analisis yang dilakukan lebih sistematis dan sesuai dengan tujuan penelitian. Kerangka pikir juga bertujuan untuk memberikan keterpaduan dan keterkaitan
antara variabel-variabel yang diteliti, sehingga menghasilkan satu pemahaman yang utuh dan bersinambung. Namun, kerangka pikir ini tetap bersifat lentur dan
terbuka, sesuai dengan konteks yang terjadi di lapangan. Secara sederhana, kerangka pikir dalam penelitian ini digambarkan dalam skema sebagai berikut,
Gambar 1. Kerangka pikir penelitian tentang implementasi critical pedagogy dalam pembelajaran sejarah kontroversial
Dari kerangka pikir di atas dapat dijelaskan bahwa dalam pembelajaran sejarah kontroversial, guru dapat menerapkan critical pedagogy sebagai landasan
dalam pelaksanaan pendidikan. Critical pedagogy merupakan satu pendekatan pendidikan yang bertujuan untuk mewujudkan kesadaran kritis peserta didik
terhadap peristiwa pada masa lampau melalui proses pemaknaan secara komprehensif. Penerapan critical pedagogy dalam pembelajaran sejarah
kontroversial dapat dilihat dari aspek perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran atau kegiatan pembelajaran dalam kelas. Namun demikian, implementasi critical
pedagogy dalam pembelajaran sejarah kontroversial tentu terdapat bebagai
kendala yang mempengaruhi pencapaian tujuan. Selain itu, implementasi critical
pedagogy dalam pembelajaran sejarah kontrovesial juga memberikan dampak
terhadap pandangan dan apresiasi peserta didik yang berpengaruh terhadap pencapaian tujuan pembelajaran sejarah kontroversial dengan pendekatan critical
pedagogy .
1
BAB III METODE PENELITIAN
A. Lokasi dan Waktu Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SMA N Kota Semarang. SMA yang dipilih adalah SMA N 1 Semarang, SMA N 5 Semarang, dan SMA N 12 Semarang.
SMA dijadikan lokasi penelitian karena pada jenjang ini, peserta didik sudah dapat berpikir secara kritis. Pada usia SMA, Piaget dalam Baharuddin dan
Esa Nur Wahyuni, 2008: 123-124 menyatakan bahwa anak telah sampai pada tahap formal operational. Pada tahap ini anak telah mampu berpikir hipotesis-
deduktif, mengembangkan kemungkinan-kemungkinan, mengembangkan proposisi, menarik generalisasi, berpikir dengan cara yang lebih abstrak, logis,
dan idealistik Pusat Kurikulum, 2007: 12; Baharuddin dan Esa Nur Wahyuni, 2008: 123-124. Kuntowijoyo 1995: 2 menyatakan bahwa di SMA
pendidikan sejarah sudah diberikan secara kritis. Oleh karena itu, secara psikologis dan didaktis penerapan critical pedagogy dan pembelajaran sejarah
kontroversial relevan bagi peserta didik di SMA. SMA Negeri dipilih sebagai lokasi penelitian karena SMA Negeri
memiliki standar kurikulum yang telah baku daripada SMA swasta. Pemilihan Kota Semarang disebabkan alasan bahwa Semarang adalah kota besar,
sehingga akses terhadap informasi-informasi terbaru dengan mudah dapat dilakukan oleh guru, murid, dan masyarakat. Keberadaan perguruan tinggi
68
2
yang mengelola jurusan sejarah juga menjadi alasan penelitian dilakukan. Selain itu, pemilihan Kota Semarang sebagai lokasi penelitian karena
berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Abu Su’ud 2008 guru-guru di Semarang sebagian besar sudah menerapkan pembelajaran sejarah
kontroversial, sehingga penelitian tentang implementasi critical pedagogy dalam pembelajaran sejarah kontroversial dapat dilakukan. Oleh karena itu,
kajian tentang bagaimana penerapan critical pedagogy di dalam lingkungan heterogen dengan beragamnya sarana penunjang pendidikan sejarah menjadi
hal yang menarik untuk diulas.
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan selama 10 bulan sejak Oktober 2009 sampai Juli 2010. Penelitian dilakukan mulai penyusunan proposal penelitian,
pengumpulan data, analisis data, dan penyusunan laporan. Pada tahap pengumpulan data termasuk observasi awal dan pengurusan perizinan.
Tabel 2. Waktu Penelitian
Tahap Penelitian
Waktu
Okt. Nov. Des. Jan. Feb. Mar. Apr. Mei Jun Jul
Penyusunan proposal
Pengumpulan data
Analisis data Penyusunan
laporan