74 Pelaksanaan tindakan kelas dengan penggunaan media film animasi
dilakukan dalam dua siklus yang tiap siklusnya terdiri dari dua kali pertemuan, setiap pelaksanaan memiliki alokasi waktu 2 jam pelajaran atau 70 menit.
Pelaksanaan siklus I dilaksanakan pada tanggal 9 dan 10 Februari 2016, sedangkan siklus II dilaksanakan pada tanggal 14 dan 15 Februari 2016.
Penelitian ini dilaksanakan pada semester dua sesuai dengan materi yang terdapat pada kurikulum pembelajaran yang digunakan, yaitu KTSP.
Penelitian tindakan kelas dilaksanakan dalam bentuk proses pengkajian berdaur yang terdiri atas empat tahapan dalam tiap siklus. Tahapan-tahapan
tersebut yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Semua tahapan tersebut dilaksanakan dalam setiap siklus, baik siklus I maupun siklus II. Dari
tahapan perencanaan sampai dengan refleksi dilakukan dengan sebaik-baiknya agar mencapai hasil yang maksimal.
Prosedur penelitian dalam penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai berikut:
a. Siklus I
1 Perencanaan Siklus I
Tahap pertama dalam penelitian ini yaitu perencanaan. Tahap perencanaan dimulai dari penemuan masalah dan kemudian merancang
tindakan yang akan dilakukan. Setelah peneliti menegetahui kondisi pembelajaran menyimak cerita anak di kelas V SD Negeri Delegan 2, peneliti
bekerjasama dengan guru kelas V untuk mengatasi permasalahan tersebut. Permasalahan yang ada di kelas telah teridentifikasi dengan baik oleh peneliti
75 dan guru, yaitu siswa mengalami kesulitan dalam mengidentifikasi unsur-unsur
intrinsik dalam cerita anak yang disimaknya dan kurangnya motivasi siswa
dalam pembelajaran menyimak.
Setelah memiliki persamaan presepsi terhadap permasalahan siswa dalam pembelajaran menyimak cerita anak, peneliti dan guru meracang
pelaksanaan pemecahan masalah. Berdasarkan kondisi siswa dan permasalahan yang ada di kelas V SD Negeri Delegan 2, peneliti dan guru kelas V
memutuskan untuk meningkatkan kemampuan menyimak cerita anak dan meningkatkan motivasi dalam pembelajaran menyimak cerita anak melalui
penggunaan media film animasi. Dari diskusi yang telah dilakukan dengan guru kelas V SD Negeri Delegan 2 memperoleh hasil perencanaan siklus I
sebagai berikut:
a Peneliti dan guru menetapkan waktu pelaksanaan penelitian tindakan
kelas yaitu pada hari Selasa dan Rabu sesuai dengan jadwal pelajaran siswa kelas V SD Negeri Delegan 2.
b Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP yang akan
digunakan dalam meningkatkan kemampuan menyimak cerita anak pada siswa kelas V melalui penggunaan media film animasi dengan
pertimbangan dosen pembimbing dan guru. RPP ini berguna sebagai pedoman pengajar dalam melaksanakan pembelajaran di kelas. RPP
divalidasikan kepada dosen ahli materi yaitu Ibu Murtiningsih,M.Pd. c
Setelah menyusun RPP, peneliti menyiapkan sarana dan peralatan untuk pelaksanaan tindakan.
76 d
Mempersiapkan lembar
observasi aktifitas
siswa saat
proses pembelajaran di kelas. Lembar observasi divalidasi oleh Ibu
Murtiningsih, M.Pd. selaku dosen ahli materi. e
Menyusun soal post test untuk mengetahui kemampuan menyimak cerita anak. Soal post test dibuat oleh peneliti dengan pertimbangan dosen ahli
materi dan guru kelas. Tes dilakukan setiap akhir pertemuan.
2 Pelaksanaan Siklus I
Tahap kedua dalam siklus ini adalah pelaksanaan. Pelaksanaan tindakan dilakukan dengan menggunakan perencanaan yang telah dibuat dan dalam
pelaksanaannya bersifat fleksibeldan terbuka terhadap perubahan-perubahan yang terjadi sesuai dengan situasi dan kondisi lingkungan. Pelaksanaan
tindakan ini dilakukan oleh guru kelas dalam dua kali pertemuan dalam satu
siklus. Berikut uraian tahap pelaksanaan dalam siklus I.
a Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 9 Februaru 2016. Pelaksanaan dimulai dari pukul 08.30 WIB hingga pukul 09.20 WIB
pada materi cerita anak yang berjudul “Si Luncai”.
1 Deskripsi kegiatan awal:
Sebelum pelajaran dimulai, peneliti melakukan persiapan berupa menyiapkan laptop, LCD, speaker, dan CD cerita anak yang akan
digunakan untuk menampilkan film animasi. Setelah pergantian jam pelajaran, guru meminta siswa menyiapkan buku pelajaran Bahasa
Indonesia dan menyiapkan kembali kondisi siswa hingga kondusif. Pada kegiatan awal ini, guru melakukan apresepsi dengan mengajukan
77 pertanyaan kepada siswa, “Anak-anak apakah suka membaca cerita atau
menonton film?”. Semua siswa menjawab dengan lantang. Selain itu, guru melakukan tanya jawab terkait dengan materi.
2 Deskripsi kegiatan inti:
Guru melakukan tanya jawab kepada siswa dan menjelaskan macam- macam cerita anak beserta unsur intrinsiknya, seperti tema, tokoh dan
perwatakan, latar tempat, latar waktu, latar suasana, dan amanat. Setelah diberi penjelasan tentang unsur-unsur intrinsik cerita, guru menayangkan
film animasi dengan cerita berjudul “Si Luncai” yang berdurasi 21:12 menit dan meminta siswa untuk menyimak cerita tersebut dengan penuh
perhatian. Setelah film animasi ditayangkan, guru membagi siswa menjadi kelompok 8 kelompok. Setiap kelompok terdiri dari 3-4 siswa. Guru
meminta siswa untuk duduk sesuai kelompoknya kemudian diminta mendiskusikan unsur intrinsik dari cerita yang telah disimaknya, seperti
tema, tokoh dan perwatakan, latar tempat, latar waktu, latar suasana, dan amanat secara berkelompok. Setelah selesai berdiskusi, siswa diminta
menuliskan di LKS yang telah dibagikan. Setelah semua kelompok selesai mengerjakan,
guru meminta
perwakilan tiap
kelompok untuk
mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas. Guru meminta semua siswa duduk ditempatnya masing-masing seperti semula. Salah satu siswa
diminta menceritakan kembali isi cerita yang berjudul “Si Luncai” dengan bahasanya sendiri. Siswa diberi kesempatan untuk bertanya hal-hal yang
78 belum dipahami. Guru bersama siswa menyimpulkan materi pembelajaran
hari ini.
3 Deskripsi kegiatan akhir:
Guru membagikan soal evaluasi. Siswa diminta mengerjakan soal evaluasi terkait dengan cerita yang telah disimaknya secara individu. Siswa
mengumpulkan hasil kerjanya. Siswa diberi motivasi supaya belajar lebih giat. Siswa diperbolehkan untuk istirahat.
b Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 10 Februaru 2016. Pelaksanaan dimulai dari pukul 07.00 WIB hingga pukul 08.10 WIB pada
materi cerita anak yang berjudul “Badang dan Jembalang”.
1 Deskripsi kegiatan awal:
Sebelum bel masuk, peneliti melakukan persiapan berupa menyiapkan laptop, LCD, speaker, dan CD cerita anak yang akan digunakan untuk
menampilkan film animasi. Pada tahap ini terjadi kendala karena speaker yang biasa digunakan, sedang dipakai oleh guru lain sehingga peneliti
harus mencari speaker pengganti. Setelah bel masuk, peneliti dan guru memasuki ruang kelas. Guru membuka pelajaran dengan salam. Seorang
siswa memimpin do’a di depan kelas. Setelah itu, guru mempresensi siswanya. Kemudian pada kegiatan awal ini, guru melakukan apresepsi
dengan bertanya tentang isi cerita “Si Luncai” yang telah disimak sebelumnya. Semua siswa menjawab dengan berebutan.
79
2 Deskripsi kegiatan inti:
Guru melakukan tanya jawab kepada siswa tentang unsur intrinsik cerita, hal ini untuk mengecek apakah siswa masih mengingat materi yang telah
dijelaskan sebelumnya. Masih ada beberapa siswa yang belum bisa menyebutkan unsur-unsur intrinsik cerita, kemudian guru menjelaskan
kembali unsur intrinsik cerita, seperti tema, tokoh dan perwatakan, latar tempat, latar waktu, latar suasana, dan amanat. Guru menayangkan film
animasi dengan cerita berjudul “Badang dan Jembalang” yang berdurasi 21:56 menit dan meminta siswa untuk menyimak cerita tersebut dengan
penuh perhatian. Setelah film animasi ditayangkan, guru membagi siswa menjadi kelompok 8 kelompok. Setiap kelompok terdiri dari 3-4 siswa.
Guru meminta siswa untuk duduk sesuai kelompoknya kemudian diminta mendiskusikan unsur intrinsik dari cerita yang telah disimaknya, seperti
tema, tokoh dan perwatakan, latar tempat, latar waktu, latar suasana, dan amanat secara berkelompok. Setelah selesai berdiskusi, siswa diminta
menuliskan di LKS yang telah dibagikan. Setelah semua kelompok selesai mengerjakan,
guru meminta
perwakilan tiap
kelompok untuk
mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas. Guru meminta semua siswa duduk ditempatnya masing-masing seperti semula. Salah satu siswa
diminta menceritakan kembali isi cerita yang berjudul “Badang dan Jembalang” dengan bahasanya sendiri. Siswa diberi kesempatan untuk
bertanya hal-hal yang belum dipahami. Guru bersama siswa menyimpulkan materi pembelajaran hari ini.
80
3 Deskripsi kegiatan akhir:
Guru membagikan soal evaluasi. Siswa diminta mengerjakan soal evaluasi terkait dengan cerita yang telah disimaknya secara individu. Siswa
mengumpulkan hasil kerjanya. Siswa diberi motivasi supaya belajar lebih giat. Siswa mengikuti pelajaran berikutnya yaitu mata pelajaran IPA.
3 Observasi
Tahap ketiga dari penelitian tindakan kelas adalah pengamatan atau observasi. Observasi dilaksanakan bersamaan dengan berlangsungnya tindakan
yang diberikan kepada siswa. Tahap observasi ini mengungkapkan berbagai aktivitas siswa dalam pembelajaran menyimak cerita anak melalui penggunaan
media film animasi. Kegiatan observasi ini bertujuan untuk mengetahui kegiatan dan keadaan siswa selama proses pembelajaran. Kegiatan observasi
ini menggunakan lembar observasi yang telah disiapkan. Pada observasi ini terdapat dua jenis data yang dikumpulkan, yaitu tentang proses perubahan
kinerja pembelajaran akibat implementasi tindakan keberhasilan proses dan hasil kegiatan pembelajaran setelah pelaksanaan tindakan keberhasilan
produk. a Keberhasila Proses
Pada keberhasilan proses ini dapat dilihat dari aktivitas siswa saat proses pembelajaran menyimak cerita anak melalui penggunaan media film
animasi. Pada pertemuan pertama siklus I, siswa memberikan respon yang baik dalam menerima materi yang disampaikan oleh guru. Hal ini ditunjukkan
dengan keterlibatan siswa dalam berbagai tahapan kegiatan menyimak cerita
81 anak. Aktifitas siswa yang lain juga dapat dilihat dari bagaimana siswa
menemukan tema, tokoh dan perwatakan, latar tempat, latar waktu, latar suasana, dan amanat pada cerita yang disimaknya. Meskipun, siswa kurang
aktif dalam mengikuti pelajaran. Masih sedikit siswa yang bersedia menceritakan kembali isi cerita yang telah disimaknya di depan kelas.
Kekurangaktifan siswa ini disebabkan oleh kurangnya kepercayaan diri siswa untuk mengungkapkan ide atau gagasannya, sehingga siswa yang berani
mengangkat tangan untuk menyampaikan gagasannya masih sedikit. Kemampuan
menyimak siswa
mengalami peningkatan
meskipun peningkatannya masih sedikit. Perhatian siswa dalam menyimak sudah baik,
hanya saja masih terdapat gangguan dari luar seperti, siswa dari kelas lain yang sedang berolahraga mengganggu siswa di dalam kelas, sehingga perhatian
siswa terpecah. Pertemuan kedua siklus I, aktifitas siswa masih sama seperti pada
pertemuan pertama. Aktifitas siswa mengalami perubahan kearah yang lebih baik. Hal ini ditunjukkan siswa merespon baik materi yang disampaikan guru
dengan terlibat dalam setiap pembelajaran. Siswa terlihat lebih menikmati pembelajaran menyimak menggunakan media film animasi. Siswa yang
mengalami kesulitan dalam menyimak juga memperhatikan dengan cukup antusias. Sedikit demi sedikit mulai menjawab pertanyaan dari guru terkait
dengan pembelajaran menyimak cerita anak, meskipun masih tampak sedikit ragu-ragu dalam menjawab. Dalam pertemuan ini hampir separuh siswa
mengangkat tangan ketika guru memberi pertanyaan yang berhubungan dengan
82 cerita anak yang telah disimak siswa. Meskipun masih sedikit siswa yang
bersedia menceritakan kembali isi cerita di depan kelas. Dalam pertemuan pertama dan kedua pada siklus I dapat disimpulkan
bahwa ada peningkatan aktivitas siswa dalam menyimak cerita anak melalui penggunaan media film animasi. Siswa yang sebelumnya kurang aktif dan
kurang antusias dalam pembelajaran menyimak cerita anak, dengan penggunaan media film animasi tampak lebih aktif dan antusias mengikuti
pelajaran. Walaupun belum semua siswa aktif dalam pembelajaran, namun lebih baik dibandingkan dengan aktivitas siswa pada pertemuan pertama.
Suasana pembelajaran pun tampak lebih menyenangkan bagi siswa, sehingga mereka lebih antusias dalam mengikuti pembelajaran menyimak cerita anak.
Berikut ini merupakan hasil observasi terhadap aktivitas siswa pada siklus I dapat dilihat dalam tabel brikut.
Tabel 6. Hasil Observasi Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran Menyimak Cerita Anak Melalui Penggunaan Media Film animasi pada
Siklus I Aspek yang
dinilai Presentase
Aktivitas siswa Pertemuan I
Pertemuan II Rata-rata
61 68
64,5
Berdasarkan tabel 6, hasil observasi aktivitas siswa masih tergolong rendah. Hal tersebut dapat ditunjukkan dengan hasil observasi aktivitas siswa
sebesar 64,5. pada klasifikasi “cukup”.
83 b Keberhasilan Produk
Keberhasilan produk dalam penelitian ini dapat dilihat dari hasil tes kemampuan menyimak cerita anak. Setelah siswa selesai menyimak cerita anak
yang telah ditayangkan melalui media film animasi, kemudia siswa diminta mengerjakan soal evaluasi secara individu yang dibagikan oleh guru. Secara
singkat hasil kemampuan menyimak cerita anak pada siklus I dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel 7. Hasil Perolehan Kemampuan Menyimak Cerita Anak Melalui Penggunaan Media Film animasi pada Siklus I
Pertemuan Ketuntasan
Nilai Rata- rata Kelas
Tuntas Persentase
Belum Tuntas
Persentase I
9 29,03
22 70,97
61,45 II
13 41,93
18 58,07
71,77 Jumlah
22 70,96
40 129,04
133,22 Rata-rata
11 35,48
20 64,52
66,61
Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa pada pertemuan pertama nilai rata-rata kelas menyimak cerita anak yang diperoleh yaitu 61,45 atau
meningkat 4,04 dari hasil pratindakan yang rata-rata nilai menyimak cerita anak sebesar 57,41. Hasil nilai rata-rata kelas pada pertemuan kedua sebesar
71,77 meningkat 14,36 dari hasil rata-rata pratindakan. Untuk persentase ketuntasan KKM pun setiap pertemuannya meningkat, namun belum seluruh
siswa yang memenuhi ketuntasan KKM yaitu 73 untuk pelajaran Bahasa Indonesia. Pada pertemuan pertama masih 70,97 atau sabanyak 22 siswa
yang belum mencapai KKM, jumlah ini menurun dari hasil pratindakan yang berjumlah 24 Untuk pertemuan kedua sebanyak 58,07 atau sebanyak 18
84 siswa belum mencapai KKM dari keseluruhan siswa yang berjumlah 31. Tiap
pertemuan terlihat peningkatan yang sangat baik, terlihat dari nilai rata-rata kelas selama satu siklus mencapai 66,61 pada klasifikasi “baik”.
Peningkatan kemampuan menyimak cerita anak pada siklus I dapat digambarkan dalam diagram berikut ini.
Gambar 4. Diagram Peningkatan Kemampuan Menyimak Cerita Anak pada Siklus I
4 Refleksi
Tahap keempat dari penelitian tindakan kelas yaitu refleksi. Refleksi merupakan kegiatan untuk mengungkapkan kembali apa yang sudah dilakukan,
menguraikan informasi, mengkaji secara mendalam kekurangan dan kelebihan tindakan tersebut. Hal ini dilakukan untuk mengetahui seberapa besar
peningkatan keterampilan menyimak cerita anak melalui penggunaan media
film animasi.
Berdasarkan hasil siklus I, dapat disimpulkan bahwa keterampilan menyimak cerita anak melalui penggunaan media film animasi menunjukan
peningkatan. Hal ini dapat dilihat dari nilai rata-rata kelas yang meningkat 9,2 dari 57,41 menjadi 66,61 dan persentase siswa yang memperoleh nilai di atas
0,00 20,00
40,00 60,00
80,00
Prat indakan Siklus I
22,59 35,48
77,41 64,52
Tunt as Belum Tunt as
85 KKM juga mengalami peningkatan sebesar 12,89 dari sebelum tindakan
mendapatkan persentase 22,59 menjadi 35,48. Hasil tersebut tentu saja belum mencapai target yang sudah ditetapkan sebelumnya dengan pencapaian
75 dari seluruh siswa yang mendapatkan nilai minimal 73. Meskipun sudah terjadi kenaikan, tetapi hasil tersebut belum optimal. Salah satu indikator yang
menunjukan bahwa proses pembelajaran belum optimal yaitu hasil observasi menunjukan bahwa proses pembelajaran belum berjalan maksimal. Masih ada
beberapa siswa yang masih asyik berbicara dengan siswa yang lain, bermain sendiri saat pembelajaran berlangsung, dan kurang memperhatikan guru saat
menjelaskan materi. Kepercayaan diri siswa juga tergolong masih rendah, hal ini terlihat dari sedikitnya siswa yang bersedia menceritakan kembali isi cerita
di depan kelas. Sebagian besar siswa sudah dapat menentukan tokoh beserta perwatakannya dan juga tema dari cerita, tapi beberapa siswa masih mengalami
kesulitan dalam menentukan latar dan amanat cerita. Dari segi peralatan yang digunakan dalam pembelajaran juga terdapat beberapa kekurangan, pada silus I
pertemuan kedua speaker yang akan digunakan untuk menyimak cerita anak sedang digunakan oleh guru lain, sehingga peneliti harus mencari speaker
pengganti. Hal ini mengganggu proses pembelajaran dan waktu pembelajaran yang telah ditentukan. Oleh karena itu, diperlukan upaya perbaikan
pembelajaran pada siklus II.
86 Ada beberapa hal yang direfleksikan untuk diperbaiki pada tindakan
Siklus II, yaitu:
a Sebagian siswa masih kurang memperhatikan saat guru menjelaskan materi.
b Masih terdapat gangguan dari luar, sehingga konsentrasi siswa untuk mneyimak menjadi terpecah.
c Sebagian siswa masih belum aktif saat proses pembelajaran. d Sebagian besar siswa sudah dapat menentukan tokoh beserta
perwatakannya dan juga tema cerita, tapi beberapa siswa masih mengalami kesulitan dalam menentukan, latar dan amanat cerita.
e Beberapa siswa masih ragu-ragu atau kurang percaya diri saat diminta untuk menjawab pertanyaan dari guru.
f Terjadi kendala pada peralatan saat pembelajaran akan dimulai. Dalam mengatasi masalah tersebut, peneliti juga harus cermat karena
jika permasalahan tersebut sulit diatasi maka akan menghambat pada pelaksanaan tindakan selanjutnya. Meskipun demikian, secara keseluruhan
pelaksanaan proses kegiatan belajar mengajar menyimak cerita anak melalui penggunaan media film animasi berjalan dengan lancar.
Disisi lain, beberapa hal yang positif juga telah diraih oleh siswa dalam proses tindakan siklus I ini. Beberapa hal positif itu antara lain:
a Siswa mulai tampak senang dan antusias dalam mengikuti proses pembelajaran menyimak cerita.
87 b Siswa mulai aktif dan termotivasi dalam mengikuti proses pembelajaran
terutama pada saat guru melakukan tanya jawab.
b. Siklus II