18 Coony dalam Martianty Nalole, 2008: 288 menyatakan bahwa
“Mengajarkan siswa untuk menyelesaikan masalah, memungkinkan siswa itu menjadi lebih
analitis mengambil keputusan dalam hidupnya. ” Hal itu berarti jika seorang siswa
dibiasakan atau dilatih memecahkan masalah, maka siswa diharapkan menjadi terampil dalam mengambil keputusan karena ia berusaha mengumpulkan
informasi yang relevan, menganalisis informasi dan meninjau kembali hasil yang diperolehnya. Kemampuan-kemampuan dalam pengambilan keputusan ini juga
berkaitan dengan langkah-langkah yang harus ditempuh siswa dalam menyelesaikan soal cerita. Dalam menyelesaikan soal cerita, siswa berusaha
mengumpulkan informasi yang relevan dengan menentukan apa yang diketahui dan apa yang ditanyakan dalam soal tersebut. Selanjutnya, siswa berusaha untuk
menganalisis informasi yang diperolehnya dengan cara membuat model matematika dan menyelesaikan model matematika tersebut, misal dengan
menggunakan rumus. Dari proses analisis informasi inilah, siswa akan memperoleh hasil penyelesaian model matematika berupa jawaban soal cerita
tersebut. Setelah mendapatkan jawaban, siswa berusaha untuk meninjau kembali hasil yang diperolehnya dengan meneliti kembali hasil jawaban dan memeriksa
apakah jawaban akhir sudah sesuai atau belum dengan konteks soal ceritanya. Berdasarkan pendapat para ahli di atas, maka dapat dirumuskan bahwa
kemampuan menyelesaikan soal cerita merupakan kesanggupan melaksanakan rumusan langkah-langkah penyelesaian soal cerita. Apabila tiap langkah
penyelesaian dalam rumusan tersebut telah dilakukan oleh siswa secara urut dan
19 benar, maka siswa dikatakan telah memiliki kemampuan dalam menyelesaikan
soal cerita matematika.
B. Waktu, Jarak dan Kecepatan
1. Waktu dan Satuan Waktu
Adang, Babudin, Mulyani dan Saepudin 2009: 83 mengemukakan bahwa
“Waktu tempuh adalah lama waktu yang terpakai dalam perjalanan untuk
menempuh suatu jarak tertentu.” Dalam silabus KTSP, waktu tempuh dinyatakan dengan istilah waktu, namun istilah ini pada hakikatnya sama dengan waktu
tempuh.
Arijanny dan Utomo 2009: 44 mengemukakan bahwa kesetaraan antar satuan waktu dalam satu hari adalah sebagai berikut.
1 hari = 24 jam 1 jam = 60 menit
1 menit = 60 detik
Pendapat di atas sejalan dengan pendapat Hardi, Mikan dan Ngadiyono 2009: 58 yang mengemukakan bahwa urutan satuan waktu dalam satu hari
adalah hari, jam, menit dan detik. Kesetaraan antar satuan hari, jam, menit dan detik adalah sebagai berikut.
1 hari = 24 jam 1 jam = 60 menit
1 menit = 60 detik
Pendapat di atas diperkuat oleh pendapat Adang dkk 2009: 71 yang mengemukakan bahwa dalam kehidupan sehari-hari kita sering dihadapkan pada
20 hal-hal yang berhubungan dengan perhitungan satuan waktu. Kesetaraan antar
satuan waktu adalah sebagai berikut. 1 menit = 60 detik
1 caturwulan = 4 bulan 1 jam = 60 menit
1 tahun = 12 bulan 1 hari 1 malam = 24 jam
1 lustrum = 5 tahun 1 minggu = 7 hari
1 windu = 8 tahun 1 bulan = 4 minggu
1 dasawarsa = 10 tahun 1 triwulan = 3 bulan
1 abad = 100 tahun 1 semester = 6 bulan
Berdasarkan pendapat beberapa ahli di atas, peneliti menyimpulkan bahwa penggunaan satuan waktu sebaiknya disesuaikan dengan keperluan, misal untuk
menentukan usia pada umumnya menggunakan tahun; untuk menentukan lama waktu kegiatan umumnya menggunakan menit, jam dan hari; untuk menentukan
lama perjalanan umumnya menggunakan detik, menit, jam atau hari; untuk menentukan masa studi umumnya menggunakan caturwulan, semester, atau
tahun; sedangkan untuk menentukan perhitungan dalam sejarah umumnya menggunakan tahun atau abad. Dalam penelitian ini, satuan waktu yang
digunakan terkait dengan kecepatan atau lama perjalanan adalah detik, menit, atau jam.
2. Jarak dan Satuan Jarak
Arijanny dan Utomo 2009: 62 mendefinisikan “Jarak merupakan panjang
lintasan yang dilalu i.” Hal senada diungkapkan oleh Aksin, kusumawati dan
Sumanto 2008: 69 yang mengemukakan bahwa “Jarak sama dengan panjang
lintasan yang dilalui.” Pendapat yang tidak jauh berbeda diungkapkan oleh Adang dkk
2009: 83 yang mendefinisikan bahwa “Jarak adalah ukuran panjang dari satu tempat ke tempat lain.” Ketiga pendapat ahli tersebut senada dengan