Indeks Sosial-Ekonomi IS Ekosistem Lamun

Berdasarkan Tabel 5.15, kondisi ekosistem Lamun di wilayah studi memiliki nilai indeks ekologi sangat tinggi skor 5 untuk masing-masing wilayah baik ELS maupun ELU, sangat peka apabila terjadi tumpahan minyak dilihat dari sudut pandang ekologi. Penentuan skoring terhadap masing-masing kriteria pengamatan dilakukan dengan melihat kondisi ekosistem Lamun yang berada di wilayah studi. Berdasarkan hasil perhitungan persentase penutupan, kondisi Lamun di wilayah studi tergolong baik dengan persentase sebesar 80,55 dan 65, dengan kondisi yang baik tersebut maka apabila perairan tersebut tercemar akan tumpahan minyak, sangat mempengaruhi keberadaan ekosistem lamun. Jenis lamun yang teridentifikasi di wilayah studi ada dua jenis, yaitu Thalassia hemprichii dan Halophila ovalis. Jenis lamun Thalassia hemprichii ini merupakan lamun yang sangat sensitif terhadap suatu bentuk pencemaran. Karena jenis lamun ini dapat berkembang dengan baik pada kondisi lingkungan perairan yang jernih, sehingga apabila kondisi perairan tidak jernih akibat pencemaran tumpahan minyak maka dapat mempengaruhi pertumuhannya. Begitupula jenis lamun Halophila ovalis, jenis lamun ini juga sangat peka terhadap apabila terjadi perubahan kondisi lingkungan yang diakibatkan oleh pencemaran. Dari kedua jenis lamun yang ditemukan di wilayah studi, jenis lamun Halophila ovalis lebih tahan terhadap perubahan kondisi lingkungan dibanding jenis Thalassia hemprichii. Sehingga dalam penentuan skoring untuk kriteria berdasarkan jenis, maka lamun jenis Thalassia hemprichii lebih rentan dibanding Halophila ovalis.

5.2.3.3. Indeks Sosial-Ekonomi IS

5.2.3.3.1. Nilai Sosial

Nilai sosial dari ekosistem Lamun diartikan sebagai fungsi ekosistem Lamun dalam memenuhi kebutuhan masyarakat sekitar Pulau Pramuka. Manfaat sosial ekosistem Lamun dapat diklasifikasikan atas pemanfaatan langsung yang dirasakan masyarakat seperti pengembangan area potensi wisata, daerah penangkapan dan pemanfaatan lainnya. Penilaian nilai sosial terhadap ekosistem Lamun berdasarkan potensi lokasinya memiliki nilai yang sama, baik ekosistem Lamun di bagian utara ELU maupun ekosistem Lamun yang berada di bagian selatan pulau Pramuka ELS, lebih lengkap disajikan pada Tabel 5.21. Tabel 5.21. Skor Penilaian Indeks Sosial Ekosistem Lamun Pulau Pramuka Hasil Pengamatan No Kriteria Pengamatan Metode Penilaian ELU Skor ELS Skor 1 Sebagai Pengembangan Area Potensial Wisata Survei Lapangan Kurang Potensial 2 Kurang Potensial 2 2 Daerah Penangkapan Ikan Survei Lapangan Cukup Insentif 4 Cukup Intensif 4 3 Pemanfaatan Lainnya penelitian Survei Lapangan Bermanfaat 4 Bermanfaat 4 Nilai Sosial 3 3 Sumber : Hasil Analisis Data, 2012 Berdasarkan hasil survei, potensi keberadaan Lamun sebagai pengembangan area wisata di wilayah studi kurang potensial. Hal tersebut ditinjau dari minat para pengunjung wisata yang kebanyakan memilih ekosistem terumbu karang sebagai objek wisata di Pulau Pramuka seperti snorkeling, diving, dan memancing dibandingkan keberadaan ekosistem Lamun. Hasil survei lapangan menggambarkan bahwa kondisi Lamun yang terdapat di perairan Pulau Pramuka sangat sedikit dibandingkan keberadaan ekosistem terumbu karang. Sehingga belum banyak memberikan kontribusi bagi nelayan Pulau Pramuka khususnya dan nelayan Kepulauan Seribu pada umumnya. Hamparan Lamun yang terdapat di Pulau Pramuka masih sedikit dimanfaatkan sebagai daerah fishing ground penangkapan ikan oleh nelayan Pulau Pramuka untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka sehari-hari. Hal tersebut dilihat dari kondisi Lamun yang berada di lokasi studi keberadaannya masih jarang-jarang dan keberadaannya kebanyakan tertutup oleh substrat pasir sehingga biota ikan masih sedikit yang memanfaatkan Lamun sebagai habitat. Sehingga keberadaan Lamun Pulau Pramuka kurang intensif digunakan sebagai daerah penangkapan ikan oleh nelayan Pulau Pramuka. Sementara itu untuk pemanfaatan lainnya yaitu sebagai sarana pendidikan penelitian ekosistem Lamun Pulau Pramuka sangat bermanfaat dijadikan sebagai objek penelitian bagi para mahasiswa ataupun peneliti lainnya. Dengan melihat kondisi Lamun yang berada di lokasi studi masih sangat minim pemanfaatnya, sehingga dapat lokasi penelitian bagi para pelajar mahasiswa. Berdasarkan penilaian indeks sosial Lamun Pulau Pramuka memiliki nilai tingkat kepekaan yang cukup peka dengan skor 3.

5.2.3.3.2. Nilai Ekonomi

a Nilai Manfaat Langsung Direct Use Value Nilai manfaat langsung Lamun Direct Use Value adalah nilai yang diperoleh dari pemanfaatan komoditas yang diperoleh masyarakat dengan cara mengambil langsung dari alam. Jenis pemanfaatan langsung yang ditemukan pada ekosistem Lamun perairan Pulau Pramuka adalah manfaat penangkapan ikan dan teripang yang berada pada ekosistem Lamun dengan menggunakan bubu dan pancing. Untuk penangkapan ikan yang dilakukan nelayan Pulau Pramuka pada ekosistem Lamun umumnya menggunakan alat tangkap jaring dan bubu. Berdasarkan hasil wawancara dari beberapa nelayan yang menjadi responden, jenis ikan yang terdapat pada ekosistem Lamun adalah ikan baronang, kakatua, dan kerapu. Total penerimaan dari penangkapan ikan tersebut berdasarkan EOP untuk ikan non karang adalah sebesar Rp. 5.522.073.325 per tahun dalam kondisi optimal aktifitas penangkapan ikan selama 9 bulan 274 hari dalam setahun. Secara rinci dapat dilihat pada Lampiran 2. b Nilai Manfaat Tidak Langsung Indirect Use Value Nilai manfaat tidak langsung Indirect Use Value merupakan nilai dari manfaat yang dirasakan oleh pengguna kawasan Lamun di perairan Pulau Pramuka secara tidak langsung. Jenis pemanfaatan tidak langsung yang dapat diidentifikasi di kawasan Lamun perairan Pulau Pramuka adalah sebagai ekosistem yang melindungi ekosistem terumbu karang dalam hal perangkap sedimen dan juga merupakan sebagai feeding ground. Sehingga nilai manfaat tidak langsung dari Lamun dapat diidentifikasi dengan melihat nilai yang diperoleh oleh terumbu karang, dalam hal ini adalah EOP yang berasal dari ikan karang. Berdasarkan hasil survei dan wawancara terhadap responden, terdapat beberapa jenis ikan yang menggunakan lamun sebagai daerah feeding ground. Ikan tersebut merupakan ikan yang bukan penghuni tetap habitat Lamun, melainkan hanya memanfaatkan Lamun tersebut sebagai tempat mencari makan feeding ground. Dari hasil penelitian, diketahui bahwa EOP yang berasal dari ikan karang adalah sebesar Rp. 2.532.467.964 per tahun Lampiran 2. c Nilai Manfaat Pilihan Manfaat pilihan ekosistem Lamun dalam penelitian ini menggunakan nilai keanekaragaman hayati dari ekosistem tersebut seperti yang dijelaskan Ruiteenbeek 1999. Nilai keanekaragaman hayati ekosistem Lamun bernilai minimal US 15 per hektar per tahun. Dengan demikian, untuk ekosistem Lamun perairan Pulau Pramuka yang memiliki luas 1,28 Ha untuk ELS dan 0,85 Ha untuk ELU, menghasilkan nilai manfaat pilihan sebesar US 19,2 dan US 12,75. Dengan nilai tukar rupiah terhadap dollar sebesar Rp. 9.23 Agustus 2012, maka nilai manfaat pilihan kawasan Lamun di perairan Pulau Pramuka adalah sebesar Rp. 177.370 untuk ELS dan Rp. 117.784 Tabel 5.22. Tabel 5.22. Manfaat Pilihan Ekosistem Terumbu Karang Pulau Pramuka Keterangan Lamun ELU Lamun ELS Nilai tukar rupiah 2012 Rp. 9.238 Rp. 9.238 Nilai manfaat biodiversity 15Ha 15Ha Luas Terumbu Karang 0,85 Ha 1,28 Ha Nilai Manfaat Pilihan Rp. 117.784 Rp. 177.370 Sumber : Hasil Analisis Data, 2012 d Manfaat Keberadaan Existense Value Pendekatan yang digunakan dalam menghitung manfaat keberadaan ekosistem Lamun Pulau Pramuka adalah dengan menggunakan Contingent Value Methode CVM. Jumlah responden yang diambil adalah 98 orang yang dipilih berdasarkan pertimbangan tingkat pendidikan, usia dan pendapatan. Dari hasil kuesioner, penduduk pulau Pramuka hanya mengetahui bahwa fungsi ekosistem Lamun sebagai lokasi habitat ikan, dan ada beberapa jenis yang dimanfaatkan untuk menjadi bahan makanan. Namun dalam hal pelestariannya sangat didukung oleh kondisi sosial ekonomi penduduk setempat. Hal tersebut juga sangat dipengaruhi oleh faktor pendidikan, usia, dan pendapatan masyarakat dalam memberikan penilaian terhadap kelestarian Lamun tersebut. Dari hasil kuesioner diperoleh nilai terendah WTP yang diberikan responden sebesar Rp. 5.000 dan nilai WTP tertinggi sebesar Rp. 35.000. Beragamnya nilai WTP yang diperoleh disebabkan karena pertanyaan tentang besarnya nilai WTP yang bersifat terbuka kepada responden. Fungsi WTP didapatkan dengan meregresikan nilai WTP per individu, tingkat pendidikan, usia, dan pendapatan responden. Hasil regresi ini akan digunakan untuk mengestimasi nilai WTP rata-rata bagi keberadaan Lamun di Pulau Pramuka. Analisis regresi yang dilakukan menghasilkan fungsi sebagai berikut : Ln WTP = -15,4816 + 0,9684 Ln E + 0,2913 Ln A + 1,3407 Ln I Adjusted R-Sq = 0,0538 Keterangan : WTP : Keinginan membayar E : Education Pendidikan A : Age Umur I : Income Pendapatan Hasil perhitungan menyatakan bahwa nilai rata-rata WTP individu adalah sebesar RP. 769,0839. Dengan memperhitungkan jumlah populasi yang mendiami Pulau Pramuka sebanyak 5.849 jiwa, maka hasil tersebut kemudian dikonversi menjadi nilai total WTP sebesar Rp. 4.498.372 per tahun untuk masing-masing wilayah ekosistem Lamun ELS dan ELU Lampiran 8. e Nilai Total Ekonomi Nilai ekonomi total ekosistem Lamun di perairan Pulau Pramuka merupakan penjumlahan dari nilai-nilai manfaat yang telah diuraikan diatas, yaitu nilai manfaat langsung Direct Use Value, nilai manfaat tidak langsung Indirect Use Value, nilai manfaat pilihan, dan nilai manfaat keberadaan yang dapat diidentifikasi di kawasan tersebut. Kedua ekosistem memiliki nilai ekonomi total yang hampir sama, dimana ELU adalah Rp. 8.059.157.445 sedangankan ELS adalah Rp. 8.059.217.031 Tabel 5.23. Tabel 5.23. Nilai Ekonomi Total Ekosistem Lamun Pulau Pramuka No Jenis Manfaat ELU Rp Persen Skor ELS Rp Persen Skor 1 Manfaat Langsung 5.522.073.325 68,52 5 5.522.073.325 68,52 5 2 Manfaat Tidak Langsung 2.532.467.964 31,42 3 2.532.467.964 31,42 3 3 Manfaat Pilihan 117.784 0,00 1 177.370 0,00 1 4 Manfaat Keberadaan 4.498.372 0,06 1 4.498.372 0,06 1 Nilai Ekonomi Total 8.059.157.445 100,00 2 8.059.217.031 100,00 2 Sumber : Hasil Analisis Data, 2012

5.2.3.3.3. Indeks Sosial Ekonomi

Berdasarkan nilai sosial dan nilai ekonomi yang diperoleh, maka indeks sosial ekonomi dari ekosistem Lamun menunjukkan bahwa kedua ekosistem lamun baik yang di bagian utara ELU maupun selatan ELS memiliki skor 3 Lampiran 9. Hal ini menggambarkan bahwa dengan luasan yang tidak begitu luas, tetapi peran dan fungsi lamun dari sisi sosial dan ekonomi cukup peka untuk diperhatikan.

5.2.3.4. Penentuan Indeks Kepekaan Lingkungan Ekosistem Lamun