Gambar 5.11. Ekosistem Terumbu Karang KHU dan KHS di Pulau Pramuka KHU=Karang Hidup Utara; KHS=Karang Hidup Selatan
Penghitungan terhadap tiga parameter penentu IKL ekosistem terumbu karang sebagaimana dipetakan diatas akan ditentukan berdasarkan perhitungan masing-
masing paramater yang terpengaruh diantaranya adalah Indeks Kerentanan IK, Indeks Ekologi IE serta Indeks Sosial Ekonomi IS yang terdiri dari Nilai Sosial
NS dan Nilai Ekonomi NE. Perhitungannya adalah sebagai berikut:
5.2.2.1. Indeks Kerentanan
Ekosistem terumbu karang ditemukan hampir pada seluruh perairan Pulau Pramuka. Terumbu karang terletak di bawah permukaan perairan dan selalu tergenang
selama surut terendah. Ekosistem ini tidak dapat hidup pada kondisi kering dan juga keruh. Terumbu karang memiliki persyaratan terhadap kecerahan dan intensitas
cahaya. Berhubungan dengan pencemaran paparan minyak, hewan karang dan ekosistemnya dapat terancam baik secara langsung maupun tidak. Hal ini dikarenakan
ekosistem terumbu karang berada di bawah perairan laut. Akan tetapi sifat minyak yang begitu cenderung mengapung di permukaan perairan karena massa jenis yang
rendah. Sehingga terumbu karang dapat terpengaruhi langsung jika terjadi pencemaran
KHU
KHS
seperti tumpahan minyak, seperti pada saat kekeruhan perairan yang tinggi, dimana minyak akan berkoagulasi dengan material tersuspensi dan akan turun ke dasar
perairan dan akan menutupi hewan karang. Selain itu, kandungan kimia yang disebabkan oleh tumpahan minyak akan dibawa oleh biota yang berasosiasi dengan
karang yang akan berakibat fatal. Dengan kondisi tersebut dan berdasarkan Sloan 1993 dan NOAA 2001 maka
kerentanan ekosistem terumbu karang KHU dan KHS di Pulau Pramuka
dikategorikan sebagai sangat peka dengan skor 5. Tingkat kerentanan yang ada
mengindikasikan bahwa secara ekosistem, terumbu karang sangat sensitif dan rentan apabila terjadi kejadian tumpahan minyak di pulau Pramuka.
Gambar 5.12. Kondisi Ekosistem Terumbu Karang KHU di Pulau Pramuka.
5.2.2.2. Indeks Ekologi
Ekosistem terumbu karang merupakan ekosistem yang paling produktif secara biologis, namun juga merupakan ekosistem yang paling sensitif terhadap tekanan
Birkeland 1997. Perubahan iklim telah memberi banyak bukti akan menjadi ancaman besar bagi pertumbuhan terumbu karang yang telah menjadi gantungan
hidup untuk beragam kebutuhan seperti pangan, wisata, dan perlindungan pantai Wilkinson 2008.
Berdasarkan hasil survei lapangan yang dilakukan di wilayah studi menunjukkan bahwa kondisi substrat ekosistem terumbu karang Pulau Pramuka yaitu berupa pasir dan
pecahan-pecahan karang mati. Selain itu, dari hasil pengamatan persentase tutupan karang secara umum lebih didominasi oleh karang mati dibandingkan dengan karang hidup.
Lokasi pengamatan persentase penutupan dilakukan dengan memilih lokasi sampling yang mewakili keseluruhan daerah terumbu karang yang terdapat di Pulau Pramuka, dengan
pembagian dua wilayah terumbu karang yaitu KHU dan KHS. KHU merupakan terumbu karang yang berada di sekitar wilayah utara dan timur pulau Pramuka, dimana rata-rata
penutupannya adalah persentase penutupan yang diperoleh titik pengamatan ke-1 diperoleh penutupan karang hidup 40 dan karang mati 60 Utara, titik pengamatan ke-2
diperoleh persentase penutupan karang hidup 70 dan karang mati 30 Timur. Wilayah KHS diperoleh dari pengamatan di sekitar selatan dan barat pulau pramuka. Pengamatan
kondisi penutupan karang dilakukan pada kedalaman perairan antara 1,50-2,00 meter.
Gambar 5.13. Kondisi Ekosistem Terumbu Karang KHS di Pulau Pramuka. Secara umum, kriteria penilaian mencakup antara lain persen penutupan,
kerapatan karang, kelandaian karang, keberadaan spesies yang dilindungi. Tiap variabel dihitung dan skor untuk nilai sensitifitas ekologi, berkisar dari 1 hingga 5
Sloan 1993. Rincian tiap kriteria untuk ekosistem terumbu karang berdasarkan data sekunder dapat dilihat pada Tabel 5.14.
Tabel 5.14. Kriteria dari Tiap Variabel Ekologi Terumbu Karang Pulau Pramuka
Hasil Pengamatan No
Kriteria Pengamatan Metode Penilaian
Indeks Ekologi KHU
Skor KHS
Skor
1 Persen Penutupan
Karang Mantatau
55,00 4 32,50 3 2 Kerapatan
Karang Mantatau
Tinggi 4 Tinggi
4 3
Kelandaian Karang
Mantatau Landai 4 Landai 4
4 Keberadaan Spesies yang
Dilindungi Mantatau
Tidak ada
1 Tidak
ada 1
Nilai Indeks Ekologi 3
3
Sumber : Hasil Analisis Data, 2012
Berdasarkan hasil pengamatan di lapangan, persentase tutupan karang di Pulau Pramuka sebesar 55 untuk KHU dan 32,50 untuk KHS, hal ini diperkirakan
karena pertumbuhan alga yang tinggi dan menyebabkan pertumbuhan karang terhambat. Sedangkan untuk kerapatan karang yang diamati di lapang menunjukkan
kerapatan yang cukup tinggi, dengan kondisi kelandaian karang bersifat landai. Spesies karang yang ada di Pulau Pramuka merupakan spesies yang umum di temukan
di perairan dan tidak terdapat spesies khusus yang dilindungi. Berdasarkan kriteria penentuan indeks ekologi diatas, maka ekosistem terumbu karang Pulau Pramuka
masing-masingnya KHU dan KHS memiliki skor 3 dengan tingkat kepekaan yang
cukup peka apabila terkena suatu bentuk beban pencemar minyak.
5.2.2.3. Indeks Sosial Ekonomi