Akhlak Al - Karimah
26
2. Akhlak Yang Baik Terhadap Diri Sendiri Selaku individu, manusia diciptakan oleh Allah SWT dengan segala
kelengkapan jasmaniah dan rohaniahnya. Ia diciptakan dengan dilengkapi rohani seperti akal pikiran, hati nurani, naluri, perasaan dan kecakapan batiniah atau
bakat. Dengan kelengkapan rohani ini manusia dapat memecahkan berbagai masalah yang dihadapinya secara konseptual dan terencana, dapat menimbang
antara baik dan salah, dapat memberikan kasih sayang, yang selanjutnya dapat mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi, kebudayaan, dan peradaban yang
mengangkat harkat dan martabatnya. Disamping itu, seorang muslim juga beriman dan percaya, bahwa yang
dapat membersihkan jiwa dan menyelamatkannya ialah iman yang baik dan amal shaleh, sedangkan yang mengotori dan merusaknya ialah dampak negatif dari
kekafiran dan perbuatan dosa maksiat. Firman Allah:
Ar tinya :” sekali-kali tidak demikian, sebenarnya apa yang mereka kerjakan itu,
telah menutup mengotori hati mereka”. Q.S. Al- Muthafifin,14.
23
Akhlak baik, meliputi antara lain: a Bertaubat Al-Taubah, yaitu suatu sikap yang menyesali perbuatan buruk
yang pernah dilakukan dan berusaha menjauhinya, serta melakukan perbuatan baik.
Seperti firman Allah:
Artinta: “Dan diantara mereka ada orang yang telah berikrar kepada Allah:
Sesungguhnya jika Allah memberikan sebahagian karunia-Nya kepada Kami,
23
Ibid...., hal.54
27
pastilah Kami akan bersedekah dan pastilah Kami Termasuk orang-orang yang saleh.
””QS. At-Taubah [9] : 75. b Bersabar Al-Sabru, yaitu suatu sikap yang betah atau dapat menahan diri
pada kesulitan yang dihadapinya. Tetapi tidak berarti bahwa sabar itu langsung menyerah tanpa upaya untuk melepaskan diri dari kesulitan yang dihadapi oleh
manusia. Maka sabar yang dimaksudkannya adalah sikap yang diawali dengan ikhtiyar, lalu diakhiri dengan sikap menerima dan ikhlas, bila seseorang dilanda
suatu cobaan dari Tuhan. Seperti firman Allah:
Artinta: “Kecuali orang-orang yang sabar terhadap bencana, dan mengerjakan
amal- amal saleh; mereka itu beroleh ampunan dan pahala yang besar.”QS. Hud
[11] :11. c Bersyukur Al-Shukru, yaitu suatu sikap yang selalu ingin memanfaatkan
dengan sebaik-baiknya, nikmat yang telah diberikan oleh Allah SWT kepadanya, baik yang bersifat fisik maupun non-fisik. Lalu disertai dengan
peningkatan pendekatan diri kepada Yang memberi nikmat, yaitu Allah SWT. Seperti firman Allah:
Artinya: “Kemudian sesudah itu Kami maafkan kesalahanmu, agar kamu
bersyukur.”QS. Al-Baqarah [2] :52. d Rasa persaudaraan Al-
Ikha’, yaitu sikap jiwa yang selalu ingin berhubungan baik dan bersatu dengan orang lain, karena ada keterikatan batin dengannya.
e Memberi nasehat An-Nasihah, yaitu suatu upaya untuk memberi petunjuk- petunjuk yang baik kepada orang lain dengan menggunakan perkataan, baik
ketika orang yang dinasehati telah melakukan hal-hal yang buruk, maupun belum
f Memberi pertolongan An-Nashru, yaitu suatu upaya untuk membantu orang lain, agar tidak mengalami suatu kesulitan.
28
g Sopan santun Al-Hilmu, yaitu sikap jiwa yang lemah lembut terhadap orang lain, sehinnga dalam perkataan dan perbuatannya selalu mengandung adab
kesopanan yang mulia. h Ikhlas Al-
Ikhlas, yaitu sikap menjauhkan diri dari riya’ menunjuk- nunjukkan kepada orang lain ketika mengerjakan amal baik. Maka amalan
seseorang dapat dikatakan jernih apabila dikerjakan dengan ikhlas.
24
Seperti Firma Allah:
Artinya: “Sesungguhnya wanita itu telah bermaksud melakukan perbuatan itu
dengan Yusuf, dan Yusufpun bermaksud melakukan pula dengan wanita itu andaikata Dia tidak melihat tanda dari Tuhannya. Demikianlah, agar Kami
memalingkan dari padanya kemungkaran dan kekejian. Sesungguhnya Yusuf itu Termasuk hamba-
hamba Kami yang terpilih.” QS. Yusuf [12] : 24. 3. Akhlak Yang Baik Terhadap Sesama Manusia
Manusia adalah sebagai makhluk sosial yang kelanjutan eksistensinya secara fungsional dan optimal banyak bergantung pada orang lain. Untuk itu, ia
perlu berkerja sama dan saling tolong menolong dengan orang lain. Oleh karenannya ia perlu menciptakan suasana yang baik, satu dan lainnya saling
berakhlak yang baik, diantarannya mengiringi jenazah, mengabulkan undangan, dan mengunjungi orang sakit.
Islam menganjurkan berakhlak yang baik kepada saudara, karena ia berjasa dalam ikut serta mendewasakan kita, dan merupakan orang yang paling
dekat dengan kita. Caranya didapat dilakukan dengan memuliakannya, memberikan bantuan, pertolongan, menghargainya dan sebagainya.