Instrumen Penelitian METODE PENELITIAN

57 8 Siswa memikirkan jawaban dengan cara mengerjakan soal yang diberikan secara individu. 9 Siswa bergabung dengan siswa lain yang telah ditentukan oleh guru untuk membentuk pasangan. 10 Siswa mendengarkan pemberitahuan dari guru terkait batasan waktu dalam melaksanakan tahap Pair. 11 Siswa mendiskusikan jawaban awal yang telah dipikirkan sebelumnya bersama pasangannya. 12 Pasangan yang ditunjuk oleh guru mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas. 13 Pasangan-pasangan lain memberi tanggapan atas hasil diskusi yang telah dipresentasikan oleh pasangan lain di depan kelas. 14 Pasangan yang berbeda hasil diskusinya dengan hasil diskusi yang dipresentasikan oleh pasangan lain mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas. 15 Siswa menyimak penjelasan guru untuk memperbaikimengoreksi presentasi hasil diskusi siswa. Skor Total Skor Maksimal Ideal 15 × 4 = 60 Persentase = × 100 Kategori Sumber: Widarti 2007: 67 yang telah dimodifikasi oleh peneliti 2. Soal Tes Tes digunakan sebagai alat untuk memperoleh data tentang kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal cerita materi waktu, jarak dan kecepatan. Tes diberikan pada setiap akhir pertemuan untuk mengetahui seberapa besar mengukur kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal cerita kompetensi waktu, jarak dan kecepatan. Tes itu berbentuk soal essay berupa soal cerita dan dikerjakan oleh siswa secara individu. Soal cerita matematika adalah soal dalam 58 bentuk uraian kalimat atau cerita yang dikaitkan dengan kehidupan siswa sehari- hari yang perlu diterjemahkan dalam bentuk notasi matematika. Kisi-kisi instrumen tes soal dan pedoman penskoran tersaji pada tabel 5 dan tabel 6 berikut ini. Tabel 5. Kisi-kisi Instrumen Tes Soal Cerita Metematika Materi Waktu, Jarak dan Kecepatan Standar Kompetensi: 2. Menggunakan pengukuran waktu, sudut, jarak, dan kecepatan dalam pemecahan masalah Sumber: silabus kelas V SD Kompetensi Dasar Indikator Banyak Butir Nomor Butir Soal 2.4. Mengenal satuan jarak dan kecepatan 2.4.1. Menyelesaikan soal cerita yang berkaitan dengan mengubah satuan waktu dari satu satuan ke satuan yang lain 4 1, 2, 3, 4 2.4.2. Menyelesaikan soal cerita yang berkaitan dengan mengubah satuan jarak dari satu satuan ke satuan yang lain 4 5, 6, 7, 8 2.4.3. Menyelesaikan soal cerita yang berkaitan dengan mengubah satuan kecepatan dari satu satuan ke satuan yang lain 4 1, 2, 3, 4 2.5. Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan waktu, jarak dan kecepatan 2.5.1. Menyelesaikan soal cerita untuk menentukan waktu jika jarak dan kecepatan diketahui 4 1, 2, 3, 4 2.5.2. Menyelesaikan soal cerita untuk menentukan jarak jika waktu dan kecepatan diketahui 4 5, 6, 7, 8 2.5.3. Menyelesaikan soal cerita untuk menentukan kecepatan jika jarak dan waktu diketahui 4 1, 2, 3, 4 59 Tabel 6. Pedoman Penskoran Tes Soal Cerita Metematika Materi Waktu, Jarak dan Kecepatan No Aspek yang dinilai Skor 1. Hal apa yang diketahui dalam soal 1 2. Hal apa yang ditanyakan dalam soal 1 3. Kalimat atau model matematika 1 4. Penyelesaian kalimat matematika kebijaksanaan guru, tergantung pada tingkat kesukaran soal Jumlah kebijaksanaan guru, tergantung pada tingkat kesukaran soal  jumlah skor maksimal

G. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data ini bertujuan untuk mengetahui bukti kepastian apakah terjadi perbaikan dan peningkatan proses pembelajaran sesuai dengan apa yang diharapkan. Pernyataan ini didukung oleh pendapat Pardjono, Paidi dan Sukamti 2007: 55 yang mendefinisikan bahwa analisis data merupakan kegiatan yang dinamik yang dilakukan oleh tim peneliti, bergerak dari komponen tindakan dalam satu siklus ke siklus lain sampai terbangun interpretasi dengan fokus utama rencana dan tindakan atau aspek praktis lain yang mendukung terjadinya perbaikan. Data yang terkumpul dianalisis secara deskriptif kualitatif dan deskriptif kuantitatif. Analisis deskriptif kualitatif digunakan untuk menganalisis tingkat skor aktivitas belajar siswa yang diperoleh berdasarkan hasil observasi. Data observasi yang diperoleh, digambarkan dalam bentuk kata-kata ataupun kalimat yang dipisahkan menurut kategori untuk memperoleh kesimpulan. Teknik skoring 60 digunakan pada lembar observasi untuk mengetahui aktivitas siswa dalam proses pembelajaran. Skor tersebut diubah ke dalam bentuk persen, kemudian disesuaikan dengan tolok ukur yang sudah ditentukan. Untuk menghitung persentase jumlah perolehan skor yang diperoleh dari hasil lembar pengamatan aktivitas guru dan siswa dapat menggunakan rumus menghitung rata-rata berdasarkan skoring Sugiyono, 2009: 95 sebagai berikut. Skor maksimum berdasarkan lembar observasi adalah sebagai berikut. Skor maksimum= skor tertinggi×jumlah butir = 4×15 =60 Kemudian hasil presentase tersebut ditafsirkan dengan kategori interpretasi menurut Suharsimi dan Cepi 2014:35 sebagai berikut. Pencapaian Kategori 76-100 Baik Sekali 56-75 Baik 40-55 Cukup 40 Kurang Analisis deskriptif kuantitatif digunakan untuk mengetahui nilai rata-rata hasil belajar serta menentukan nilai terendah dan tertinggi dari hasil tes menyelesaikan soal cerita metematika materi waktu, jarak dan kecepatan melalui pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share pada siswa kelas V SD Negeri Sukoreno. Nana Sudjana 2010: 109 mengatakan bahwa rumus untuk mendapatkan nilai rata-rata kelas diperoleh dengan cara menjumlahkan seluruh skor dibagi dengan banyaknya subjek. Secara sederhana rumusnya adalah: E. = 61 Keterangan : X= Rata-rata mean ∑X = Jumlah seluruh skor N = Banyaknya subjek Menghitung presentase siswa yang sudah lulus Kriteria Ketuntasan Minimal KKM menurut Djamarah 2005:264, digunakan rumus sebagai berikut. P = × 100 Keterangan : P : persentase ketuntasan belajar F : jumlah siswa yang tuntas belajar N: jumlah seluruh siswa

H. Kriteria Keberhasilan Penelitian

Kriteria keberhasilan dalam penelitian ini dikelompokkan menjadi dua, yaitu keberhasilan hasil dan keberhasilan proses. Penelitian ini dinyatakan berhasil apabila 100 dari siswa kelas V SD Negeri Sukoreno sudah mencapai KKM yang ditentukan yaitu 63 dengan nilai rata-rata kelas ≥ 65. Proses belajar dikatakan berhasil apabila persentase aktivitas siswa minimal 80. 62

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Deskripsi Kondisi Awal

Kondisi awal kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal cerita materi waktu, jarak dan kecepatan diperoleh dari kegiatan pratindakan yang dilakukan sebelum siklus I. Kegiatan pratindakan ini meliputi pengamatan pada saat proses pembelajaran, pelaksanaan pretest menyelesaikan soal cerita Matematika materi waktu, jarak dan kecepatan, serta wawancara dengan guru mata pelajaran Matematika SD Negeri Sukoreno. Peneliti melakukan pengamatan proses pembelajaran dan pretest soal cerita materi waktu, jarak dan kecepatan pada tanggal 17 Oktober 2013 pukul 07.35 – 08.45 WIB. Berdasarkan hasil pengamatan, pada saat proses pembelajaran masih terlihat beberapa siswa yang kurang memperhatikan penjelasan guru. Pada saat diberi tugas individu untuk menyelesaikan soal cerita materi waktu, jarak dan kecepatan, sebagian siswa masih terlihat kesulitan dalam mengerjakan soal. Hal ini terlihat adanya beberapa siswa yang mencontek pekerjaan teman sebangkunya. Pada akhir proses pembelajaran, siswa mengerjakan soal evaluasi sebagai pelaksanaan pretest dalam kegiatan pratindakan ini. Berdasarkan hasil pretest soal cerita Matematika materi waktu, jarak dan kecepatan dapat diketahui bahwa dari 16 siswa kelas V SD Negeri Sukoreno, 2 siswa nilainya telah mencapai KKM yaitu ≥ 63, sedangkan 14 siswa nilainya belum mencapai KKM, dengan nilai rata- rata kelas yang diperoleh 54,95. Hasil pretest siswa dalam menyelesaikan soal 63 cerita materi waktu, jarak dan kecepatan pada kegiatan pratindakan tersebut selengkapnya tersaji pada lampiran 2 halaman 112. Merujuk pada hasil pretest yang telah diperoleh, peneliti melakukan wawancara dengan guru mata pelajaran Matematika SD Negeri Sukoreno pada tanggal 19 Oktober 2013 pukul 09.00 WIB. Guru mengungkapkan bahwa kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal cerita materi waktu, jarak dan kecepatan memang masih rendah. Masih dijumpai banyak kesalahan dalam membuat kalimat matematika dari soal cerita tersebut dan menyelesaikannya. Dari hasil pratindakan tersebut dapat disimpulkan bahwa kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal cerita Matematika materi waktu, jarak dan kecepatan masih perlu ditingkatkan. Oleh karena itu, guru dan peneliti sepakat melakukan penelitian tindakan kelas untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal cerita Matematika materi waktu, jarak dan kecepatan melalui pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share.

2. Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas pada Siklus I

a. Perencanaan Planning

Hal-hal yang dilakukan oleh peneliti pada tahap perencanaan siklus I adalah sebagai berikut. 1 Melakukan diskusi dengan guru mata pelajaran Matematika SD Negeri Sukoreno mengenai penggunaan pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share. 2 Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP yang kemudian dikonsultasikan kepada Dosen Pembimbing dan guru mata pelajaran

Dokumen yang terkait

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe CIRC dalam Meningkatkan Kemampuan Menyelesaikan Soal Cerita Matematika di Sekolah Menengah Pertama

0 12 193

Perbedaan hasil belajar biologi antara siswa yang menggunakan pembelajaran kooperatif teknik think pair share dan teknik think pair squre

0 4 174

Upaya meningkatkan hasil belajar IPS melalui pendekatan pembelajaran kooperatif model think, pair and share siswa kelas IV MI Jam’iyatul Muta’allimin Teluknaga- Tangerang

1 8 113

Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe CIRC (cooperative integrated reading and composition) terhadap kemampuan menyesaikan soal cerita matematika (studi eksperimen di SMPN 238 Jakarta)

0 5 88

PENINGKATAN KEMAMPUAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL-SOAL PENALARAN DAN KOMUNIKASI MELALUI PENINGKATAN KEMAMPUAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL-SOAL PENALARAN DAN KOMUNIKASI MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) (PTK Pada Siswa Kela

0 1 16

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGAPRESIASI CERITA PENDEK.

0 0 5

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA

0 0 9

Meningkatkan kemampuan penalaran matematis siswa madrasah tsanawiyah melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe think pair share

0 0 8

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIKA SISWA KELAS VII B SMP NEGERI 2 SUMBANG

0 0 14

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE PADA MATERI PECAHAN DI KELAS VA SD NEGERI MANDIRANCAN

0 0 14