Sejarah Kontroversial Kajian Teori
sejarah kontroversial, antara pendapat satu dengan pedapat lain masing- masing memiliki landasan yang menurut penulisnya adalah kuat. Sebuah isu
dapat menjadi kontroversial karena memberi dampak politik, sosial, maupun personal serta membangkitkan perasaan karena berkaitan dengan hal yang
mempertanyakan kepercayaan dan nilai yang dianut Global Citizenship Guides, 2006: 2. Permasalahan tresebut dapat menjadi lebih rumit apabila
sulit untuk dijelaskan dan disebabkan adanya perbedaan yang kuat dalam cara pandang terhadap perbedaan karena masalah pengalaman, minat, dan nilai-
nilai tertentu. Wellington yang dikutip Cavet 2007: 2 menyatakan bahwa “a
controversial issue must: involve value judgements, so that the issues cannot be settled by facts, evidence or experiment alone; be considered important by
an appreciable number of people” masalah kontroversial harus: melibatkan
penilaian, sehingga masalah tidak dapat diselesaikan oleh fakta, bukti atau percobaan sendiri; dianggap penting oleh jumlah orang yang cukup banyak.
Cavet 2007: 2 mengutip The report Teaching controversial issues: A European perspective from the Childrens Identity Citizenship in Europe
programme menyatakan bahwa “a controversial issue is one in which: there
are competing values and interests; there is political sensitivity; emotions become strongly aroused; the subjectarea is complex; the subjectarea is of
topical interest” . masalah kontroversial adalah satu di mana: ada bersaing
nilai-nilai dan kepentingan, ada sensitivitas politik; emosi menjadi sangat
terangsang; subjekarea adalah kompleks; subjekkawasan adalah kepentingan topikal
Sifat kontroversial hampir selalu ada dalam sejarah. Hal ini karena sejarah senantiasa berproses dan bukan sebagai suatu hal yang sudah selesai,
sehingga ada kecenderungan munculnya fakta-fakta dan interpretasi- interpretasi baru terhadap suatu peristiwa sejarah Kochhar, 2008: 453.
Dengan demikian, terdapat beberapa pendapat yang berbeda tentang suatu peristiwa sejarah, yang pada akhirnya memunculkan beberapa versi. Sejarah
kontroversial senantiasa muncul akibat perbedaan pandangan tentang suatu peristiwa di kalangan sejarawan atau masyarakat yang dilandasi perbedaan
perolehan sumber sampai dengan masalah interpretasi yang berbeda. Ada beberapa sejarah kontroversial yang disampaikan dalam kelas.
Jika ditinjau dari pengaruhnya terhadap masyarakat pada masa sekarang, ada dua jenis sejarah kontroversial. Kategori pertama sejarah kontroversial adalah
kontroversi terhadap sejarah yang terjadinya pada kurun waktu yang lama dari sekarang atau disebut juga sejarah nonkontemporer. Kategori kedua adalah
sejarah kontroversial yang terjadinya pada masa kontemporer Tsabit Azinar Ahmad, 2008: 119.
Sejarah kontroversial kategori pertama menjadi bersifat kontroversial karena adanya perbedaan pendapat, teori, atau pendekatan yang dilakukan
sejarawan dalam melakukan penulisan sejarah. Secara umum, adanya perbedaan pandangan itu menurut tipologi Asvi Warman Adam 2007 b: 4
hanya disebabkan adanya ketidaktepatan dan ketidaklengkapan fakta dan
interpretasi yang dilakukan, dan biasanya ketidaktepatan itu muncul setelah ada beberpa sejarawan yang mengungkapkan ketidaktepatan itu menurut versi
sejarawan itu. Artinya sifat kontroversial ini sangat tergantung dari sejarawan. Hal ini karena pada kategori ini tidak terdapat sumber primer berupa pelaku
atau saksi sejarah, sehingga sejarawan memainkan peranan penuh dalam menuliskan suatu peristiwa sejarah.
Beberapa sejarah kontroversial untuk kategori pertama antara lain perbedaan pendapat tentang masuknya pengaruh Hindu Budha di Nusantara,
perdebatan antara Poerbatjaraka dan F.D.K. Bosch tentang dinasti yang terdapat di kerajaan Mataram lama, pendapat tentang masuknya Islam di
Nusantara, sampai pada mitos tentang penjajahan nusantara selama 350 tahun. Kategori pertama ini tidak terlalu menyebabkan adanya perdebatan dalam
masyarakat. Sejarah kontroversial kategori kedua adalah sejarah yang biasanya
dimasukkan ke dalam kategori sejarah kontemporer. Sejarah kontemporer merupakan satu istilah untuk menyebutkan satu pembabakan dalam sejarah
yang rentang waktu terjadinya tidak terlalu lama dengan masa sekarang, atau masa ketika sejarah itu menjadi satu kajian dalam ilmu sejarah Nugroho
Notosusanto, 1978. Batasan kontemporer ini belum jelas, akan tetapi bila ditinjau dari saat ini peristiwa sejarah kontemporer adalah mulai tahun 1940-
an. Sejarah kontemporer cenderung bersifat kontroversial karena kadar
subjektivitas yang terkandung dalam sejarah kontemporer lebih besar daripada
masa-masa sebelumnya. Hal ini karena pelaku atau saksi sejarahnya masih ada dan masih memiliki satu implikasi yang dirasakan oleh sebagian masyarakat
pada masa ini Tsabit Azinar Ahmad, 2007: 3. Hal lain yang menyebabkan kontroversial adalah bahwa peristiwa
sejarah kotemporer masih belum selesai sepenuhnya, tetapi senantiasa berproses. Lebih lanjut lagi dinyatakan bahwa masih banyak terjadi perbedaan
pandangan para pelaku sejarah berkaitan dengan satu peristiwa sejarah, dan ada pula perbedaan pandangan antara temuan berupa fakta-fakta baru dengan
pemahaman masyarakat yang berkembang selama ini. Merujuk tipologi Asvi Warman Adam 2007 b: 4, sejarah kontroversial yang termasuk ke dalam
sejarah kontemporer disebabkan oleh tiga faktor sekaligus, yakni adanya ketidaktepatan, ketidaklengkapan, dan ketidakjelasan dari fakta dan
interpretasi yang dilakukan dalam penyusunan suatu tulisan sejarah. Ditinjau dari aspek pengaruhnya terhadap masyarakat, sejarah
kontroversial kategori kedua memberikan dampak yang lebih dirasakan oleh masyarakat. Hal ini karena peristiwa yang terjadi pada kurun sejarah
kontemporer secara teoretis menjadi kajian yang lebih membuka peluang bagi masyarakat luas untuk mengulas dan memperoleh sumber-sumber berkaitan
dengan masa tersebut secara lebih mudah. Ketersediaan sumber primer berupa pelaku atau saksi sejarah juga masih ada. Selain itu memori kolektif
masyarakat tentang satu peristwa tersebut juga masih sangat kuat. Permasalahan lainnya adalah adanya kemungkinan terbentuknya satu
konstruk pemikiran yang kuat dalam masyarakat tentang satu pemahaman
sejarah, walaupun belum tentu pemahaman yang selama ini diyakini adalah benar adanya Tsabit Azinar Ahmad, 2007: 5. Adanya hal ini telah
menyebabkan adanya satu hal yang memacu terjadinya pertentangan terhadap satu peristiwa sejarah ketika pada satu saat ditemukan fakta baru yang bertolak
belakang dari pemahaman masyarakat selama ini diyakini. Selain permasalahan yang berkaitan dengan permasalahan
metodologis, satu hal yang menyebabkan sejarah kontemporer itu cenderung bersifat kontroversial adalah adanya unsur kepentingan lain yang bermain di
dalam sejarah. Kepentingan itu bisa datang dari pihak-pihak yang terlibat dalam satu peristiwa sejarah atau dari pihak-pihak yang ingin memanfaatkan
satu peristiwa sejarah untuk tujuan-tujuan tertentu Tsabit Azinar Ahmad, 2007: 6. Kepentingan yang datang dari pihak pelaku sejarah ataupun
keturunannya karena pelaku sejarah merasa dirugikan dengan adanya penulisan sejarah dari pihak tertentu.
Beberapa peristiwa sejarah yang dapat diklasifikasikan masih bersifat kontroversial antara lain Gerakan 30 September, peristiwa seputar Surat
Perintah Sebelas Maret Supersemar, Serangan Umum 1 Maret 1949, lahirnya Pancasila, lahirnya Orde Baru, dan Integrasi Timor-Timur. Berkaitan dengan
sejarah yang bersifat kontroversial, Bambang Purwanto 2001a: 112 menjelaskan bahwa
... in fact many controversies in Indonesia history during the last fifty years. Four of them
, Serangan Umum Satu Maret 1 March Attack of 1949,
Gerakan 30 September 30 September Movement of 1965, Surat Perintah Sebelas Maret 11 March Instruction of 1966, and social-
political role of Indonesian armed forces…
Dari tulisan Purwanto 2005, yang menarik adalah tentang kontroversi keempat, yakni social-political role of Indonesia armed forces peran sosial-
politik kepemimpinan Angkatan Darat di Indonesia. Kontroversi tersebut terletak pada tindakan militer pada saat revolusi dan penumpasan pergerakan
lokal, konflik ideologi internal pada tahun 1950-an, keterlibatan pemimpin tentara dalam kegiatan ekonomi dan politik pada masa demokrasi terpimpin,
serta kepemimpinan militer yang dominan pada pemerintahan Orde Baru Purwanto, 2001:116.
Beberapa peristiwa sejarah kontemporer yang termasuk dalam sejarah kontroversial yang dapat dijadikan materi pembelajaran di kelas sejarah antara
lain kontroversi tentang penetapan tanggal 20 Mei sebagai Hari Kebangkitan Nasional, peristiwa Madiun 1948, peristiwa Serangan Umum 1 Maret 1949 di
Yogyakarta, peristiwa 17 Oktober 1952, Gerakan 30 September, perdebatan seputar Surat Perintah Sebelas Maret Supersemar, peristiwa Malari 1974,
permasalahan Timor-Timur, sampai dengan peristiwa seputar reformasi dan jatuhnya Soeharto pada 1998. Akan tetapi, yang paling banyak diperdebatkan
di masyarakat adalah Gerakan 30 September, Supersemar, dan Serangan Umum 1 Maret 1949 Asvi Warman Adam, 2007 b: 14.
Tabel 1 Beberapa Aspek Perbedaan dalam Sejarah Kontroversial Nonkontemporer dan Kontemporer
Aspek Perbedaan Kategorisasi Sejarah Kontroversial
Sejarah Kontroversial Nonkontemporer
Sejarah Kontroversial Kontemporer
Aspek temporal Rentang waktu terjadinya
lama dari masa sekarang pada saat dilakukan kajian
Terjadi pada kurun waktu yang tidak terlalu lama dari
sekarang
Ketersediaan sumber primer
Sumber primer hanya berupa peninggalan atau
bukti berupa benda Masih terdapat pelaku dan
saksi sejarah
Alasan kontroversial
o adanya perbedaan
pendapat, teori, atau pendekatan yang
dilakukan sejarawan dalam melakukan
penulisan sejarah o
subjektivitas yang lebih besar
o ada perbedaan padangan
dari pelaku sejarah o
adanya unsur kepentingan lain di
dalam sejarah Penyebab
o ketidaktepatan dan
ketidaklengkapan fakta dan interpretasi yang
dilakukan o
adanya ketidaktepatan, ketidaklengkapan, dan
ketidakjelasan dari fakta dan interpretasi yang
dilakukan
Sifat Sejarawan memegang
peranan penting Terbuka bagi masyarakat
untuk mencari data Akses masyarakat
untuk pencarian data
Masyarakat sulit untuk mengaksesmencari data
fakta tentang peristiwa sejarah
Masyarakat mudah mengakses informasi
tentang peristiwa sejarah kontemporer
Pengaruh di masyarakat
tidak terlalu menyebabkan adanya perdebatan dalam
masyarakat memberikan dampak yang
lebih dirasakan oleh masyarakat
Contoh perbedaan pendapat
tentang masuknya pengaruh Hindu Budha di
Nusantara, pendapat tentang masuknya Islam di
Nusantara peristiwa Madiun 1948,
peristiwa Serangan Umum 1 Maret 1949, Gerakan 30
September, perdebatan seputar Surat Perintah
Sebelas Maret Supersemar
Sumber: Tsabit Azinar Ahmad 2008: 119
Kategorisasi sejarah kontroversial seperti yang dijelaskan di atas, tidaklah bersifat tertutup. Artinya ada kecenderungan munculnya peristiwa-
peristiwa sejarah nonkontemporer yang memiliki sifat seperti sejarah kontemporer, seperti adanya peristiwa yang terjadi jauh dari masa sekarang
yang memberi pengaruh terhadap masyarakat pada masa kini. Sejarah kontroversial nonkontemporer juga masih dapat memunculkan perdebatan
dalam masyarakat ketika ada versi sejarah yang bertentangan dengan pemahaman sejarah masyarakat selama ini. Hal ini disebabkan proses sejarah
telah menjadi konsensus di kalangan masyarakat. Contoh kasus seperti ini adalah tentang peristiwa pembantaian yang dilakukan oleh raja Mataram yang
membunuh tokoh agama pada abad XVII. Selain kategorisasi yang dilakukan oleh Tsabit Azinar Ahmad 2008,
ada kategorisasi sejarah kontroversial dari S. K. Kochhar 2008: 453 yang menjelaskan bahwa ada dua jenis isu kontroversial dalam sejarah, yakni 1
kontroversial mengenai fakta-fakta, dan 2 kontroversial mengenai signifikansi, relevansi, dan interpretasi sekumpulan fakta. Isu kontroversial
jenis pertama, yakni kontroversi mengenai fakta-fakta terjadi karena kurangnya data atau tidak masuk akalnya suatu penemuan. Di dalam isu
kontroversial jenis ini pertanyaan berkaitan dengan “apa”, “siapa”, “kapan”, dan “di mana”. Di dalam sejarah Indonesia, permasalahan kontroversial yang
termasuk dalam kategori ini misalnya tentang siapa yang pertama kali membawa pengaruh India ke Nusantara, kapan Islam pertama masuk di
Nusantara.
Jenis isu kontroversial interpretasi karena pendekatan yang dilakukan oleh sejarawan tidak ilmiah, bias, dan dipengaruhi prasangka. Kontroversi
yang disebabkan oleh interpretasi berada pada pertanyaan tentang “mengapa” dan “bagaimana” peristiwa tersebut terjadi. Terkadang peristiwa atau
fenomena dipelajari secara tertutup, sehingga interpretasi sejarawan terhadap suatu peristiwa bisa salah dan mengakibatkan kontroversi Kochhar, 2008:
453-454. Permasalahan kontroversi karena perbedaan interpretasi sejarawan terjadi seperti ketika sejarawan-sejarawan mengeluarkan versi yang berbeda
tentang peristiwa Gerakan 30 September. Ada sebagian sejarawan yang menyatakan bahwa permasalahan tersebut terjadi karena konflik internal di
tubuh Angkatan Darat, ada pula yang menyatakan bahwa Suharto yang menjadi dalang. Sementara itu muncul pula teori tentang keterlibatan Sukarno
atau CIA sebagai faktor yang utama. Kemudian yang tidak kalah penting adalah tentang berkembangnya “versi resmi” bahwa yang menjadi penggerak
adalah Parai Komunis Indonesia.