94 tersebut, maka penelitian ini dikatakan berhasil karena tujuan penelitian dan
kriteria keberhasilan sudah tercapai.
B. Pembahasan
Berdasarkan hasil pratindakan, penelitian siklus I, dan siklus II yang dilakukan di SD Negeri Sukoreno dapat diketahui bahwa penggunaan model
kooperatif tipe Think Pair Share dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa terutama pada pokok bahasan menyelesaikan soal cerita matematika materi
waktu, jarak dan kecepatan. Peningkatan ini dapat diketahui dari hasil tes yang diberikan pada pratindakan, akhir setiap pertemuan siklus I dan akhir setiap
pertemuan siklus II, serta dari hasil observasi aktivitas siswa selama proses pembelajaran dengan model kooperatif tipe Think Pair Share.
Berdasarkan hasil tes matematika, terjadi peningkatan dari hasil pretest pratindakan, posttest setiap pertemuan siklus I, dan posttest setiap pertemuan
siklus II. Peningkatan hasil tes tersebut dapat dilihat dari peningkatan nilai rata- rata siswa setelah dilakukan tindakan pada siklus I dan siklus II. Peningkatan nilai
rata-rata siswa dari hasil pretest pada pratindakan, tes siklus I, dan tes siklus II siswa kelas V SD Negeri Sukoreno dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 13. Peningkatan nilai rata-rata siswa dari hasil pretest pada
pratindakan, tes siklus I, dan tes siklus II. No
Pelaksanaan Penelitian Nilai Rata-Rata Siswa
1 Pratindakan
54,95 2
Siklus I 65,47
3 Siklus II
77,89 Hasil nilai siswa selengkapnya tersaji pada lampiran 12 halaman 163.
95 Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa nilai rata-rata siswa dari hasil
pretest pada pratindakan mengalami peningkatan sebesar 10,52 terhadap nilai rata-rata hasil tes siklus I. Sedangkan nilai rata-rata siswa pada siklus II
mengalamipeningkatan sebesar 12,42 dibandingkan dengan nilai rata-rata siswa pada siklus I.
Peningkatan nilai rata-rata siswa dari hasil pretest pada pratindakan, tes siklus I, dan tes siklus II. siswa kelas V SD Negeri Sukoreno dapat dilihat pada
diagram batang berikut.
Gambar 3. Diagram Batang Peningkatan Nilai Rata-Rata Pratindakan, Siklus I, dan Siklus II
Nilai rata-rata siswa meningkat dan mencapai nilai KKM ≥63 setelah
dilaksanakan tindakan pada siklus pertama dan kedua. Nilai maksimum ideal adalah 100. Nilai rata-rata siswa pada pratindakan pretest mengalami
peningkatan sebesar 10,52 setelah dilakukan tindakan pada siklus I. Sedangkan
54,95 65,47
77,89
10 20
30 40
50 60
70 80
90
Pratindakan Siklus I
Siklus II
Peningkatan Nilai Rata-Rata Pratindakan, Siklus I, dan Siklus II
96 nilai rata-rata siswa pada siklus II mengalami peningkatan sebesar 12,42
dibandingkan dengan nilai rata-rata siswa pada siklus I. Peningkatan hasil tes juga dapat dilihat dari peningkatan persentase
ketuntasan belajar siswa. Peningkatan persentase ketuntasan belajar siswa pada pratindakan, tes siklus I, dan tes siklus II siswa kelas V SD Negeri Sukoreno
dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 14. Peningkatan persentase ketuntasan belajar siswa dari hasil pretest pada pratindakan, tes siklus I, dan tes siklus II.
No Pelaksanaan Penelitian
Persentase Ketuntasan Belajar Siswa
1 Pratindakan
12,50 2
Siklus I 62,50
3 Siklus II
100 Hasil persentase ketuntasan belajar siswa selengkapnya tersaji pada lampiran 12
halaman 163.
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa persentase ketuntasan belajar siswa pada pratindakan pretest mengalami peningkatan sebesar 50 setelah dilakukan
tindakan pada siklus I. Sedangkan persentase ketuntasan belajar siswa pada siklus I mengalami peningkatan sebesar 37,50 setelah dilakukan tindakan pada siklus
II. Berikut merupakan diagram batang persentase ketuntasan belajar siswa dari
hasil pretest pada pratindakan, tes siklus I, dan tes siklus II.
97 Gambar 4. Diagram Batang Peningkatan Persentase Ketuntasan Belajar
Pratindakan, Siklus I, dan Siklus II Persentase ketuntasan siswa pratindakan hanya 12,50 atau sebanyak 2
siswa tuntas dari jumlah keseluruhan 16 siswa. Setelah dilakukan tindakan siklus I, persentase tersebut mengalami kenaikan menjadi 62,50 atau sebanyak 10
siswa tuntas dari jumlah keseluruhan 16 siswa. Kemudian dilakukan lagi tindakan pada siklus II, persentase ketuntasan mengalami peningkatan dari siklus I.
Persentase ketuntasan siklus II menjadi 100 atau seluruh siswa telah mencapai ketuntasan. Persentase tersebut sudah memenuhi kriteria keberhasilan penelitian
yang ditetapkan yaitu sebesar 100. Peningkatan hasil belajar tersebut dipengaruhi oleh model pembelajaran
yang digunakan yaitu model kooperatif tipe Think Pair Share. Hal itu sesuai dengan pendapat Muhibbinsyah dalam Farida Agus, Farida Harahap, Kartika
Nur, Siti Rohmah, Sugihartono, 2007:77 bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi hasil belajar adalah faktor pendekatan belajar yang merupakan
jenis upaya belajar siswa yang meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa
20 40
60 80
100
Pratindakan Siklus I
Siklus II
100 62.50
12.50 P
er sent
a se
Peningkatan Persentase Ketuntasan Belajar Pratindakan, Siklus I dan Siklus II