40 5
Tahap 5 Penghargaan Guru akan memberikan hadiah reward kepada siswa yang memperoleh nilai
tertinggi dan pasangan yang berhasil mempresentasikan jawaban dengan benar di depan kelas.
Berdasarkan kedua pendapat ahli di atas, peneliti lebih merujuk pada pendapat Widarti karena langkah atau tahap pembelajaran Think Pair Share yang
dikemukakan lebih jelas dan runtut sesuai dengan nama tipe pembelajarannya yaitu Think Pair Share.
5. Kelebihan Tipe Pembelajaran Think Pair Share
Utama Patrianto 2012: 2 menyebutkan kelebihan pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share adalah sebagai berikut.
1 Memberi waktu lebih banyak pada siswa untuk berpikir, menjawab dan
saling membantu satu sama lain. 2
Lebih mudah dan cepat pembentukan kelompoknya. 3
Murid lebih aktif dalam pembelajaran karena satu kelompok hanya terdiri dari 2 siswa.
Sedangkan H. Isjoni 2009: 112 menyebutkan keunggulan Think Pair Share adalah sebagai berikut.
1 Think Pair Share mudah diterapkan di berbagai jenjang pendidikan dan
dalam setiap kesempatan. 2
Menyediakan waktu berpikir untuk meningkatkan kualitas respon siswa. 3
Siswa menjadi lebih aktif dalam berpikir mengenai konsep dalam mata pelajaran.
4 Siswa lebih memahami tentang konsep topik pelajaran selama diskusi.
5 Siswa dapat belajar dari siswa lain.
6 Setiap siswa dalam kelompoknya mempunyai kesempatan untuk berbagi
atau menyampaikan idenya. Berdasarkan kedua pendapat ahli di atas, peneliti menyimpulkan bahwa
kelebihan dari pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share adalah dapat
41 diterapkan di berbagai jenjang pendidikan untuk semua mata pelajaran,
memberikan kesempatan kepada setiap siswa untuk menyampaikan idenya, dan siswa lebih aktif berpikir tentang konsep dari materi yang diajarkan.
6. Kekurangan Tipe Pembelajaran Think Pair Share
Tipe pembelajaran Think Pair Share merupakan tipe pembelajaran kelompok yang terdiri dari dua orang siswa. Anita Lie 2005: 46 menyebutkan
kekurangan dari kelompok berpasangan kelompok yang terdiri dari 2 orang siswa adalah: 1 banyak kelompok yang melapor dan perlu dimonitor, 2 lebih
sedikit ide yang muncul, dan 3 tidak ada penengah jika terjadi perselisihan dalam kelompok.
Sahrudin 2011 mengemukakan kelemahan tipe pembelajaran Think Pair Share adalah ketidaksesuaian antara waktu yang direncanakan dengan
pelaksanaannya pada tahap Think. Hal ini dikarenakan siswa yang suka mengulur-ulur waktu dengan alasan pekerjaan belum diselesaikan. Selain itu, tipe
pembelajaran ini membutuhkan banyak waktu karena terdiri dari tiga langkah yang harus dilaksanakan oleh seluruh siswa yang meliputi tahap Think, Pair, dan
Share. Berdasarkan kedua pendapat ahli di atas, peneliti berpendapat bahwa guru
hendaknya mengawasi dan membimbing siswa agar setiap tahapan tipe pembelajaran Think Pair Share dapat terlaksana dengan baik, sehingga kelemahan
dari pembelajaran tersebut dapat diminimalisir dan pada akhirnya siswa memperoleh hasil belajar yang optimal.
42
E. Karakteristik Siswa Kelas V Sekolah Dasar
Siswa kelas V Sekolah Dasar merupakan siswa kelas tinggi. Rita Eka Izzaty, dkk 2008: 116-117 menyebutkan bahwa ciri-ciri khas anak masa kelas tinggi
Sekolah Dasar adalah: 1.
Perhatiannya tertuju kepada kehidupan praktis sehari-hari 2.
Ingin tahu, ingin belajar yang realistis 3.
Timbul minat kepada pelajaran-pelajaran khusus 4.
Anak memandang nilai sebagai ukuran yang tepat mengenai prestasi belajarnya di sekolah
5. Anak-anak suka membentuk kelompok sebaya atau peeergroup untuk
bermain bersama, mereka membuat peraturan tersendiri dalam kelompoknya.
Pendapat tersebut sejalan dengan pendapat Mulyani Sumantri dan Nana Syaodih 2009: 6.3
bahwa “Karakteristik yang menonjol pada anak SD ada empat, yaitu 1 senang bermain, 2 selalu bergerak, 3 bekerja atau bermain
dalam kelompok, dan 4 senantiasa ingin melaksanakan atau merasakan sendiri. ”
Dalam halaman yang sama, beliau juga mengemukakan bahwa “Anak SD, khususnya pada kelas tinggi kelas IV, V, dan VI biasanya akan
senang belajar dalam kelompok. Melalui belajar dalam kelompok, siswa dapat belajar aspek-aspek yang penting dalam proses sosialisasi, seperti:
belajar untuk mentaati peraturan kelompok, belajar setia kawan, belajar mandiri, belajar untuk bertanggung jawab, belajar bersaing secara sehat
sportif, belajar adil, dan belajar demokrasi.
” Berdasarkan pendapat para ahli di atas, salah satu karakteristik siswa kelas
V Sekolah Dasar adalah senang membentuk kelompok sebaya atau peergroup dalam belajar. Melalui belajar kelompok, siswa akan bekerja sama dengan
temannya dan merasa bertanggungjawab atas tugas yang diberikan. Salah satu teknik belajar kelompok yaitu melalui pembelajaran kooperatif tipe Think Pair
Share.