27 memperhatikan sesuatu yang dicapai terus-menerus disertai
dengan rasa senang maka jika kecenderungan lebih diperhatikan maka akan tumbuh minat untuk belajar lebih giat
demi mencapai hasil terbaik. e
Motivasi menurut Mc Donald Oemar Hamalik, 2003:158 adalah perubahan energi dalam tubuh seseoran yang ditandai
dengan munculnya perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan. Seseorang yang belajar dengan motivasi kuat akan
melaksanakan semua kegiatan belajarnya dengan sungguh- sungguh sehingga menghasilkan prestasi yang baik, tetapi jika
sebaliknya akan mendapatkan prestasi yang rendah. f
Cara belajar, bila seseorang dapat menemukakn cara belajar yang tepat maka hasil belajar yang dicapai akan lebih
maksimal, dan sebaliknya bila cara be;ajar yang dipakai tidak sesuai maka akan berdampak pada rendahnya hasil belajar
seseorang. 2
Faktor Eksternal a
Keluarga, anggota keluarga yang sangat berpengaruh terhadap proses belajar seseorang adalah ayah, ibu, serta saudara-saudara
yang tinggal serumah. Faktor orang tua sangat berpengaruh terhadap baik buruk prestasi belajar yang dicapai anaknya.
Tinggi rendah latar pendidikan orang tua, besar kecilnya pendapatan, cukup atau tidaknya perhatian serta bimbingan
28 orang tua, serta harmonisasi hunbungan antar anggota keluarga
sangat berpengaruh terhadap pencapaian hasil belajar anak. Semua faktor tersebut turut berpengaruh terhadap hasil belajar
seseorang. b
Sekolah, faktor sekolah yang berpengaruh terhadap prestasi belajar anak adalah metode mengajar, kurikulum, hubungan
siswa dengan gurunya, hubungan siswa dengan teman- temannya, disiplin sekolah, materi pelajaran dan waktu sekolah,
standar pelajaran, keadaan fisik sekolah serta sarana dan prasarana yang tersedia, metode belajar serta tugas rumah.
Semua hal tersebut sangat berpengaruh terhadap hasil belajar siswa.
c Masyarakat, faktor masyarakat juga ambil andil dalam proses
belajar siswa karena siswa merupakan bagian dari masyarakat itu sendiri. Faktor masyarakat yang mempengaruhi proses
belajar siswa adalah kegiatan siswa dalam masyarakat, teman bergaul, media massa serta bentuk kehidupan masyarakat.
Dari pemaparan para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa ada 3 faktor yang mempengaruhi prestasi belajar seseorang, faktor tersebut
meliputi faktor internal yang meliputi faktor fisik dan psikologis, faktor eksternal berupa faktor keluarga, sekolah, masyarakat dan lingkungan
sekitar serta pendekatan belajar sebagai faktor terakhir. Semua faktor tersebut berperan sama besar dalam pencapaian prestasi belajar siswa.
29 Bila ada salah satu atau beberapa faktor yang bermasalah akhirnya akan
berpengaruh dan mengahambat proses belajar siswa yang akhirnya berujung pada pencapaian prestasi belajar yang tidak maksimal.
c. Cara Mengukur Prestasi Belajar
Sugihartono, dkk 2007:130 menyebutkan bahwa dalam proses belajar mengajar pengukuran hasil belajar dimaksudkan untuk
mengetahui seberapa jauh perubahan tingkah laku siswa setelah menghayati proses belajar. Hasil pengukuran dapat berupa angka atau
uraian tentang kenyataan yang menggambarkan tentang derajat kualitas, kuantitas dan eksistensi keadaan yang diukur. Namun demikian, hasil
pengukuran belum dapat mengartikan apa-apa bila hasil pengukuran tersebut tidak ditafsirkan dengan cara membandingkan dengan suatu
patokan atau norma atau kriteria tertentu. Masih menurut Sugihartono, dkk 2007:131 norma yang
digunakan dalam rangka penilaianpengukuran adalah hal-hal yang diturunkan dari tujuan-tujuan pengajaran yang ingin dicapai melalui
kegiatan pengajaran tersebut. Di Indonesia terdapat dua pendekatan yang populer digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa yaitu;
Penilaian Acuan Norma Norm Reference Evaluation dan Penilaian Acuan Patokan Criterion Reference Evaluation.
1 Penilaian Acuan Norma PAN
Dalam pendekatan ini, penilaian dilakukan dengan membandingkan prestasi satu siswa dengan prestasi yang dicapai
30 oleh oleh teman-teman sekelas atau sekelompoknya Tardif,
1989:227. Jadi pemberian nilai atau skor siswa merujuk pada perbandingan skor yang diperoleh teman-temannya dengan skor
yang diperoleh siswa itu sendiri Nasution, 1996: 195. Oleh karena itu norma yang digunakan dalam satu kelompok tidak bisa
digunakan sebagai acuan untuk kelompok lainnya, pun untuk tes yang berbeda. Serupa dengan pengertian sebelumnya, Sugihartono,
dkk 2007:131 menyebut Penilaian Acuan Norma sebagai penilaian yang dilakukan dengan membandingkan hasil belajar seorang siswa
terhadap hasil belajar siswa lainnya dalam satu kelompok. Penggunaan Penilaian Acuan Norma tidak dapat digunakan
untuk mengukur pencapaian tujuan tingkat penguasaan bahan. PAN sering juga digunakan untuk fungsi prediktif, meramalkan
keberhasilan siswa di masa yang akan datang atau untuk menetapkan peringkatkedudukan siswa dalam kelompok http:
jurnalibadah.blogspot.com. Berikut adalah ciri ciri dari Penilaian Acuan Norma :
a Penilaian Acuan Norma digunakan untuk menentukan status satu
peserta didik terhadap kemampuan perserta didik lainnya. Artinya Penilaian Acuan Norma digunakan apabila kita ingin mengetahui
kemampuan peserta didik di dalam kelompok atau komunitasnya sendiri seperti di kelas, sekolah, dan lain sebagainya.
31 b
Penialain Acuan Norma menggunakan kriteria yang bersifat relatif, yang berarti selalu berubah sesuai dengan kondisi atau
kebutuhan pada waktu tersebut. c
Nilai dari hasil Penilaian Acuan Norma tidak mencerminkan tingkat kemampuan dan penguasaan siswa tentang materi
pengajaran yang diteskan, tetapi hanya menunjukkan peringkat seorang siswa dalam kelompoknya.
d Penilaian Acuan Norma cenderung untuk menggunakan rentang
tingkat penguasaan seorang siswa terhadap kelompoknya, mulai dari siswa yang snagat istimewa sampai dengan siswa yang
mengalami kesulitan serius. e
Penilaian Acuan Norma memberikan skor yang menggambarkan penguasaan kelompok.
Langakah langkah dalam Penialaian Acuan Norma seperti dikutip dari
www.file.upi.edu :
a Menghitung mean atau rata rata dan simpangan baku S skor
skor kelompok siswa. b
Menentukan daerah skala sigma kurva normal dibagi dalam lima daerah skala sigma dengan jarak masing masing 1,2 S:
A = +1,8 S sampai dengan +3,0 S B = +0,6 S sampai dengan +1,8 S
C = -0,6 S samapi dengan +0,6 S D = 1,8 S sampai dengan -0,6 S
32 c
Menyususn norma penilaian dengan sistem penilaian A, B, C, D dan E.
Contoh: Hasil ulangan semester Matematika SMP Kelas VIII dari 40
siswa, diperoleh SMI = 100, nilai tertinggi = 64, nilai terendah = 50, mean = 36,80, simpangan baku = 11,90.
Tabel. 2 Norma Penilaian
Skala Sigma Nilai Mentah
Nilai
M + 3,0 S M + 1,8 S
M + 0,6 S M – 0,6 S
M – 1,8 S M – 3,0 S
72,50 58,22
43,94 29,66
15,38 1,10
A B
C D
E
Jika Ani dengan nilai mentah 64, maka mendapatkan skor A. Roni dengan nilai mentah 30 maka dia mendapatkan skor C
dst. Dari pemaparan tersebut dapat disimpulkan langkah-langkah
dalam Penilaian Acuan Norma adalah menghitung rata-rata dan simpangan baku nilai siswa, menentukan daerah skala sigma kurva
normal dibagi dalam lima daerah skala sigma dengan jarak masing masing 1,2 S dan yang terakhir adalah menyyususn norma penilaian
dengan sistem penilaian A,B,C,D dan E. 2
Penialain Acuan Patokan Sistem penilaian ini disebut juga dengan Penilaian Acuan
Kriteria. Sugihartono, dkk 2007:132 mengartikan sistem