5. HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1. Keadaan Umum Pulau Pramuka
5.1.1. Kondisi Geografi dan Oceanografi
Pulau Pramuka terletak di Kelurahan Pulau Panggang, Kecamatan Kepulauan Seribu Utara, Kabupaten Administratif Kepulauan Seribu, Pemerintah Provinsi
Daerah Khusus Ibukota Jakarta. Secara geografis, Kelurahan Pulau Panggang terletak pada posisi 5
o
40’00’’-5
o
47’00’’ LS dan 106
o
8’00’’-106
o
28’00’’ BT. Wilayah Kelurahan Pulau Panggang terdiri dari 14 Pulau dengan luas 62,10 Ha, dimana Pulau
Pramuka sebagai pusat pemerintahan kabupaten memiliki wilayah terluas kedua setelah Pulau Kotok Besar dengan luas 16 Ha Tabel 5.1.
Pulau Pramuka memiliki luas daratan yang dipengaruhi oleh adanya pasang surut yang mencapai ketinggian 1-1,5 m di atas permukaan laut. Tipe iklimnya yaitu
tropika panas dengan suhu maksimum 29,5°C-32,9°C, suhu minimum 23,0°C-23,8°C dan suhu rata-rata berkisar antara 26,5°C-28,5°C serta kelembaban nisbi berkisar
antara 75-99 dengan tekanan udara antara 1009,0 mb–1011,0 mb Pemerintah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta 2008.
Tabel 5.1. Pulau-pulau di Kelurahan Pulau Panggang Kecamatan Kepulauan Seribu Utara
No Nama Pulau
Luas Ha Peruntukan
1 2
3 4
5 6
7 8
9
10 11
12 13
14 Pulau Panggang
Pulau Pramuka Pulau Karya
Pulau Peniki Pulau Karang Bongkok
Pulau Karang Congkak Pulau Kotok Besar
Pulau Air Besar Pulau Gosong Sekati
Pulau Semak Daun Pulau Gosong Pandan
Pulau Opak Kecil Pulau Kotok Kecil
Gosong Pramuka 9,00
16,00 6,00
3,00 0,50
0,60
20,75 2,90
0,20 0,75
0,40 1,10
1,30 1,61
Pemukiman PemukimanPusat Pemerintahan
PerkantoranTPU Navigasi
Peristirahatan Peristirahatan
Pariwisata Peristirahatan
Peristirahatan PHU
Peristirahatan Peristirahatan
PHU DPL
Jumlah 62,10
Sumber : Laporan Tahunan Kelurahan Pulau Panggang 2011
Secara spesifik, pulau-pulau tersebut dibentuk dari gosong karang. Gosong karang terbentuk karena pengaruh perubahan musim. Selama musim angin barat
Desember-Mei, air tawar yang mengalir dari Jawa, Sumatera, dan Kalimantan membawa kandungan nutrient yang berpengaruh bagi terumbu karang. Kandungan
nutrient tersebut menyebabkan jumlah fitoplankton, zooplankton, dan tutupan alga meningkat sehingga menekan karang dan menyebabkan karang memutih dan mati.
Karang yang mati tersebut membentuk gosong secara akumulatif dapat membentuk pulau-pulau kecil setelah ratusan hingga jutaan tahun Tomascik et al. 1997. Pulau
Pramuka juga dikenal dengan sebutan Pulau Elang. Pulau ini mulai dihuni penduduk yang sebagian besar berasal dari Pulau Panggang pada tahun 1972. Pulau Panggang
berjarak seperempat jam dengan speedboat dari Pulau Pramuka memiliki kepadatan penduduk yang dinilai sangat tinggi.
Cuaca di lingkungan Pulau Pramuka relatif baik pada bulan Desember-Maret sedangkan curah hujan tertinggi terjadi pada bulan basah yaitu bulan Januari dan
bulan kering terjadi pada bulan Juni-September. Cuaca mengalami perubahan yang ditandai dengan curah hujan yang tinggi hingga mencapai 100-400 nm. Curah hujan
sangat dipengaruhi oleh musim barat musim angin barat disertai hujan lebat dan musim timur musim angin timur disertai kekeringan. Musim pancaroba terjadi
antara bulan April-Mei dan Oktober-November. Kecepatan angin pada musim barat bervariasi antara 7-20 knot yang biasanya terjadi pada bulan Desember-Februari
sedangkan pada musim timur berkisar antara 7-15 knot yang bertiup dari arah Timur Laut sampai Tenggara.
Arus permukaan di Pulau Pramuka pada musim barat berkecepatan maksimum 0,5 md dengan arah ke timur sampai tenggara, begitu juga dengan musim timur
berkecepatan maksimum 0,5 md. Gelombang laut yang terdapat pada musim barat mencapai ketinggian antara 0,5-1,75 m dan musim timur 0,5-1,0 m. Suhu air
permukaan pada musim barat berkisar antara 28,5°C-30,0°C dan musim timur suhu permukaan berkisar antara 28,5°C-31,0°C, sedangkan salinitas permukaan berkisar
antara 30‰-34‰ baik pada musim barat maupun musim timur. Lahan daratan Pulau Pramuka sulit untuk digunakan untuk kegiatan pertanian karena kondisi tanahnya
didominasi oleh pasir, sehingga mata pencaharian penduduk mayoritas nelayan. Masing-masing ekosistem memiliki total wilayah yaitu 7,42 Ha untuk ekosistem
Mangrove; 2,13 Ha untuk ekosistem Lamun; 3,52 Ha untuk ekosistem Karang Hidup;
dan 125,36 Ha untuk ekosistem Karang Gosong yang selanjutnya teridentifikasi sebagai daerah penangkapan ikan Tabel 5.2. Ekosistem mangrove di wilayah Pulau
Pramuka dibagi menjadi dua wilayah besar yang terdiri dari ekosistem mangrove yang berada di bagian utara EMU dan bagian Selatan EMS, begitu juga halnya dengan
Ekosistem Lamun yang dibagi menjadi ekosistem lamun bagian utara ELU dan selatan ELS. Sementara ekosistem terumbu karang terdiri dari tiga 3 kelompok
yaitu dua 2 karang hidup bagian utara KHU dan selatan KHS dan satu 1 karang gosong yang didentifikasi sebagai daerah penangkapan ikan DPI Gambar 5.1.
Gambar 5.1. Sebaran Ekosistem di Pulau Pramuka, Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu sumber google map
Tabel 5.2. Luasan Yang Teridentifikasi sebagai Wilayah Studi
No Ekosistem
Simbol Luasan Ha
1 Mangrove bagian Utara
EMU 3,74
2 Mangrove bagian Selatan
EMS 3,68
3 Lamun bagian Utara
ELU 1,28
4 Lamun bagian Selatan
ELS 0,85
5 Karang Hidup bagian Utara
KHU 2,72
6 Karang Hidup bagian Selatan
KHS 0,80
7 Karang Gosong Pulau Pramuka
Daerah Penangkapan Ikan DPI 125,36
Sumber: Hasil Analisis Data, 2012
ELU
ELS
EMS EMU
KHU
KHS DPI
5.1.2. Kondisi Kependudukan Pulau Pramuka, Kelurahan Pulau Panggang