31 tema keagamaan ini menjadi bahan pilihan untuk membina imajinasi anak
dalm kegiatan bercerita. 4 Manfaat gemar bercerita
Anak sering mendengarkan cerita dari orang tua, kakaknya, atau dari gurunya. Apabila diamati petilaku anak ketika mendengarkan cerita tersebut,
anak sanagt antusias mengikuti jalan ceritanya Muh. Nur Mustakim, 2005: 86.
Upaya pencerita membangkitkan perhatian anka ketika bercerita ialah mengajukan pertanyaan apa yang pernah diceritakan. Dari sisi lain, apakah
cerita itu diikuti dan dipahami oleh anak. Upaya lain untuk membangkitkan daya visual anak tentang cerita anak adalah menyiapkan alat bantu berupa
gambar-gambar yang sesuai dengan jalan cerita. Untuk memudahkan pemahaman alur cerita, pencerita menggunakan bahasa sederhana sesuai
dengan perkembangan bahasa anak. Cerita anak memiliki banyak manfaat yang sangat berpengaruh bagi
pertumbuhan bahasa dan pikiran anak. Berdasarkan uraian di atas, menfaat cerita anak yaitu sebagai pendidikan, sebagai hiburan, sebagai pengambangan
imajinasi, dan sebagai manfaat gemar bercerita.
9. Kriteria Pemilihan Cerita Anak
Perkembangan cerita anak yang diterbitkan oleh berbagai penerbit memberi manfaat bagi orang tua dan guru untuk menambah wawasan tentang
masalah terbentuknya cerita dan kandungan isi cerita Muh. Nur Mustakim, 2005: 91. Perkembangan buku cerita anak sekarang sudah sangat pesat. Buku
32 dicetak dengan ilustrasi yang berwarna dan sangat menarik. Demikian juga
dengan penggunaan bahasa cerita bukan saja Bahasa Indonesia, akan tetapi
juga terdapat bahasa asing seperti Bahasa Inggris.
Zuchdi dalam Muh. Nur Mustakim, 2005: 92 menyatakan bahwa memiliki buku-buku cerita hendaknya mempertimbangkan kurikulum maupun
kebutuhan anak-anak. Menurut Akhdiat dalam Muh. Nur Mustakim, 2005: 93 kriteria pemilihan cerita anak-anak, kesederhanaan bahasa dan kesederhanaan
alur.
Kriteria pemilihan cerita yang diungkapkan Tompkins dalam Muh. Nur Mustakim, 2005: 93 yaitu 1 mempunyai plot yang sederhana dan
tersusun baik; 2 mempunyai karakter yang cukup jelas: dan 3 menggunakan
bahasa yang hidup.
Berikut ini akan dijelaskan karakteristik pemilihan cerita anak menurut Muh. Nur Mustakim 2005: 93-114.
1 Kesederhanaan Bahasa Bahasa cerita dapat memberikan wawasan anak tentang isi cerita.
Pengarang memilih bahasa didasarkan pada latar bagaimana perkembangan bahasa anak dan jalan pikiran anak. Kesederhanaan bahasa anak dalam
mengutarakan sesuatu pikiran, perasaan, dan keinginan anak dalam berbicara ada;ah hal yang wajar.
Perkembangan bahasa anak dan cerita anak sangat diperlukan untuk memilih cerita anak-anak. Cullinan dalam Muh. Nur Mustakim, 2005: 95
mengemukakan tiga prinsip yang dapat digunakan untuk membahas bahasa dan
33 sastra cerita. Pertama, anak mengembangkan bahasa secara alami ketika
berinteraksi dengan isi cerita. Kdua, dalam perkembangan bahasa secara umum anak sudah dapat memahami kalimat dan menarik makna dari konteks tersebut.
Ketiga, anak belajar berbahasa melalui kegiatan bercerita dapat meningkatkan keterampilan bahasanya.
2 Kesederhanaan Alur “Alur cerita adalah jalan cerita atau rentetan berbagai peristiwa yang
tersusun apik menjadi cerita” Muh. Nur Mustakim, 2005: 100. Kesederhanaan alur ecrita adalah perihal jalan cerita atau renteten peristiwa
dalam cerita yang sederhana, bersahaja, atau mudah dipahami dengan cepat oleh anak. Dengan sekali membaca atau menyimak cerita, anak-anak dapat dan
mudah memehami jalan ceritanya. Kesederhanaan alur cerita memberi peluang kepada anak untuk
mengembangkan daya nalarnya. Kesederhanaan alur cerita juga mampu membantu perkembangan kognitif anak, memproduksi cerita, dan menyiapkan
pengembangan diri anak. 3 Perwatakan Tokoh
Ciri khas unsur cerita anak yang sangat menarik dan disukai anak-anak adalah tokoh cerita. Tokoh anak harus jelas dan dapat dipercaya. Artinya tokoh
itu memiliki keperibadian yang jelas digambarkan melalui pikiran, kata-kata, tindakan, dan ekspresi. Tokoh yang tampak dalam pikiran anak ada dua, yaitu
tokoh yang baik dan tokoh yang buruk atau jahat. Pelukisan tokoh cerita anak
34 yang demikian itu, adalah anak yang mempercayai tokoh yang baik dan yang
jahat. Tokoh yang disukai anak-anka adalah tokoh yang berani, cerdik, dan
perkasa Nuraeni dalam Muh. Nur Mustakim, 2005: 109. Untuk memantapkan pemahaman anak terhadap tokoh-tokoh atau perwatakan pelaku dalam cerita,
pihak orang tua dan guru memberikan kegiatan apresiasi kepada cerita anak. 4 Mengandung Pendidikan Moral
Ditinjau dari tema cerita anak banyak manfaat yang diperoleh untukn pendidikan anak-anak. Cerita-cerita yang ditulis pengarang menitipkan pesan
kepada pembaca secara eksplisit dan implisit tentang moral. Tentang perkembangan moral anak-anak, dalam cerita dilukiskan pengarang menurut
perkembnagan moral yang realistis terhadap kehidupan anak. Cerita-cerita yang menyampaikan pesan pendidikan moral dengan label
teladan sikap berbudi atau budi pekerti menyajikan cerita yang memuat sikap anak yang berbudi. Cerita tersebut dimaksudkan untuk memberi teladan kepada
anak-anak guna membina ptibadinya. Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa cerita anak
memiliki kriteria. Kriteria cerita anak yaitu mengenai kesederhanaan bahasa, kesederhanaan alur, perwatakan tokoh, dan mengandung pendidikan moral.
Kriteria ini sesuai dengan tingkat perkembangan anak-anak.
10. Pengertian Kemampuan Menyimak Cerita Anak