18
Gambar contoh pembentukan kelompok jigsaw
b. Setelah siswa berdiskusi dalam kelompok ahli maupun kelompok asal, selanjutnya dilakukan presentasi masing-masing kelompok atau dilakukan
pengundian salah satu kelompok untuk menyajikan hasil diskusi kelompok yang telah dilakukan agar guru dapat menyamakan persepsi pada materi
pembelajaran yang telah didiskusikan. c. Guru memberikan kuis untuk siswa secara individual.
d. Guru memberikan penghargaan pada kelompok melalui skor penghargaan berdasarkan perolehan nilai peningkatan hasil belajar individual dari skor
dasar ke skor kuis berrikutnya. e. Materi sebaiknya secara alami dapat dibagi menjadi beberapa bagian materi
pembelajaran. f. Perlu diperhatikan bahwa jika menggunakan Jigsaw untuk belajar materi baru
maka perlu dipersiapkan suatu tuntunan dan isi materi yang runtun serta cukup sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai.
Dalam pelaksanaan pembelajaran disekolah tidaklah selalu berjalan dengan mulus meskipun rencana telah dirancang sedemikian rupa. Hal-hal yang
dapat menghambat proses pembelajaran terutama dalam penerapan model pembelajaran Cooperative Learning diantaranya adalah sebagai berikut:
Kelompok asal 1
Kelompok asal 2
Kelompok asal 6
Kelompok asal 7
Kelompok asal 8
Kelompok asal 3
Kelompok asal 4
Kelompok asal 5
Kelompok ahli 1
Kelompok ahli 2
Kelompok ahli 3
Kelompok ahli 4
Kelompok ahli 5
Belajar materi 5
Belajar materi 4
Belajar materi 3
Belajar materi 2
Belajar materi 1
19
1. Kurangnya pemahaman guru mengenai penerapan pembelajaran Coorperative
Learning. 2. Jumlah siswa yang terlalu banyak yang mengakibatkan perhatian guru
terhadap proses pembelajaran relatif kecil sehingga yang hanya segelintir orang yang menguasai arena kelas, yang lain hanya sebagai penonton.
3. Kurangnya sosialisasi dari pihak terkait tentang teknik pembelajaran
Coorperative Learning. 4. Kurangnya buku sumber sebagai media pembelajaran.
5. Terbatasnya pengetahuan siswa akan sistem teknologi dan informasi yang dapat mendukung proses pembelajaran.
Agar pelaksanaan pembelajaran Coorperative Learning dapat berjalan dengan baik, maka upaya yang harus dilakukan adalah sebagai berikut:
1. Guru senantiasa mempelajari teknik-teknik penerapan model Coorperative Learning di kelas dan menyesuaikan dengan materi yang akan diajarkan.
2. Pembagian jumlah siswa yang merata, dalam artian tiap kelas merupakan kelas heterogen.
3. Diadakan sosialisasi dari pihak terkait tentang teknik pembelajaran
Coorperative Learning. 4. Meningkatkan sarana pendukung pembelajaran terutama buku sumber.
5. Mensosialisasikan kepada siswa agar pentingnya sistem teknologi dan informasi yang dapat mendukung proses pembelajaran.
Pembelajaran di sekolah yang melibatkan siswa dengan guru akan menghasilkan nilai yang akan terbawa dan tercermin terus dalam kehidupan di
masyarakat. Pembelajaran yang melibatkan siswa secara aktip dalam kelompok secara bergotong royong kooperatif akan menimbulkan suasana belajar
partisipatif dan menjadi lebih hidup. Teknik pembelajaran Coorperative Learning dapat mendorong timbulnya gagasan yang lebih bermutu dan dapat meningkatkan
kreativitas siswa. Jigsaw merupakan bagian dari teknik-teknik pembelajaran Coorperative
Learning. Jika pelaksanaan prosedur pembelajaran Coorperative Learning ini benar, akan memungkinkan prestasi belajar siswa.
20
Sampai saat ini pembelajaran Coorperative Learning terutama teknik jigsaw belum banyak diterapkan dlaam pendidikan walaupun orang Indonesia
sangat membanggakan sifat gotong royong dalam kehidupan bermasyarakat. Sudah saatnya para pengajar mengevaluasi cara mengajarnya dan
menyadari dampaknya terhadap anak didik. Untuk menghasilkan manusia yang bisa berdamai dan bekerja sama dengan sesamanya dalam pembelajaran
disekolah, model pembelajaran Coorperative Learning perlu lebih sering digunakan karena suasana positif yang timbul akan memberikan kesempatan
kepada siswa untuk mencintai pelajaran dan sekolah guru. Selain itu, siswa akan merasa lebih terdorong untuk belajar dan berfikir.
C. Bidang Studi Aqidah Akhlak 1.
Pengertian Aqidah
Kata „Aqidah berasal dari kata Bahasa Arab. Secara bahasa, Aqidah berarti sesuatu yang mengikat. Kata ini, sering juga disebut dengan „aqa’id, yaitu kata
plural jama dari „aqidah yang artinya simpulan. Kata lain yang sempurna adalah i’tiqod, mempunyai arti kepercayaan yang tersimpul dalam hati. Hal ini seperti
ditegaskan ol eh Ash Shiddieqy, bahwa’aqidah adalah sesuatu yang dipegang
teguh dan terhujam kuat didalam lubuk jiwa dan tidak dapat beralih dari padanya. Disebut ilmu i,tiqad aqa’id karena ilmu ini membahas masalah-masalah
yang berhubungan dengan keyakinan yang terpatri dalam hati .. walaupun, pada masa Rasulullah SAW, „Aqidah bukanlah sebuah disiplin ilmu tersendiri, karena
masalahnya sangat jelas dan tidak terjadi perbedaan-perbedaan faham, kalaupun terjadi, maka akan langsung diterangkan oleh beliau.
Kata Aqidah ini, dalam pertumbuhannya, sejenis dengan kata tauhid, dan kalam. Demikian juga dalam konteks keilmuannya, yakni ilmu aqidah sejenis
dengan ilmu tauhid, ilmu kalam atau teologi Islam.
16
Adapun yang dimaksud dengan Aqidah Islam, ialah perkara-perkara yang dipercayai dan diyakini kebenarannya dalam islam berdasarkan dalil Al-
Qur’an
16
Mahrus, Aqidah,Jakarta:Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Departemen Agama Republik Indonesia,2009,cet ke-1 hal.4
21
dan Sunnah Rasul. Dalam penjabarannya, aqidah meliputi rukun iman yang ke enam dan mempercayai segala masalah gaib yang diutarakan dalam Al-
Qur’an dan Hadits saheh. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa aqidah islam ialah
keyakinan dan kepercayaan terhadap segala ajaran yang disampaikan oleh Rasulullah Muhammad SAW.
17
Dengan demikian Aqidah adalah keteguhan hati yang dipegang seseorang dalam hal kepercayaan atau keyakinan yang melekat kuat didalam hati.
2. Pentingnya Akidah dan ketetapannya
a. Pentingnya Aqidah Ciri khas hewan yang paling menonjol terletak pada insting biologis, yang
kekuatannya sebatass kebutuhan dan kemaslahatan jasmaninnya. Jika hewan merasa kenyang. Maka ia akan menyudahi aktivitas pemenuhan insting tersebut.
Sangat sedikit hewan yang memenuhi kebutuhan biologisnya melebihi batas kemaslahatan sehingga berdampak negatif terhadapnya. Kalaupun ada, maka yang
demikian merupakan keburukan fitrah biologisnya. Sementara itu, insting biologis, syahwat, dan hawwa nafsu manusia
terletak dibawah kekuasaan kehendak bebas. Manusia juga dianugrahi akal pikiran sehingga ia dapat mengetahui mana yang baik dan mana yang buruk, mana
yang bermanfaat dan mana yang tidak, serta dapat mengarahkan keinginannya dan menggerakan emosinya. Setiap saat, keinginannya selalu dikendalikan oleh
akalnya sehingga segala perkara alkan terselesaikan dengan benar dan baik. Perilakupun menjadi istiqomah. Sebaliknya, jika akal dan pikirannya selallu
mengikuti hawa nafsu dan syahwatnya, maka tidak pelak lagi ia tidak berbeda dengan binatang, bahkan lebih sesat darinnya.
Dengan demikan aqidah sangatlah penting yang harus ditanamkan pada diri setiap manusia agar semua hal yang dilakukan terarah sesuai dengan yang
ajarkan agama. Karena apabila seseorang telah memantapkan dalam dirinya
17
Hamzah y a’qub, Pemurnian aqidah dan Syari’ah Islam Cv. Pedoman Ilmu
Jaya,hal.46
22
sebuah kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa dia akan takut untuk melakukan perbuatan tercela.
b. Aqidah dan ketetapannya Kita merassa yakin tentang keberadaan berbagai zat atau sifat dialam ini.
Hati kita merasa tentram dengan keyakinan tersebut dan tidak merasa ragu sedikitpun. Hal ini sama dengan keyakinan kita akan keberadaan berbagai benda
dijagat raya ini, termasuk keberadaan zat kita dan sifat-sifat kita. Sekalipun orang lain dengan berbagai upaya berusaha menumbuhkan keraguan dan menggoyahkan
keyakinan kita, ia tidak akan berhasil, sebab sifat pengetahuan kita telah meningkat, dari sekedar pengetahuan menjadi keyakinan yang meresap kedalam
akal pikiran. Hal ini disebabkan oleh seringnya kita melakukan kegiatan mengenal berbagai hal wujud disekitar alam nyata.
Dengan demikian keyakinan akan aqidah membuat seseorang merasa yakin akan kepercayaan yang dia pegang. Sehingga tidak akan tergoyahkan oleh
hal apapun bersifat keduaniawian.
18
3. Pendidikan Aqidah
Pendidikan Aqidah perlu dirancang secara baik sebagai fundamen dalam pendidikan islam. Segala jalur yang dewasa ini dikenal sebagai pendidikan
formal, non formal, dan informal, perlu ditempuh dalam pembinaan akidah umat. Pendidikan informal sudah dimulai dirumah oleh pihak orang tua dengan
menanamkan keimanan dan ketakwaan kedalam pribadi anak-anak, semenjak anak itu mulai mengenal alam ini.
19
4. Tujuan Bidang Study Aqidah Akhlak
Bidang studi Aqidah akhlak, bertujuan untuk
20
:
18
Abdurahman Habanakah,Pokok-Pokok Aqidah IslamJakarta: Gema Insani,1998,cet ke-1 hal.33-34
19
Hamzah ya’qub , Op.cit...., hal.76.
20
DEPAG RI, Model kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan KTSP untuk Madrasah Tsanawiyah MTs, sesuai dengan peraturan mentri Agama Republik Indonesia No.2 tahun 2008,
Jakarta: Nadia Media, hal.26