Indikator Gaya Belajar Siswa
                                                                                dengan  pendapat  para  ahli  tersebut,  maka  dapat  disimpulkan  bahwa proses  adanya  persepsi  didahului  oleh  adanya  stimulus  objek-objek,
kejadian  atau  informasi  yang  diterima  oleh  panca  indera  seseorang, yang  selanjutnya  akan  berpengaruh  terhadap  perilaku  seseorang
sebagai  reaksi  adanya  stimulus,  sehingga  dapat  disimpulkan  bahwa perilaku seseorang merupakan fungsi dari persepsi.
Persepsi  Siswa  tentang  Metode  Mengajar  Guru  adalah  tanggapan secara langsung dari siswa untuk guru tentang metode mengajar yang
digunakan  guru  dalam  proses  pembelajaran  pada  mata  pelajaran komputer akuntansi yang diajarkan dapat dipahami siswa dengan baik,
sehingga  siswa  tidak  merasa  bosan  dan  tidak  kesulitan  dalam mengikuti  pembelajaran.  Apabila  dikaitkan  dengan  kegiatan  siswa
dalam  pembelajaran,  maka  dapat  dikatakan  bahwa  perilaku  seorang siswa  dalam  kegiatan  pembelajarannya  dipengaruhi  oleh  persepsinya
terhadap objek kejadian dan informasi yang diperolehnya dari guru. Persepsi  yang  muncul  pada  diri  siswa  tersebut  berbeda-beda,  ada
siswa  yang  memiliki  persepsi  baik,  dan  ada  siswa  yang  memiliki persepsi  buruk.  Persepsi  yang  buruk  akan  menyebabkan  rendahnya
prestasi belajar yang diraih oleh siswa, karena siswa merasa jenuh dan bosan dengan metode mengajar guru tersebut. Persepsi yang baik akan
menyebabkan tingginya prestasi belajar yang diraih oleh siswa, karena siswa  merasa  senang  dengan  metode  mengajar  yang  digunakan  guru
sehingga  siswa  lebih  semangat  dalam mengikuti  kegiatan
pembelajaran. Menurut  Baharuddin  2009:  164,  salah  satu  aspek  penting  dalam
proses  belajar  dan  mengajar  adalah  metode  pengajaran  yang  dipakai oleh  seorang  guru.  Pemilihan  metode  pengajaran  yang  sesuai  akan
memberikan  kontribusi  yang  penting  bagi  keberhasilan  sebuah kegiatan  pengajaran  dan  pendidikan.  Metode  pengajaran  tersebut
hendaknya  mengandung  unsur-unsur  afektif,  kognitif  dan  konasi. Unsur-unsur  tersebut  akan  membentuk  pemahaman  yang  integral
dalam diri pelajar terhadap materi-materi yang diajarkan. Menurut  Suparlan  2006:  29,  menjelaskan  bahwa  status  guru
mempunyai  implikasi  terhadap  peran  dan  fungsi  yang  menjadi tanggung  jawabnya.  Guru  memiliki  satu  kesatuan  peran  dan  fungsi
yang  tidak  terpisahkan,  antara  kemampuan  mendidik,  membimbing, mengajar  dan  melatih.  Keempat  kemampuan  tersebut  merupakan
kemampuan  integratif,  yang  satu  dengan  lainnya  tidak  dapat dipisahkan.  Guru  harus  memiliki  kemampuan  keempat-empatnya
secara paripurna. Secara terminologis akademis, keempat kemampuan tersebut  dapat  dibedakan  antara  satu  dengan  yang  lainnya.  Namun,
dalam  kenyataan  praktik  di  lapangan,  keempat  hal  tersebut  harus menjadi  satu  kesatuan  utuh  yang  tidak  dapat  dipisah-pisahkan.
Menurut  Noor  Syam  dalam  Janawi  2013:  66,  secara  literal  metode berasal  dari  bahasa  Yunani  Greek  yang  terdiri  dari  dua  kosa  kata,
yaitu  metha  dan  hodos.  Metha  berarti  “melalui”  dan  hodos  berarti “jalan”.  Metode  dapat  diartikan  sebagai  cara  atau  jalan  yang  harus
dilalui untuk mencapai suatu tujuan. Menurut  Ahmad  Tafsir  dalam  Janawi  2013:  67,  secara  umum
membatasi  bahwa  metode  pendidikan  ialah  semua  cara  yang digunakan  dalam  upaya  mendidik.  Metode  pendidikan  adalah  suatu
cara yang
dipergunakan untuk
menyampaikan atau
mentransformasikan  isi  atau  bahan  pendidikan  kepada  anak  didik. Menurut  Janawi  2013:  75,  metode  mengajar    merupakan  cara  yang
dipakai  guru  untuk  menyampaikan  materi  pelajaran  kepada  peserta didik  dalam  proses  pembelajaran.  Metode    mengajar  yang  digunakan
guru  bermacam-macam  sesuai  dengan  materi  apa  yang  ingin disampaikan  dan  kebutuhan  waktu  yang  akan  digunakan.  Metode
mengajar  bermacam-macam  klasifikasi  dan  jenisnya  karena penggunaan metode dipengaruhi oleh banyak faktor, seperti:
a Tujuan apa yang akan dicapai
b Siswa  memiliki  perbedaan  pada  tingkat  kematangannya,
minatnya,  intelegensinya,  motivasinya,  dan  perbedaan  individu lainnya. Menurut Abdurrahman Shaleh dalam Janawi 2013: 76,
peserta didik perlu dipahami dengan baik. Ciri-ciri umum peserta didik  yaitu:  1  Peserta  didik  dalam  keadaan  berdaya  atau
eksploratif, maksudnya
dalam keadaan
berdaya untuk
menggunakan  kemampuannya,  kemauan  dan  sebagainya;  2
Mempunyai  keinginan  untuk  berkembang  kearah  dewasa;  3 Peserta  didik  memiliki  latar  belakang  yang  berbeda;  4  Peserta
didik  melakukan  penjelajahan  terhadap  alam  sekitarnya  dengan potensi-potensi dasar yang dimiliki secara individu.
c Situasi dan kondisi yang berbeda-beda
d Fasilitas, sarana dan prasarana yang berbeda
e Kemampuan yang dimiliki guru
f Materi pelajaran yang akan disampaikan
Upaya  guru  untuk  memilih  metode  yang  tepat  dalam  mendidik peserta  didiknya  harus  pula  disesuaikan  dengan  tuntutan  dan
karakteristik peserta didiknya. Seorang guru harus mengusahakan agar pelajaran  yang  diberikan  kepada  peserta  didiknya  mudah  diterima,
tidak  cukup  hanya  dengan  bersikap  lembut  saja.  Seseorang  harus memikirkan  metode-metode  yang  akan  digunakan,  seperti  memilih
waktu  yang  tepat,  materi  yang  cocok,  pendekatan  yang  baik, efektivitas  penggunaan  metode,  dan  sebagainya.  Untuk  itu,  seorang
guru  dituntut  untuk  mempelajari  berbagai  metode  sebelum  guru menggunakan metode yang digunakan dalam mengajarkan suatu mata
pelajaran, seperti
ceramah, bercerita,
mendemonstrasikan, memecahkan  masalah  problem  solving,  diskusi,  tanya  jawab,
pemberian  tugas  resitasi,  karyawisata,  sosiodrama,  eksperimen, latihan drill dan lainnya.