Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Selain terdapat museum-museum, di Kota Semarang terdapat lokasi yang erat kaitannya dengan pendidikan sejarah. Banyak lokasi bersejarah yang terdapat di Kota Semarang, misalnya kampung-kampung lama seperti Pecinan, Kauman, dan Pekojan. Kawasan Kota Lama yang terletak di bagian utara Kota Semarang dan perumahan di daerah Candi di “Semarang Atas” merupakan peninggalan sebagai bukti kehidupan masyarakat masa kolonial dan wujud fisik dari kebudayaan Indis. Di pusat Kota Semarang terdapat Tugu Muda, monumen yang dibangun untuk memperingati peristiwa Pertempuran Lima Hari di Semarang pada 15-19 Oktober 1945. Bangunan kuno keagamaan juga terdapat di Kota Semarang, seperti Kelenteng Sam Po Kong dan kelenteng-kelenteng yang ada di kawasan Pecinan. Kelenteng kuno yang terdapat di Semarang menjadi pertanda pluralisme yang ada di masyarakat Semarang. Di Semarang bagian Selatan terdapat tempat-tempat yang berhubungan dengan sejarah pembangunan Masjid Demak, seperti Goa Kreo dan Jatingaleh. Dengan demikian, diasumsikan perkembangan wacana kesejarahan dan pengembangan pendidikan sejarah di Kota Semarang cukup dinamis karena banyaknya peninggalan sejarah yang dapat dmanfaatkan sebagai sumber belajar, terutama sejarah lokal. Berkaitan dengan sejarah kontroversial, berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Abu Su’ud 2008a terhadap guru-guru sejarah di Kota Semarang dihasilkan simpulan bahwa terdapat kecenderungan adanya ketertarikan di kalangan guru terhadap sejarah kontroversial. Ini menjadi modal awal tentang apakah guru juga memiliki kecenderungan untuk mengajarkan sejarah kontroversial dalam pembelajaran sejarah. Di kota Semarang pada saat ini telah disusun LKS yang berisi rangkuman materi standar oleh MGMP. LKS ini dengan demikian disusun berdasarkan musyawarah guru-guru sejarah yang ada di Kota Semarang. LKS tersebut menjadi pegangan bagi guru dan peserta didik untuk membantu pelaksanaan pembelajaran sejarah, namun sebaran LKS tersebut belum merata di seluruh Kota Semarang, karena tidak semua guru sejarah tergabung dalam MGMP Sejarah Kota Semarang. Akan tetapi, walaupun belum terdistribusi secara menyeluruh di SMA Kota Semarang, keberadaan LKS yang disusun oleh MGMP menjadi salah satu indikator bahwa ada upaya yang dilakukan oleh guru-guru sejarah di SMA Kota Semarang untuk menyusun materi standar. Pada penelitian ini, diambil 3 sekolah yang dijadikan sebagai lokasi penelitian, yakni SMA N 1 Semarang, SMA N 5 Semarang, dan SMA N 12 Semarang. Pemilihan sekolah tersebut berdasarkan kategori dari Kementerian Pendidikan Nasional adalah tiga kategori, yakni SMA N 1 Semarang sebagai RSBI, SMA N 5 Semarang sebagai SKM, dan SMA N 12 Semarang sebagai RSKM. 1 SMA N 1 Semarang SMA N 1 Semarang merupakan salah satu sekolah tertua di Kota Semarang. Gedung SMA ini merupakan salah satu bangunan kuno bersejarah di Kota Semarang yang berlokasi di Jalan Menteri Supeno. Bangunan ini di bangun oleh Pemerintah Hindia Belanda pada tahun 1936 - 1938 dan diresmikan pada tahun 1939. Bangunan ini merupakan pengembangan dari HBS V Hogere Bunger School yang telah didirikan sebelumnya di Jalan Pemuda sekarang SMA Negeri 3 Semarang. Diresmikan oleh Gubernur Hindia Belanda Tjarda van Starkenborg Stahoudi, dengan pesta kembang api yang meriah pada tahun 1939 http:members. tripod.comalumni_smansasekilas sejarah.htm. SMA N 1 Semarang sampai sekarang berkembang menjadi salah satu sekolah yang telah memiliki posisi tersendiri di masyarakat Kota Semarang. SMA N 1 Semarang terletak di pusat Kota Semarang, berada di kompleks simpang lima dan kantor gubernur Jawa Tengah dan DPRD yakni di Jln. Menteri Supeno No 1 Semarang. , diunduh 12 Januari 2010. Pengalaman SMA N 1 Semarang dalam mengelola pendidikan di Kota Semarang telah mendapatkan penilaian dari masyarakat sebagai sekolah papan atas dan favorit. Selain atribusi yang diberikan oleh masyarakat sebagai sekolah papan atas, ditinjau dari aspek formal, SMA ini juga telah termasuk dalam Rintisan Sekolah Berstandar Internasional RSBI. Sebagai RSBI, SMA N 1 Semarang saat ini tengah berupaya untuk meraih pencapaian-pencapaian tertentu untuk meningkatkan mutu pendidikan bagi peserta didik. Pada saat ini, SMA N 1 Semarang memiliki visi “Prima dalam Prestasi, Santun dalam Perilaku”, dan misinya adalah: 1 Melaksanakan pembelajaran dan bimbingan secara efektif , sehingga setiap siswa berkembang secara optimal , sesuai dengan potensi yang dimiliki; 2 Menumbuhkan semangat keunggulan secara intensif kepada seluruh warga sekolah; 3 Menumbuhkan semangat keunggulan secara intensif kepada seluruh warga sekolah; 4 Menumbuhkan penghayatan terhadap ajaran agama yang dianut dan juga etika moral sehingga menjadi sumber kearifan dan kesantunan dalam bertindak; 5 Menerapkan manajemen partisipatif dengan melibatkan seluruh warga sekolah dan stake holder sekolah. Sebagai RSBI, SMA N 1 Semarang telah menerapkan secara penuh KTSP, selain itu terdapat pula beberapa tambahan dalam kurikulum yang dilaksanakan untuk menuju pada SBI, sehingga memiliki standar yang lebih tinggi daripada SSN ataupun SKM dalam hal standar kompetensi lulusan, standar isi, standar proses, standar sarana dan prasarana, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar manajemen, standar pembiayaan, standar penilaian. . fasilitas penunjang pembelajaran tidak menjadi hal yang bermasalah. SMA N 1 telah menerapkan sistem moving class. Artinya pembelajaran tidak terpaku dalam satu kelas saja, tetapi dibagi dalam kelas-kelas yang masing-masing kelas disediakan untuk satu mata pelajaran. Terdapat dua kelas yang digunakan dalam pembelajaran sejarah dan pada tiap kelas telah terpasang LCD sebagai media pembelajaran yang diproyeksikan. Fasilitas lain yang terdapat di sini adalah ruang multimedia yang memiliki perangkat software dan hardware yang memadai, perpustakaan, laboratorium untuk pelajaran dalam rumpun IPA dan laboratorium bahasa telah tersedia, tetapi belum memiliki laboratorium untuk sejarah. Fasilitas penunjang seperti lapangan olah raga, musholla, kantin, lapangan upacara, dan ruang kegiatan ekstrakurikuler tersedia dalam kapasitas yang memadai. Pada tahun 20092010, SMA N 1 Semarang terdiri atas 37 kelas. Kelas X terdiri atas 13 kelas, kelas XI dan XII terbagi menjadi masing-masing 12 kelas. Kelas XI terbagi menjadi 8 kelas IPA dan 4 kelas IPS. Kemudian pada kelas XII, terbagi menjadi sembilan kelas IPA dan tiga kelas IPS. Peserta didik telah dipilih melalui seleksi yang ketat, karena tuntutan standarisasi dan kualitas. Sebagian berasal dari masyarakat perkotaan dan kalangan menengah ke atas. Di kalangan masyarakat Semarang, SMA ini dikenal sebagai sekolah “pejabat” karena banyak peserta didik memiliki orang tua pejabat. Terdapat 4 guru sejarah di SMA ini, yakni Dra. Susilowati, Dra. Zainab Inawati, Dra. Ningrum S., dan Drs. Sugeng H. Semua guru lulusan IKIP Negeri Semarang sekarang Universitas Negeri Semarang, berpengalaman lebih dari 20 tahun, dan telah tersertifikasi. Saat ini ada satu guru yang tengah melakukan studi lanjut, yakni Susilowati di Universitas Semarang. 2 SMA N 5 Semarang SMA N 5 Semarang sangat strategis, karena berada di pusat Kota Semarang, yakni di Jalan Pemuda 143. Akses untuk menjangkau juga cukup mudah, karena hampir setiap kendaraan umum melintas di Jalan Pemuda. SMA N 5 Semarang lahir pada tanggal 1 Agustus 1964. Tahun pertama bertempat di AKPOL Candi Semarang. Tahun 1965 pindah ke SPG Negeri sekarang SMU Kartini. Sejak bulan Januari 1966 pindah ke bekas sekolah thionghoa I Whan Wha Ing. Tahun 1971 dijadikan PPSP unit I Jateng. Tahun 1985 SMA PPSP merger dengan SMA Laboratorium IKIP menjadi SMA 5 Semarang http:www.sman5smg.com SMA N 5 Semarang telah termasuk dalam SKM Sekolah Kategoru Mandiri. Berdasarkan penjelasan PP No. 19 Tahun 2005 Pasal 11 ayat 2 bahwa ciri Sekolah Kategori MandiriSekolah Standar Nasional adalah terpenuhinya standar nasional pendidikan dan mampu menjalankan sistem kredit semester. Sebagai SKM, SMA N 5 Semarang telah termasuk dalam Sekolah Standar Nasional SSN. SSN merupakan sekolah yang sudah hampir memenuhi delapan SNP yaitu: standar kompetensi lulusan, standar isi, standar proses, standar sarana dan prasarana, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar manajemen, standar pembiayaan, standar penilaian. , 11 Januari 2010. http:www.depdiknas.go.idcontent.php?content=file_edupedia. Kriteria yang dimiliki oleh SMA N 5 Semarang adalah kinerja Sekolah indikator terakreditasi A, rerata nilai UN tiga tahun terakhir minimum 7,00 dengan persentase 90 . Selain itu telah melaksanakan manajemen berbasis sekolah. Rata-rata untuk satu kelas berjumlah 32 orang. Guru-guru di SMA N 5 Semarang telah memenuhi kualifikasi akademik S1 dan telah sesuai dengan latar belakang pendidikan. Fasilitas di sekolah selain terdapat ruang adminstrasi dan ruang belajar, terdapat pula sarana penunjang seperti ruang Unit Kesehatan, tempat Olah Raga, tempat ibadah, lapangan bermain, komputer untuk administrasi, laboratorium: Bahasa, Teknologi informasikomputer, Fisika, Kimia, Biologi, Multimedia, IPS, dan perpustakaan yang memiliki koleksi buku setiap mata pelajaran. Di SMA ini internet telah dapat diakses dengan baik. Pelaksanaan pembelajaran sejarah telah menggunakan sistem moving class, tetapi masih belum optimal karena ruang sejarah belum digunakan secara maksimal. Kurikulum yang diterapkan sepenuhnya telah menggunakan KTSP. Pada tahun 20092010 SMA N 5 Semarang memiliki 29 kelas. Terdiri atas 9 kelas X, 10 kelas XI, dan juga 10 kelas XII. Kelas XI terbagi atas beberapa kelas, yakni 8 kelas IPA dan 2 kelas IPS, kelas XII terbagi menajadi 8 kelas IPA dan 2 kelas IPS. Peserta didik berasal dari berbagai kalangan, namun yang terbanyak adalah dari perkotaan. Guru sejarah di SMA ini ada tiga guru, yakni Dra. Mindarwati ZRD, Drs. Suratno, dan Dra. Sri Lestari. Seluruh guru sejarah telah tersertifikasi sebagai guru. Sri Lestari merupakan guru sejarah paling senior, lulusan Jurusan Sejarah dari IKIP Negeri Semarang dan telah berpengalaman mengajar selama 30 tahun. Mindarwati dan Suratno sama-sama berpengalaman mengajar selama 24 tahun. Mindarwati adalah sarjana pendidikan sejarah lulusan IKIP Negeri Surabaya, sedangkan Suratno adalah lulusan Jurusan Sejarah IKIP Negeri Semarang. 3 SMA N 12 Semarang SMA N 12 Semarang merupakan sekolah negeri yang terdapat di ujung selatan Kota Semarang dan di tepi Kota Semarang. Sekolah ini terletak di Jalan raya Ungaran-Gunungpati. Berdasarkan pengelompokan dari Departemen Pendidikan Nasional, SMA N 12 termasuk dalam kategori sekolah standar nasional SSN dan saat ini SMA N 12 Semarang termasuk dalam Rintisan Sekolah Kategori Mandiri RSKM. SSN adalah sekolah yang sudah hampir memenuhi delapan SNP http:www.depdiknas.go.idcontent.php?content =file_edupedia. Berdasarkan PP No 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, delapan komponen standar nasional pendidikan meliputi standar kompetensi lulusan, standar isi, standar proses, standar sarana dan prasarana, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar manajemen, standar pembiayaan, standar penilaian. SMA ini memiliki 21 kelas. Masing-masing kelas terdiri atas 7 kelas. Kelas XI terdiri atas 3 kelas IPA dan 4 kelas IPS, kelas XII terdiri atas 3 kelas IPA dan 4 kelas IPS. SMA N 12 memiliki visi “Berprestasi dan Berakhlak Mulia”. Misi dari SMA N 12 adalah “mengelola sekolah sebagai pusat wawasan wiyata mandala secara sungguh-sungguh, efektif, efisien, dan profesional demi terwujudnya sumber daya manusia yang berkualitas”. Kurikulum yang diterapkan adalah KTSP, sehingga pelakasanaan pembelajarannya telah disesuaikan dengan standar isi yang belaku dalam KTSP. Peserta didik berasal dari masyarakat sekitar SMA dan sebagian besar dari keluarga yang berprofesi sebagai petani, pegawai, dan pedagang Wawancara dengan Heri Rohayuningsih, 13 Januari 2010. Dengan demikian, peserta didik rata-rata berasal dari lapisan sosial menengah. Guru sejarah ada 2 orang, yaitu Hari Rohayuningsih, S.Pd. dan Sugiyarto S.Pd. Hari Rohayuningsih merupakan lulusan dari Jurusan Sejarah IKIP Negeri Semarang tahun 1999. Dengan demikian ia telah berpengalaman mengajar selama 10 tahun dan telah tersertifikasi. Sugiyarto adalah lulusan dari Jurusan Sejarah IKIP Negeri Semarang tahun 1995. Ia telah berpengalaman mengajar selama 15 tahun, dan telah tersertifikasi. Fasilitas belajar secara umum yang tesedia cukup memadai, walaupun sarana penunjang pembelajaran sejarah belum maksimal. LCD masih terbatas dan belum tersedia di setiap ruang. Film-film sejarah juga masih minim. Laboratorium IPS sebagai tempat belajar sejarah juga belum ada.

b. Sejarah Kontroversial dalam KTSP

Penelitian ini berangkat dari asumsi bahwa sifat kontroversial tidak dapat dilepaskan dari sejarah Kochhar, 2008: 450. Oleh karena itu, pembelajaran sejarah juga senantiasa lekat dalam permasalahan kontroversi. Sifat kontroversial tersebut muncul dalam materi-materi yang diajarkan dalam pembelajran sejarah. Di dalam KTSP, kecenderungan munculnya materi sejarah kontroversial pada dasarnya lebih leluasa, karena guru-guru memiliki kesempatan untuk mengembangkan materi ajar sesuai dengan kebutuhan dan konteks lingkungan belajar siswa. Beberapa aspek kontroversial yang termasuk dalam materi pembelajaran sejarah terdapat hampir di semua kelas dan programjurusan. Materi-materi tersebut sesuai dengan pembagian kelas dapat diuraikan sebagai berikut 1 Kelas X Pada kelas X, Standar Kompetensi SK yang dijadikan landasan umum pelaksanaan pembelajaran sejarah adalah 1 memahami prinsip dasar ilmu sejarah, dan 2 menganalisis peradaban Indonesia dan dunia. Secara umum, materi yang diajarkan pada kelas X terbagi dalam dua kelompok besar, pertama materi-materi yang terkait dengan prinsip-prinsip dasar ilmu sejarah. Materi kedua terkait dengan peradaban masyarakat awal di dunia dan Indonesia. Di kelas X, kontroversi yang muncul berkaitan dengan cakupan materi yang termasuk dalam masa prasejarah atau praaksara. Kontroversi yang muncul terkait dengan asal usul kehidupan, khususnya tentang perkembangan manusia purba. Kontroversi tentang manusia purba dan kehidupan manusia pada masa prasejarah menjadi topik yang muncul dalam kompetensi dasar “menganalisis asal-usul dan persebaran manusia di kepulauan Indonesia”. Kontroversi tentang permasalahan asal-usul manusia menjadi semakin rumit ketika proses kemunculan manusia dibenturkan dengan pendapat munculnya manusia ditinjau dari versi agama. Dalam agama Islam dan Kristen, penganutnya mempercayai bahwa manusia yang pertama diciptakan adalah Adam. Sementara itu ditinjau dari aspek ilmiah, ada berbagai macam hipotesis tentang munculnya manusia purba dan persebarannya. Dalam konteks Indonesia ada banyak pendapat yang dikemukakan tentang perkembangan manusia Indonesia. Ada yang mengemukakan bahwa bangsa Indonesia berawal dari satu daerah dan menggunakan bahasa Campa, seperti pendapat dari H. Kern dan