3
untuk mewujudkan dan merealisasikan tugas dan fungsinya sebagai khalifah Allah Swt. Baik kepada tuhannya, sesama manusia dan sesama makhluk lainnya.
5
Guru memiliki peran yang sangat penting dalam menentukan kuantitas dan kualitas pengajaran yang dilaksanakannya. Oleh sebab itu, guru harus memikirkan
dan membuat perencanaan secara seksama dalam meningkatkan kesempatan belajar bagi siswanya dan memperbaiki kualitas mengajarnya.
Hal ini menuntut perubahan- perubahan dalam pengorganisasian kelas, penggunaan metode mengajar, strategi belajar- mengajar, maupun sikap dan
karakteristik guru dalam mengelola proses belajar- mengajar. Guru berperan sebagai pengelola proses belajar- mengajar, bertindak selaku fasilitator yang
berusaha menciptakan kondisi belajar- mengajar yang efektif sehingga memungkinkan proses belajar- mengajar, mengembangkan bahan pelajaran
dengan baik, dan meningkatkan kemampuan siswa untuk menyimak pelajaran dan menguasai tujuan- tujuan pendidikan yang harus mereka capai.
Untuk memenuhi hal tersebut di atas guru dituntut mampu mengelola proses belajar mengajar yang memberikan rangsangan kepada siswa sehingga ia
mau belajar karena memang siswalah subjek utama dalam belajar.
6
Semua guru dapat mencoba mencari cara untuk mengatasi permasalahan tersebut dengan menerapkan strategi pembelajaran yang dapat menciptakan
suasana belajar menjadi lebih hidup. Faktor keaktifan siswa sebagai subyek belajar sangat menentukan hasil pembelajaran. Proses pembelajaran searah
dimana guru yang lebih mendominasi sementara siswa hanya duduk diam dan mendengarkan ceramah, menjadikan pembelajaran berjalan tidak proposional dan
cenderung membosankan. Guru sangat aktif sedangkan sisiwa menjadi pasif, sehingga sisiwa tidak bisa mengembangkan potensi dan kreatifitasnya.
Kenyataan tersebut juga terjadi dalam proses pembelajaran aqidah akhlak. Sehingga dapat dipahami bahwa salah satu faktor yang menyebabkan prestasi
5
Armai Arief, Pengantar Ilmu Dan Metodologi Pendidikan Islam, Jakarta: Ciputat Pers, Juli 2002, hlm. 40-41
6
Moh. User Usman, Menjadi Guru Profesional, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2005, hal. 21
4
belajar menjadi rendah adalah kurang aktifnya siswa dalam pembelajaran, hal tersebut lebih disebabkan oleh penggunaan vareasi pembelajaran yang belum
sesuai dengan situasi kelas dan materi pelajaran. Oleh sebab itu kiranya perlu bagi guru yang bersangkutan untuk memilih menerapkan strategi pembelajaran yang
dapat diaplikasikan dalam pembelajaran aqidah akhlak. Dan dari latar belakang diatas peneliti ingin melakukan studi kasus yaitu
dengan judul “ Efektivitas Penerapan strategi Pembelajaran Coorperatif Tipe Jigsaw Learning Pada Bidang Studi Aqidah Akhlak Di MTs. Ibnu Hajar .
B. Identifikasi masalah
Adapun indentifikasi masalah sebagai berikut: 1.
Guru belum dapat menerapkan berbagai pendekatan, model,strategi, metode, dan teknik pembelajaran yang mendidik secara kreatif.
2. Guru hanya sekedar menyampaikan materi pelajaran.
3. Guru kurang memikirkan dan membuat perencanaan secara seksama dalam
meningkatkan kesempatan belajar bagi siswanya dan memeperbaiki kualitas mengajarnya.
4. Guru belum menerapkan strategi pembelajaran yang dapat menciptakan
suasana belajar menjadi lebih hidup.
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan Identifikasi masalah sebagaimana yang diungkapkan diatas, jelas bahwa permasalahan yang timbul sangat luas, mengingat keterbatasan
penulis dari segi waktu, tenaga dan biaya maka permasalahan dibatasi sebagai berikut:
1. Penerapan strategi pembelajaran cooperative tipe jigsaw learning yang
dimaksud adalah untuk menciptakan suasana belajar menjadi aktif, serta proses pembentukan dan perubahan sikap siswa menjadi cinta ilmu, gemar
membaca, kreatif, disiplin, mandiri, ingin tahu, dan kerja sama. 2.
Pada bidang studi akidah akhlak dimaksud untuk mengetahui pentingnya menerapkan akhlak terpuji terhadap diri sendiri.
5
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah sebagaimana tersebut di atas, maka rumusan permasalahannya adalah:
Bagaimana Efektivitas penerapan strategi pembelajaran cooperatif tipe “
Jigsaw Learning” pada bidang studi Aqidah Akhlak di MTs. Ibnu Hajar.
E. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk: 1. Mengetahui efektifitas penerapan strategi pembelajaran cooperative tipe
“Jigsaw Learning” pada bidang Akidah akhlak di Mts. Ibu Hajar Bogor. 2. Mengetahui pelaksanaan belajar siswa pada pembelajaran Akidah Akhlak di
Mts. Ibnu Hajar Bogor 3. M
enerapkan strategi “Jigsaw Learning” pada bidang studi Akidah akhlak di Mts. Ibnu Hajar Bogor.
F. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Sebagai bahan pengembangan teori pembelajaran dalam meningkatkan belajar mandiri siswa, hasil belajar aqidah akhlak, dan bahan referensi bagi
peneliti lain.
2. Manfaat praktis
a. Bagi siswa, dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam pembelajaran, menumbuhkan sikap percaya diri dan bertanggung jawab dan
mengembangkan sikap berani,terampil berbicara sesuai dengan tingkat pemahamannya.
b. Bagi guru, dapat menambah wawasan keterampilan dalam memilih dan menerapkan teknik pembelajaran yang tepat kepada peserta didik, dan
meningkatkan keberhasilan dalam mengajar. c.
Bagi Madrasah, dengan penerapan model pembelajaran tipe “Jigsaw Learning” maka diharapkan dapat meningkatkan mutu madrasah.
6
BAB II KAJIAN TEORI
A. Efektivitas Strategi Belajar Mengajar
1. Pengertian Efektivitas
Hal yang diharapkan dalam sebuah lembaga pendidikan adalah tercapainya suatu efektivitas dalam menjalankan sebuah kegiatan. Dalam
memaknai efektivitas setiap orang memberi arti yang berbeda, sesuai dengan sudut pandang dan kepentingan yang dikehendaki. Sesuai yang dikemukakan
oleh Chung dan Maginson 1981” effectiveness means different to different people”.
1
Dalam kamus bahasa Indonesia efektif berarti pengaruh, ada pengaruhnya akibatnya.
2
Jadi efektivitas adalah bagaimana suatu organisasi itu berhasil mendapatkan dan memanfaatkan sumber daya dalam mewujudkan
tujuan operasional.
3
Dari definisi tersebut suatu kegiatan yang dilakukan secara efektif maka akan membawa hasil yang berguna.
Secara umum strategi belajar mempunyai pengertian suatu garis-garis besar haluan untuk bertindak dalam usaha mencapai sasaran yang telah
ditentukan. Dihubungkan dengan belajar mengajar. Strategi bisa diatikan sebagai pola-pola umum kegiatan guru anak didik dalam perwujudan kegiatan
belajar mengajar untuk mencapai tujuan yang telah digariskan. Ada Empat strategi dasar dalam belajar mengajar yang meliputi hal-
hal berikut
4
: a. Mengidentifikasi serta menetapkan spesifikasi dan kualifikasi perubahan
tingkah laku dan kepribadian anak didik sebagaimana yang diharapkan.
1
Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah,Bandung : Rosdakarya,2002, hal.82
2
Daryanto, Kamus Bahasa Indonesia Lengkap Surabaya: Apollo, hal . 181
3
Mulyasa. Op.cit.,
4
Syaiful Bahri Djamarah, strategi belajar mengajar, Jakarta: Rineka Cipta, 2010, cet. Ke-4, hal. 5-6