara murid dengan murid komunikasi sebagai transaksi, multiarah. 5 Pola Melingkar Setiap siswa mendapat giliran untuk mengemukakan sambutan atau jawaban, tidak diperkenankan berbicara dua kali apabila setiap siswa belum mendapat giliran. 12 Variasi pola interaksi yang diharapkan adalah Pola-guru- murid-guru yaitu ada balikan Feedback bagi guru, tidak ada interaksi antarsiswa Komunikasi sebagai interaksi. Alasan mengapa memilih pola tersebut, diharapkan setelah pembelajaran menggunakan variasi tersebut siswa dapat memahamai apa yang disampaikan oleh guru dan ada balikan yang diterima oleh guru juga yaitu hasil belajar siswa yang diatas KKM. 11 Uzer Usman, Ibid, h. 86-87 12 Uzer Usman, Ibid, h. 87-88 18 Sedangkan menurut Syaiful Bahri Djamarah, keterampilan mengadakan variasi dalam proses belajar mengajar akan meliputi tiga aspek, yaitu: 1. Variasi dalam gaya mengajar 2. Variasi dalam menggunakan media dan bahan pengaajaran 3. Variasi dalam interaksi antara guru dengan siswa . 13 Dari berbagai teknik-teknk keterampilan variasi stimulus yang telah dipaparkan diatas dapat dipahami bahwa seorang guru dituntut untuk benar-benar menguasai teknik-teknik yang akan digunakan dalam memberikan variasi stimulus dalam proses pembelajaran. Hal ini bertujuan agar situasi pembelajaran khususnya siswa lebih menunjukan rasa antusias, penuh gairah, dan terhindar dari kebosanan serta tidak mudah jenuh dalam mengikuti proses pembelajaran.

2. Hakikat Belajar

1. Pengertian Belajar

Kita tentu sering mendengar atau menjumpai istilah belajar. Kata belajar, secara efektif telah kita kenal sejak bersekolah di Kelompok Bermain ataupun Taman Kanak-Kanak TK. Dalam pespektif psikologi, belajar merupakan satu proses perubahan, yaitu perubahan dalam perilaku sebagai hasil dan interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. “Belajar adalah suatu perilaku. Pada saat orang belajar, maka responnya menjadi lebih baik. Sebaliknya, bila ia tidak belajar maka responnya menurun”. 14 Adapun menurut Uno “belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku secara keseluruhan sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya”. 15 13 Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan anak didik dalam interaksi edukatif, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2000, cet.1, hlm. 124 14 Dimyati Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran,Jakarta:Rineka Cipta,2009, h. 9 15 Hamzah B. Uno, Teori Motivasi Dan Pengukurannya, Jakarta: Bumi Aksara, 2008, h. 22 19 Sedangkan menurut Iskandar bahwa “belajar merupakan kegiatan yang terjadi pada semua orang tanpa mengenal batas usia, dan berlangsung seumur hidup ”. 16 “Belajar adalah Perolehan perubahan tingkah laku yang relatif menetap sebagai akibat latihan dan pengalaman”. 17 Dari pernyataan di atas maka dapat disimpulkan bahwa belajar adalah setiap perubahan pada diri seseorang baik prilaku maupun sikap yang relative menetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai suatu hasil dari latihan atau pengalaman yang pernah dijalani.

2. Ciri – Ciri Belajar

Terdapat ciri-ciri dalam proses belajar mengajar menurut Syaiful Bahri yaitu: 1 Belajar memiliki tujuan, 2 ada suatu prosedur yang direncanakan, 3 kegiatan belajar ditandai dengan satu penggarapan materi yang khusus, 4 ditandai dengan aktivitas anak didik, 5 kegiatan belajar membutuhkan disiplin, 6 ada batas watu, dan 7 evaluasi. 18 Terdapat ciri-ciri dalam proses belajar mengajar menurut pupuh yaitu sebagai berikut: a. Memiliki tujuan, yaitu untuk membentuk anak dalam suatu perkembangan tertentu. b. Terdapat mekanisme, prosedur, langkah-langkah metode dan teknik yang direncanakan dan didesain untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. c. Fokus materi jelas, terarah dan terencana dengan baik, adanya aktivitas anak didik merupakan syarat mutlak bagi berlangsungnya kegiatan belajar mengajar. d. Aktor guru yang cermat dan tepat. 16 Iskandar, Psikologi Pendidikan: Sebuah Orientasi Baru, Jakarta:Gaung Persada Press,2009, h.102 17 Muhibin Syah, Psikologi Pendidikan: Suatu Pendekatan Baru, Bandung: Remaja Rosdakarya, 1996, h. 89 18 Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain Strategi Belajar Mengajar Edisi Revisi Jakarta:Rineka Cipta,2006, h. 39 20 e. Terdapat pola aturan yang ditaati guru dan anak didik dalam proporsi masing-masing. f. Limit waktu untuk mencapai tujuan pembelajaran g. Evaluasi, baik evaluasi proses maupun evaluasi produk. 19 Dari ciri-ciri belajar yang telah dijelaskan di atas dapat disimpulkan bahwa ciri-ciri belajar bertujuan untuk membentuk anak didik dalam suatu perkembangan tertentu dan anak didik merupakan syarat mutlak bagi berlangsungnya kegiatan belajar mengajar. Masalah evaluasi bagian penting yang tidak bisa diabaikan, setelah guru melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Evaluasi harus guru lakukan untuk mengetahui tercapai tidaknya tujuan pengajaran yang telah ditentukan.

3. Prinsip-Prinsip Belajar

Prinsip-prinsip belajar menurut Slameto adalah sebagai berikut: a. Berdasarkan prasyarat yang diperlukan untuk belajar b. Sesuai hakikat belajar c. Sesuai materibahan yang harus dipelajari d. Syarat keberhasilan belajar. 20 Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa prinsip belajar itu harus berkaitan dengan perhatian dan motivasi, keaktifan, keterlibatab langsungberpengalaman, pengeluaran, tantangan, balikan dan penguatan serta perbedaan individual.

4. Tipe Kegiatan Belajar

Menurut Gagne tipe-tipe kegiatan belajar dibagai menjadi delapan yaitu : 19 Pupuh Fathurrohman dan Sobry Sutikno, Strategi Belajar Mengajar Melalui Penanaman Konsep Umum dan Islam, Bandung: PT. Refika Aditama, 2007, Cet. I, h. 11 20 Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya Jakarta:PT. Rineka Cipta,2010, h. 27 21 a. Belajar Isyarat Signal Learning Tipe belajar semacam ini dilakukan dengan merespon suatu isyarat. Jadi respon yang dilakukan itu bersifat umum, kabur dan emosional. Tipe kegiatan belajar ini menekankanbelajar sebagai usaha merespons tanda-tanda yang dimanipulasi dalam situasi pembelajaran. Seperti menutup mulut dengan jari telunjuk, melambaikan tangan dll. b. Belajar Stimulus – Respons Stimulus Respons Learning Tipe ini berhubungan dengan perilaku peserta didik yang secara sadar melakukan respons tepat terhadap stimulus yang dimanipulasi dalam situasi pembelajaran, misalnya mencium bau masakan sedap, keluar air liur. c. Belajar Rangkaian Chaining Tipe ini berkaitan dengan kegiatan peserta didik menyusun hubungan antara dua stimulus atau lebih dengan berbagai respon yang berkaitan dengan stimulus tersebut. Hal ini terjadi dalam rangkaian motorik ; seperti gerakan dalam mengikat sepatu, makan, minum, atau gerakan verbal seperti selamat tinggal, bapak- ibu. d. Asosiasi Verbal Verbal Association Tipe ini berkaitan dengan upaya peserta didik menghubungkan respons dengan stimulus yang disampaikan secara lisan. Seperti suatu kalimat “unsur itu berbangun limas” e. Belajar Diskriminasi Discrimination Learning Tipe belajar ini adalah pembedaan terhadap berbagai rangkaian. Seperti membedakan berbagai bentuk wajah, bintang, atau tumbuh- tumbuhan. f. Belajar Konsep Concept Learning Tipe ini belajar menggunakan konsep. Konsep diperoleh dari membuat tafsiran terhadap fakta dan realita. Dengan konsep dapat digolongkan binatang bertulang belakang, menurut ciri-ciri khusus

Dokumen yang terkait

Penerapan Metode Pembelajaran Enrichment Model Renzulli Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas X 1 Sma An-Najah Dalam Mata Pelajaran Sosiologi Pada Pokok Bahasan Interaksi Sosial

6 92 168

Pengaruh Pendekatan Deep Dialogue Critical Thinking Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ekonomi di SMA Negeri 6 Tangerang Selatan

1 31 205

Hubungan kecerdasan emosional dengan hasil belajar pada mata pelajaran ekonomi di kelas X SMA Darussalam Ciputat Tangerang Selatan

16 134 101

PENERAPAN PEMBELAJARAN MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL KECAKAPAN HIDUP (LIFE SKILLS) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI POKOK BAHASAN UANG DAN

0 17 116

PENERAPAN CD PEMBELAJARAN LABORATORIUM MAYA PADA POKOK BAHASAN KELISTRIKAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS X SMA N 2 SEMARANG

0 6 60

(ABSTRAK) PENERAPAN PEMBELAJARAN MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL KECAKAPAN HIDUP (LIFE SKILLS) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI POKOK BAHASAN UANG DAN PERBANKAN KELAS X SMA NEGERI 1 WELERI.

0 0 2

EFEKTIVITAS PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN BERBASIS PORTOFOLIO DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN EKONOMI POKOK BAHASAN KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM BIDANG EKONOMI KELAS X SEMESTER II DI SMA NEGERI I JEKULO KABUPATEN KUDUS TAHUN PELAJARAN

0 0 95

PENERAPAN PENDEKATAN SCIENTIFIC UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI POKOK BAHASAN PASAR.

0 3 17

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN ADVANCE ORGANIZER PADA MATA PELAJARAN EKONOMI POKOK BAHASAN KONSUMSI, TABUNGAN DAN INVESTASI KELAS X DI SMA NEGERI 9 KOTA CIREBON ( Penelitian Tindakan Kelas ) - IAIN Syekh Nurja

0 0 21

Penerapan Model Learning Cycle 6e Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Hidrokarbon Di Kelas X SMA Negeri 3 Pekanbaru

0 0 6