Ekosistem Karang Gosong Daerah Penangkapan Ikan

manusia. Besarnya pengaruh terhadap integritas sumberdaya, meskipun secara garis besar tidak diketahui, namun dapat dipandang di luar batas kesinambungan biologi. Perikanan laut yang meyediakan lebih dari 60 protein hewani yang dibutuhkan dalam menu makanan masyarakat pantai, sebagian tergantung pada ekosistem lamun untuk produktifitas dan pemeliharaanya. Selain itu kerusakan ekosistem lamun oleh manusia akibat tambat labuh kapal yang tidak terkontrol Sangaji 1994. Tabel 2.1. Kriteria dan Kondisi Ekosistem Lamun Kriteria Kondisi Persentase Penutupan Baik Kayasehat Kurang kayakurang sehat ≥ 60 30-59,9 Rusak Miskin ≤ 29,9 Sumber : KepMenLH No. 2002004 Kriteria padang lamun berdasarkan persentase penutupan, yang dibagi menjadi dua kondisi yaitu baik dan rusak. Kondisi baik lamun yaitu dengan persentase ≥ 60 terdiri dari kategori kaya sehat, sedangkan kondisi rusak terdiri dari dua kategori yaitu kurang kaya kurang sehat dan miskin dengan persentase penutupan yang berbeda masing-masing Tabel 2.1. Secara spesifik keberadaan lamun di Kepulauan Seribu telah menghadapi ancaman yang cukup serius, salah satunya adalah pencemaran minyak yang terjadi beberapa kali di tahun 2004 yang mengakibatkan lapisan permukaan air tertutup oleh tumpahan minyak berwarna hitam pekat. Dan juga meningkatnya jumlah penduduk dari tahun ke tahun menambah tekanan terhadap Ekosistem Lamun Kawaroe et al. 2004.

2.1.4. Ekosistem Karang Gosong Daerah Penangkapan Ikan

Daerah penangkapan ikan merupakan suatu daerah perairan dimana ikan yang menjadi sasaran penangkapan tertangkap dalam jumlah yang maksimal dan alat tangkap dapat dioperasikan serta ekonomis Mukhtar, 2011. Suatu wilayah perairan laut dapat dikatakan sebagai “daerah penangkapan ikan” apabila terjadi interaksi antara sumberdaya ikan yang menjadi target penangkapan dengan teknologi penangkapan ikan yang digunakan untuk menangkap ikan. Hal ini dapat diterangkan bahwa walaupun pada suatu areal perairan terdapat sumberdaya ikan yang menjadi target penangkapan tetapi alat tangkap tidak dapat dioperasikan yang dikarenakan berbagai faktor, seperti antara lain keadaan cuaca, maka kawasan tersebut tidak dapat dikatakan sebagai daerah penangkapan ikan demikian pula jika terjadi sebaliknya. Gambar 2.1. Peta Prakiraan Daerah Penangkapan Ikan Wilayah Jawa, Bali dan Nusa Tenggara Balitbang KP, 2012. Secara alami tanda-tanda fisik daerah penangkapan ikan Fishing ground berdasarkan pengalaman nelayan, yang catchable area diantaranya ditandai oleh warna perairan lebih gelap dibandingkan perairan sekitarnya, ada banyak burung beterbangan dan menukik-nukik ke permukaan air, banyak buih di permukaan air, dan umumnya jenis ikan ini bergerombol di sekitar batang-batang kayu yang hanyut di perairan atau bersama dengan ikan yang berukuran besar seperti paus. Dengan adanya rumpon dan penggunaan cahaya lampu disuatu perairan maka daerah penangkapan ikan dapat dibentuk, sehingga nelayan dan unit kapal penangkap ikan tidak tergantung lagi dengan tanda-tanda fisik daerah penangkapan ikan yang bergantung pada kondisi lingkungan alami perairan. Sebagai salah satu ekosistem laut di perairan Utara Jakarta, wilayah perairan Kepulauan Seribu didominasi oleh ekosistem terumbu karang, lamun dan daratan pulau-pulau karang yang menjadi habitat penting berbagai jenis biota perairan laut. Menurut pemetaan yang dilakukan oleh Balitbang KP 2012 menunjukkan bahwa daerah Kepulauan Seribu yang terletak di sebelah utara merupakan daerah yang mempunyai potensi sebagai daerah penangkapan ikan Gambar 2.1. Pemanfaatan sumberdaya hayati laut terutama sumberdaya ikan menjadi sumber utama penghidupan sebagian besar masyarakat yang tinggal di kepulauan. Sekitar 71,6 penduduk Kepulauan Seribu adalah nelayan yang menggantungkan kehidupannya pada hasil penangkapan ikan baik ikan karang, ikan hias, dan biota laut lainnya merupakan target penangkapan para nelayan Kepulauan Seribu BPS, 2011. Pulau Pramuka yang kaya akan hamparan ekosistem karang gosongnya, dijadikan sebagai daerah perikanan tangkap ikan karang, yang merupakan mata pencaharian utama nelayan Pulau Pramuka. Hasil tangkapan nelayan Pulau Pramuka kebanyakan adalah jenis ikan karang. Ikan karang yang banyak di peroleh yaitu jenis ikan baronang, kakatua, kerapu, dan lainnya yang merupakan jenis ikan karang yang terdapat di perairan Pulau Pramuka. Pengambangan perikanan tangkap meskipun prospektif tetapi memerlukan suatu pengelolaan yang tepat. Perkembangan terakhir mengindikasikan bahwa populasi sumberdaya ikan semakin menurun Sachoemar 2008.

2.2. Indeks Kepekaan Lingkungan