Simpulan tesis tsabit azinar ahmad sejarah pps uns 2010

signifikan terhadap pelaksanaan pembelajarannya. Pelaksanaan critical pedagogy masih berjalan setengah hati karena konsep yang dipegang oleh guru masih berada dalam tahap refleksi. Sementara itu masih ada beberapa kelemahan dalam tahap aktualisasi. Hal ini tampak dengan adanya kecenderungan guru untuk menghindari isu kontroversial dalam pelaksanaan pembelajaran. Ada beberapa apek yang masih lemah dalam pelaksanaannya, seperti lemahnya aspek komprehensivitas dalam penyampaian materi, belum optimalnya metode dekodifikasi, dan tahapan pembelajaran masih berada pada tahap refleksi. Pada pembelajaran critical pedagogy tampak kecenderungan yang kuat adanya ketakterkaitan antara pembelajaran, masyarakat, dan perkembangan historiografi. Hal ini membawa konsekuensi adanya ketakterkaitan pula dalam hal kebijakan, keterbukaan media massa, dan jiwa zaman zeitgeist, sehingga menyebabkan pembelajaran menjadi out of context, yang dapat memunculkan kekhawatiran bahwa pendidikan sejarah tidak mampu mengembangkan kemampuan peserta didik untuk menjawab berbagai persoalan yang ada di masyarakat. Implementasi critical pedagogy dalam pembelajaran sejarah kontroversial yang belum optimal disebabkan adanya kendala-kendala dalam pembelajarannya. Kendala itu tampak dari beberapa aspek mulai dari perencanaan, pelaksanaan, dan faktor penunjang. Kendala-kendala yang ditemui dalam kelas sejarah secara umum dapat disebabkan oleh dua faktor, yakni 1 faktor intern dan 2 faktor ekstern. Faktor intern yakni adanya perubahan dalam corak historiografi Indonesia pascareformasi. Faktor ekstern berasal dari luar sejarah yang memengaruhi sejarah dan pendidikan sejarah. Antara faktor intern dan ekstern tersebut tidak berdiri sendiri independent, tetapi menjadi satu rangkaian yang memunculkan hubungan kausalitas dan hubungan kebergantungan interdependent, di mana faktor intern sangat mempengaruhi faktor ekstern. Pembelajaran sejarah kontroversial dalam perspektif critical pedagogy memiliki potensi untuk dapat menarik minat peserta didik dan melibatkan mereka aktif dalam menanggapi berbagai permasalahan. Adanya potensi yang dimiliki dalam pembelajaran sejarah kontroversial mendorong apresiasi yang baik di kalangan peserta didik. Apresiasi tersebut tampak dari rasa ingin tahu yang besar terhadap peristiwa sejarah kontroversial. Peserta didik pada dasarnya tertarik ketika diberikan fakta-fakta yang berbeda dengan fakta sejarah yang selama ini diketahuinya. Akan tetapi apresiasi peserta didik masih sebatas apresiasi di dalam kelas. Ada sebagian kalangan peserta didik yang hanya menganggap sejarah sebagai pelajaran pelengkap, sehingga posisinya dinomorduakan.

B. Implikasi

Critical pedagogy sebagai sebuah pendekatan pendidikan yang memberikan kesadaran kritis bagi peserta didik sangat relevan untuk diterapkan dalam pembelajaran sejarah kontroversial. Critical pedagogy dalam pembelajaran sejarah memberikan sebuah tawaran dalam melihat realitas yang terjadi di masyarakat, yakni bahwa segala sesuatu tidak lepas dari jeratan kekuasaan dan politik dalam sebuah proses hegemoni. Akan tetapi karena keberadaannya masih terbatas, menyebabkan pembelajaran sejarah kontroversial belum belum berjalan secara optimal. Dengan demikian, ada kekhawatiran pembelajaran sejarah kontroversial tidak mengalami perkembangan yang baik dan tidak dapat berfungsi sebagai sebuah sarana untuk memberdayakan peserta didik dan sebagai media transformasi sosial. Selama ini pemahaman guru hanya sebatas pada konsep universal yang terdapat dalam critical pedagogy, sehingga pelaksanaannya masih setengah hati. Dengan demikian, muncul kesulitan bagi guru-guru untuk memasuki tahapan aktualisasi dalam pembelajaran. Pelaksanaan critical pedagogy dalam pembelajaran masih setengah hati, sehingga menyebabkan belum tercapainya kesadaran, pola pikir, dan sikap kritis di kalangan peserta didik. Pelaksanaan critical pedagogy dalam pembelajaran yang belum optimal merupakan sebuah faktor yang berpengaruh menghambat pencapaian tujuan pembelajaran sejarah kontroversial. Belum optimalnya implementasi critical pedagogy menyebabkan pendidikan ke arah demokratisasi dan pemahaman multikultural mengalami kendala. Tidak tercapainya tujuan pembelajaran menyebabkan kekhawatiran masih munculnya “dosa sejarah” berupa vonis bersalah terhadap suatu kelompok masyarakat akibat peristiwa di masa lampau dan “dendam sejarah” berupa kebencian terhadap suatu kelompok masyarakat kepada kelompok lain akibat suatu peristiwa sejarah. Dengan demikian, permasalahan implementasi critical pedagogy dalam pembelajaran sejarah kontroversial merupakan permasalahan yang mendesak dan sesegera mungkin harus diatasi. Kendala dalam implementasi critical pedagogy pada pembelajaran sejarah kontroversial merupakan faktor-faktor yang menghambat pencapaian tujuan