24
yang tidak memiliki akar kata, melainkan kata tersebut mememang sudah demikan adanya. Kata Akhlaq adalah jamak dari kata Khilqun atau khuluqun yang
artinya sama dengan arti akhlaq sebagaimana telah disebutkan diatas. Baik kata akhlaq atau khuluq kedua-duanya dijumpai pemakaiannya baik dalam Al-Quran,
maupun al- Hadits.
21
Dengan demikian arti akhlaq atau khuluq secara kebahasaan berarti budi pekerti, adat kebiasaan, perangai, muru’ah atau segala sesuatu yang sudah menjadi
ta bi’at.
7. Macam-macam Akhlak
a. Akhlak Al - Karimah
Akhlak Al- Karimah atau akhlak yang mulia amat banyak jumlahnya, namun dilihat dari segi hubungan manusia dengan Tuhan dan manusia dengan
manusia, akhlak yang mulia itu dapat dibagi kepada tiga bagian. Pertama, akhlak mulia kepada Allah, kedua akhlak mulia terhadap diri sendiri, dan ketiga akhlak
mulia terhadap sesama manusia. Ketiga akhlak mulia ini dapat dikemukakan sebagai berikut
22
:
1. Akhlak terhadap Allah Titik tolak akhlak terhadap Allah adalah pengakuan dan kesadaran bahwa
tiada Tuhan melainkan Allah. Dia memiliki sifat-sifat terpuji demikian agung sifat itu, yang jangankan manusia, malaikatpun tidak akan mampu menjangkau
hakikat-Nya. Banyak alasan mengapa manusia harus berakhlak baik terhadap Allah.
Diantaranya adalah hal-hal sebgai berikut: a. Karena Allah telah menciptakan manusia dengan segala keistimewaan dan
kesempurnaannya. Sebagai yang diciptakan sudah sepantasnya manusia berterima kasih kepada yang menciptakannya.
21
Abudin Nata, akhlak Tasawuf Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2012, cet ke-11, hal.1-2
22
Moh. Ardani, Akhlak Tasawuf Jakarta: PT. Mitra Cahaya Utama, 2005, hal. 49-51
25
Seorang muslim menyaksikan dan menyadari, betapa Maha Halus dan Bijaksana Allah SWT Terhadap urusannya, limpahan rahmat kasih sayang-Nya
dan maha pemurah terhadap makhluk ciptaan-nya, yangs sangat dibutuhkanya dengan tanpa henti-hentinya. Maka karenanya lalu memusatkan dan memurnikan
ketaatannya dengan hati yang setulus-tulusnya berdoa dan memohon kepada Allah mendekatkan diri kepada-
Nya dengan perantaraan Asmaa’-Nya dan ucapan zikir dan dia dipanjatkan kepada Allah SWT, ia melakukan perbuatan amal perbuatan
yang shaleh atau baik, sebagai perwujudan tanda-tanda sopan santun seorang muslim terhadap Allah, maha pemelihara dan pencipta-Nya. Sebab tidaklah sopan
dan tidak pula patut apabila seseorang tidak mengharapkan kabajikan yang melimpah melalui segala sesuatu atau bersifat putus asa terhadap nikmat
keutamaan yang meliputi seluruh makhluk dan putus harapan terhadap kasih sayang dan rahmat-Nya.
b. Karena Allah telah memberikan perlengkapan pancaindra hati nurani dan naluri kepada manusia. Semua potensi jasmani dan rohani amat tinggi
nilainya, karena dengan potensi tersebut manusia dapat melakukan berbagai aktifitas dalam berbagai bidang kehidupan yang membawa kepada
kejayaannya. Firman Allah SWT:
Artinya : ” Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak
mengetahui sesuatau apapun, dan dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur”. Q.S. An-Nahl,78.
Kata- kata agar kamu bersyukur yang disebutkan oleh Allah setelah Allah menjelaskan tentang penciptaan manusia dengan segala kelengkapannya itu, dapat
diartikan bahwa potensi jasmani pancaindera dan potensi rohani hati sanubari dan naluri tersebut harus dipergunakan untuk bekerja dengan baik, menuntu ilmu
dan mengolah alam dan isinya.