pembelajaran sejarah kontroversial. Belum adanya metode yang baku dalam implementasi critical pedagogy dalam pembelajaran sejarah kontroversial
menyebabkan adanya perbedaan metode yang digunakan serta kegamangan dalam pelaksanaan pembelajaran. Ditinjau dari aspek penunjang, ada
permasalahan berupa belum optimalnya peran dari MGMP, MSI, LPTK dalam pembelajaran sejarah kontroversial.
4. Apresiasi Peserta Didik terhadap Implementasi Critical pedagogy dalam
Pembelajaran Sejarah Kontroversial
Pembelajaran sejarah kontroversial dalam perspektif critical pedagogy memberikan peserta didik pengalaman-pengalaman dan wawasan yang baru,
sekaligus berpotensi melatih kemampuan berpikir analitis mereka. Dari hasil penelitian, peserta didik memiliki ketertarikan terhadap materi-materi sejarah
kontroversial. Sejarah kontroversial secara psikologis telah mendorong rasa ingin tahu curiousity di kalangan peserta didik yang berfungsi sebagai
stimulus agar mereka lebih dalam untuk mencari tahu dan memecahkan masalah mengapa peristiwa-peristiwa kontroversial tersebut terjadi. Namun
demikian, alasan pragmatisme ternyata telah menjadi permasalahan yang menyebabkan apresiasi peserta didik yang tinggi tetapi hanya sebatas di dalam
kelas. Pragmatisme itu tampak dari kecenderungan pandangan peserta didik yang menganggap sejarah tidak sesuai dengan bidang ilmu yang dicita-
citakannya, sehingga pembelajaran sejarah tidak dianggap penting.
C. Pembahasan
Pemahaman guru-guru dalam implementasi critical pedagogy secara formal dan teknis dalam pembelajaran sejarah belum terwujud secara maksimal
karena ada beberapa konsep yang masih asing untuk diimplementasikan dalam pembelajaran. Kecenderungan masih asingnya guru terhadap konsep critical
pedagogy disebabkan tradisi pendidikan di Indonesia selama ini yang masih
belum memperkenalkan critical pedagogy di kalangan guru ataupun pendidikan calon guru di perguruan tinggi. Pada dasarnya apabila guru-guru berani untuk
mengeksplorasi referensi-referensi terkait pembelajaran dan isu pendidikan mutakhir pascareformasi pemahaman yang kurang menyeluruh tersebut dapat
diatasi. Hal ini terbukti bahwa ada pula sebagian kecil guru yang memiliki pemahaman yang cukup baik terkait implementasi critical pedagogy dalam
pembelajaran, walaupun masih secara substansial dan konseptual. Pemahaman guru terhadap implementasi critical pedagogy dalam
pembelajaran sejarah kontroversial tampak bahwa secara konseptual guru telah memahami urgensi pembelajaran sejarah kontroversial dalam upaya memberikan
peluang bagi peserta didik untuk menumbuhkan kesadaran kritis. Dalam konteks pembelajaran sejarah, kesadaran kritis meliputi pula kesadaran sejarah. Kesadaran
sejarah merupakan bagian dari kesadaran kritis karena kesadaran sejarah mengubah hubungan manusia dengan realitas, mengubah serta memperluas
wilayah interaksi manusia dengan dunia, dan memperbesar kemungkinan keberhasilannya untuk mengendalikan nasib manusia Soedjatmoko, 1995: 368.