Peningkatan tersebut yang akan mendasari penghargaan tim. Penghargaan prestasi tim dilakukan pada pertemuan ini. Siswa
menyambut dengan gembira. Penghargaan dilakukan dengan menyebutkan nama kelompok yang menjadi super team, great team,
dan good team. Mereka juga diberi waktu lebih untuk istrirahat. Kekurangan pada pertemuan ini tidak ada. Kelebihan pada pertemuan
ini meliputi keaktifan siswa semakin menonjol. Dari segi kesiapan belajar, hampir seluruh siswa mencapai indikator. Siswa semakin aktif
dalam mencari informasi dan berinteraksi dalam kegiatan belajar mengajar.
Hasil skor keaktifan dapat dilihat pada lampiran 17 Data Keaktifan Siswa
halaman 308, sedangkan hasil prestasi belajar dapat dilihat pada lampiran 18 Data Prestasi Belajar Siswa halaman 314.
Dari hasil analisis data siklus II diperoleh data bahwa keaktifan dan prestasi belajar siswa sudah mengalami peningkatan secara optimal.
Semua indikator memenuhi target secara keseluruhan. Berdasarkan refleksi di atas, diputuskan bahwa siklus tidak dilanjutkan. Siklus yang
dilakukan cukup sampai siklus II.
2. Hasil Keaktifan Siswa
Berdasarkan data kondisi awal siswa, diperoleh rata-rata skor keaktifan siswa adalah 6,00. Pada siklus I pertemuan 1, diperoleh rata-rata skor keaktifan
seluruh siswa adalah 15,6. Pada siklus I pertemuan 2, diperoleh rata-rata skor
keaktifan seluruh siswa adalah 16,29. Setelah dikenai tindakan, rata-rata skor keaktifan seluruh siswa pada siklus I adalah 15,98. Dari hasil penghitungan,
terdapat 17 siswa yang keaktifannya di atas rata-rata dan terdapat 10 siswa yang keaktifannya di bawah rata-rata.
Pada siklus II pertemuan I, diperoleh rata-rata skor keaktifan seluruh siswa adalah 17,56. Pada siklus II pertemuan I, diperoleh rata-rata skor
keaktifan seluruh siswa adalah 18,4. Hasil penghitungan rata-rata skor keaktifan seluruh siswa pada siklus II adalah 17,98. Dari hasil penghitungan,
terdapat 17 siswa yang keaktifannya di atas rata-rata dan terdapat 10 siswa yang keaktifannya di bawah rata-rata. Lihat lampiran 17. Data Keaktifan
Belajar Siswa halaman 308. Berikut ini adalah gambar peningkatan keaktifan belajar siswa.
3. Hasil Prestasi Belajar
Setelah dikenai tindakan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD, terbukti ada peningkatan rata-rata nilai siswa. Rata-rata nilai siswa
pada kondisi awal adalah 64,95. Dari hasil penghitungan prestasi belajar siswa
5 10
15 20
Kondisi Awal
Siklus I Siklus II
Gambar 4.1. Peningkatan Keaktifan Belajar Siswa
Kondisi Awal Pertemuan 1
Pertemuan 2
pada siklus I, diperoleh rata-rata 71,11. Terdapat peningkatan dari kondisi awal menuju siklus I sebesar 6,16 poin. Dari hasil penghitungan prestasi belajar
pada siklus II, diperoleh rata-rata 76,14. Terdapat peningkatkan dari siklus I
menuju siklus II sebesar 5,03 poin. Lebih jelasnya lihat lampiran 18 Data
Prestasi Belajar Siswa halaman 314. Berikut ini adalah gambar peningkatan prestasi belajar siswa.
Gambar 4.2. Peningkatan Prestasi Belajar Siswa
Pada kondisi awal, terdapat 8 dari 17 siswa yang mencapai KKM. Persentase jumlah siswa yang mencapai KKM sebesar 42,10 . Setelah
dikenai tindakan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD, terbukti ada peningkatan persentase jumlah siswa yang mencapai KKM. Pada
siklus I, terdapat 19 dari 27 siswa yang mencapai KKM. Persentase jumlah siswa yang mencapai KKM sebesar 70,37 . Dari kondisi awal menuju siklus I
terdapat peningkatan sebesar 28,27 . Pada siklus II, terdapat 26 dari 27 siswa telah mencapai KKM. Persentase jumlah siswa yang mencapai KKM sebesar
96,29 . Dari siklus I menuju siklus II terdapat peningkatan sebesar 25,92 .
55 60
65 70
75 80
Kondisi Awal Siklus I
Siklus II
Nilai Rata-Rata Kelas
Kondisi Awal Siklus I
Siklus II
76,14 71,11
64,95
Berikut ini adalah diagram persentase capaian KKM siswa.
Gambar 4.3. Persentase Capaian KKM
B. Pembahasan